Friday, 16 December 2016

REVIEW JURNAL PERKEMBANGAN DROSOPHILLA




NAMA            : FEBRIANA ARUMSARI
NIM                : 150210103031
KELAS          : A

REVIEW JURNAL
PERKEMBANGAN METAMORPHOSIS LALAT BUAH (Drosophilla melanogaster) PADA MEDIA BIAKAN ALAMI SEBAGAI REFERENSI PEMBELAJARAN PADA MATAKULIAH PERKEMBANGAN HEWAN

I.                   PENDAHULUAN
Lalat buah merupakan hewan yang mengalami metamorphosis sempurna. Menurur Broto Rahajo tahun 2005, keberadaan spesies lalat buah lebih kurang 4500 spesies, hal ini disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang kecil, cepat berkembang biak, siklus hidupnya yang singkat, mudah dipelihara, dan makanannya yang mudah didapat.  lalat buah ini memiliki ciri-ciri yaitu tubuh bewarna kuning atau coklat, dan memiliki mata yang bewarna merah. Lalat buah merupakan hewan yang habitatnya kosmopolitan, artinya bisa hidup dimana saja sesuai dengan habitatnya. Menyukai bunga, dan buah yang matang. Lalat buah dewasa umumnya ditemui hidup bergerombolan pada buah-buahan yang masak yang mengandung air, sedangkan larvanya tumbuh dan berkembang pada buah yang membusuk. Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui pengaruh media biakan alami terhadap metamorphosis lalat buah (Drosophilla melanogaster).

II.                METODOLOGI PENELITIAN
Pada jurnal penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi (Unit Mikrobiolagi) Prodi Pendidikan Biologi IAIN Ar-Raniry dan pengambilan sampel media biakan lalat buah (Drosophilla melanogaster) dilakukan di pasar buah Lamnyong. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Lama waktu (hari), suhu dan kelembaban dan juga analisis kandungan nutrisi buah nanas dan papaya.
Persiapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Peneliti menggunakan perangkap buh nanas (Ananas comunis) dan papaya (Carica papaya) yang sudah masak. Lalat buah yang terperangkap kemudian dimasukan ke dalam  kandang yang masing-masing dimasukan tiga pasang lalat buah (jantan dan betina). Hasil dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengamatan Metamorphosis Lalat Buah
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan mulai dari hari peletakkan telur hingga sampai menjadi lalat buah dewasa (Imago). Peneliti melakukan pengamatan setiap 3 kali sehari yaitu pada pukul 09.00 WIB pagi, 14.00 WIB siang, dan 18.00 WIB sore dan mencatat lama waktu yang dibutuhkan sampai menjadi imago.

III.             HASIL
Pada hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ketersediaan sumber makanan dan kandungan nutrisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan populasi serangga. Waktu yang diperlukan dari larva menjadi imago dapat dilihat hasil pengamatan di Laboratorium pada Tabel 2. Peneliti menyatakan bahwa tidak semua lalat buah mengalami perkembangan secara sempurna. Pada media nanas perkembangbiakan lebih lama dibandingkan pada papaya. Menurut peneliti, perbedaan ini dipengaruhi banyak faktor seperti nutrisi, selain itu juga media terdapat jamur sehingga mempengaruhi penetasan telur.
Tahap perkembangan lalat buah pada penelitian ini morfologi lalat buah fase telur dapat dilihat pada gambar 2. Fase larva, ukuran larva instar 1 yaitu 1 mm, larva yang baru menetas dapat dilihat pada gambar 3. Larva instar 1 secara periodic berganti kulit (moulting), pada fase ini ditandai bertambahnya tubuh larva. Setelah hari ke-3 pada media papaya, larva mulai aktif dan ukuran tubuh kurang lebih 2.5 mm inilah yang disebut larva instar 2. Sedangkan pada dua kendang lain masih pada larva instar 1. Pada ke-2 media nanas sudah emasuki larva instar 1. Fase ke-4 ukuran larva sekitar 3 mm dan segmen-segmen pada tubuh mulai terlihat dan mulut tampak hitam, perubahan ini disebut larva instar 3. Akhir larva instar 3 ditandai dengan pergerakan semakin lambat dan tubuh memendek itu berarti larva memasuki fase prepupa.
Pengamatan hari berikutnya pada penelitian ini, larva instar II pada kedua kandang sampel media biakan papaya serta pada kedua kandang sampel media biakan nanas berubah menjadi larva instar III dan kemudian akhirnya berubah menjadi fase prepupa. Larva instar II ukuran tubuh lebih pendek dari pada larva instar III dan segmen tubuh pada larva instar III lebih jelas terlihat dari pada larva instar II.
Fase prepupa, pada fase ini tubuhnya mulai berubah, ukuran tubuh terlihat memendek dan berwarna putih. Menurut peneliti fase ini secara morfologi tidak nampak lagi adanya pergerakan (diam), sedangkan secara fisiologinya larva terus terjadi perkembangan.
Fase pupa, Berdasarkan hasil penelitian ini, pupa lalat buah Pada secara morfologi sudah terlihat bagian mata, sayap, dan bagian abdomen, walaupun belum begitu jelas.
Fase imago, berdasarkan penelitian, hari ke-7 pada kandang sampel media biakan papaya menunjukan fase eklosi (imago keluar dari pupa). Pada fase eklosi lalat buah terlihat menyerupai bentuk lalat buah dewasa tetapi ukurannya lebih kecil dengan sayap belum terbentang. Pada hari ke-8 berdasarkan penelitian ini, imago lalat buah sesaat sesudah keluar dari pupa belum bisa terbang, menurut peneliti imago lalat buah membutuhkan waktu ±15 menit untuk menyeimbangkan diri.
Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Penunjang Praktikum Perkembangan Hewan
      Menurut tim editing Buku Saku Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN ArRaniry di Banda Aceh 2011, bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa sebagai media pembelajaran pada matakuliah Perkembangan Hewan yang ditampilkan dalam bentuk buku saku dan dilengkapi dengan modul praktikum. Buku saku yang ditulis memuat beberapa hal sesuai dengan ketentuan.



IV.             KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, bahwa metamorphosis lalat buah dengan menggunakan media biakan alami buah nanas dan papaya berkisar antara 7-8 hari; 2) Metamorphosis lalat buah dengan media biakan alami papaya berbeda dengan media biakan nanas, perbedaannya terletak pada fase penetasan telur, dimana pada papaya membutuhkan waktu selama 1 hari, sedangkan pada nanas 2 hari; 3) Kandungan nutrisi pada buah nanas berbeda dengan buah papaya. Pada buah nanas  kadar abu dan lemak lebih tinggi, sedangkan pada buah papaya kadar air yang lebih tinggi. Hasil metamorphosis ini dapat dijadikan refrensi pembelajaran.

Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 1, No. 1, Ed. April 2013, Hal. 1-66



SEMOGA BERMANFAAT :) 

0 comments:

Post a Comment