Friday, 16 December 2016

LAPORAN JARINGAN PADA HEWAN








LAPORAN BIOLOGI DASAR
“MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN”


DISUSUN OLEH:
NAMA                   : FEBRIANA ARUMSARI
NIM                        : 150210103031




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.                    JUDUL
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN
II.                 TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jaringan-jaringan penyusun pada hewan.
III.              DASAR TEORI
A.    Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang sejenis untuk membentuk fungsi tertentu. Jaringan pada hewan dibedakan atas jaringan epitel, konektif, otot, dan saraf. (Rachmadiarti.2007:196).
1.      Jaringan epitel
            Epithelium secara anatomi merupakan, sebuah lapisan yang terdiri atas sel-sel yang dapat membantu melindungi, menutupi seluruh permukaan, seperti sisi luar dari suatu organ atau membatasi lapisan tubuh dari rongga didalam tubuh. (Rachmadiarti. 2007:196). Struktur pada  jaringan epitel yaitu sel terkemas dengan membran basal, kuboid, kolumner, skuomosa, sederhana atau bertingkat. Jaringan epitel memiliki fungsi umum yaitu, sebagai perlindungan, absorbsi, sekresi, dan membungkus pemukaan tubuh. Contoh,  membran mukosa, kelenjar. (Anggraini. 2003: 69).
Bentuk sel individu dapat berbentuk pipih (squomaso), kubus (epitel kuboidal), dan kolumnar (epitel kolumnar). (Rachmadiarti. 2007: 197).
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel terdiri atas:
-          Epitel pipih selapis (epitel squamosa biasa). Epitel ini terdiri atas sel-sel yang sangat gepeng dan tipis yang tepinya tidak teratur, saling berhimpitan membentuk suatu lembaran yang sempurna. (Tambajong,1995:9)
-          Epitel kubus selapis. Epitel ini disebut demikian karena pada potongan tegak lurus terhadap permukaan, setiap sel tampak seperti kotak atau kubus. (Tambajong,1995:9).
-          Epitel kolumner (memanjang). Bentuk epitel ini kolumner (memanjang) dengan inti lonjong tegak dalam sel di bagian basal.
2.      Jaringan ikat (konektif)
            Jaringan konektif mampu menyokong dan merupakan bagian yang dapat menunjang tubuh secara bersama, terdiri dari fibrosa dan jarigan elastik, jaringan adiposa atau lemak, tulang rawan, dan tulang keras. (Rachmadiarti.2007:197).
Jaringan ini memiliki struktur sedikit sel, menyekresi matriks ekstrasel dengan serat. Jaringan ini berfungsi menghubungkan dan menujang jaringan lain. (Anggraini. 2003: 69).
Tipe jaringan ikat sejati, subdivisi utama dalam penggolongan jaringan ikat ditentukan banyaknya serat. Jaringan serat yang ditandai susunan seratnya yang jarnag-jarang dikatakan sebagai  jaringan ikat longgar. Pada  jaringa ikat padat  terdapat banyak serat yang berhimpitan. (Tambajong. 1995: 21).
Tulang rawan merupakan jaringan ikat penahan berat yang relatif padat, tetapi tidak sekuat tulang. (Kalangi.2014:17).
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen berbentuk yaitu sel-sel darah, dan trombosit dan suatu substansi intersel cair, yaitu plasma darah. (Tambajong,1995:37)
3.      Jaringan otot
            Jaringan otot membantu saat kontraksi dan relaksasi. Terdiri atas jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung. (Rachmadiarti. 2007: 198).
Struktur jaringan otot, sel panjang dengan mikrofilamen akti dan miosin. Fungsi jaringan ini sebagai perlindungan, absorbsi, sekresi, dan membungkus permukaan tubuh. Contoh membran mukosa, jaringan. (Anggraini.2003:69).
Jaringan otot terdiri dari otot bergaris (otot lurik) yang sifatnya bekerja dibawah kemauan kita, tersusun dari sel-sel otot bergaris, umumnya melekat pada skelet (tulang). Otot polos (Smooth Muscle) sifatnya bekerja diluar kemauan kita, otot ini dapat didalam organ-organ yang berbentuk saluran (usus, pembuluh darah, organ vicena, dan lain-lain), bentuknya polos dan jauh lebih halus dan kecil dibanding dengan otot bergaris. Otot jantung (Cardiac Muscle), sifat kerjanya diluar kemauan kita (Alkatiri,1996:62).
4.      Jaringan saraf (komunikasi)
            Pada dasarnya, sistem saraf menghimpun  rangsangan dari lingkungan, mengubah rangsangan-rangsangan demikian menjadi impuls saraf dan meneruskan impuls ini kesuatu daerah  penerimaan dan korelasi  yang terorganisasi baik, dan disini impuls-impuls ditafsirkan, dan seterusnya disusun ke organ-organ efekto untuk memberikan jawaban (respon) yang tepat. (Tambajong.1995:56). Sel yang mengkhususkan diri untuk penerimaan dan transmisi rangsangan disebut neuron. Satu neuron terdiri atas badan sel yang membesar secara khas dan mempunyai nukleus dan dua penjuluran sitoplasma atau lebih serabut saraf. (Rachmadiarti.2007:201).
Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa diantaranya dapat mencapai semeter panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron melalui akson-nya dan menuju badan sel neuron melalui salah satu dendrit-nya (Fried, 1999:42).

IV.               METODE PERCOBAAN
1.      Alat dan bahan
a.       Alat
Mikroskop
b.      Bahan
Berupa preparat awetan jaringan epitelium, ikat, otot, dan saraf
2.     
Menggambar danmemeri keterangan pada bagian-bagian dari preparat yang dilihat
Langkah kerja
Memperhatikan struktur atau bentu selnya
Meminta petunjuk pada pembimbing
 






V.                HASIL PENGAMATAN
a.       Jaringan epitelium
Pipih berlapis 10x10
Keterangan:

        Membran basalis


  lumen

Epitel kolumner pada usus halus 10x10
Keterangan:





         Inti sel


      Lumen


       Sitoplasma

       Membran basalis
Epitel kubus pada ginjal 10x10
Keteragan:


      Inti sel


           sitoplasma


         Membran basalis

         Lumen

b.      Jaringan ikat
Jaringan rawan hyalin 10x10
Keterangan:


     kondroblast



     kondrosit
Jaringan ikat padat teratur 10x10
Keterangan:


     fibroblas


          serabut elastin


         serabut kolagen
Jaringan tulang kompak 10x10
Keterangan:

        Sistem harvest



kanalikuli


ostiosit

c.       Jaringan otot
Otot polos 4x10
Keterangan:

        Membran


          sitoplasma

inti sel
Rangka pada esofagus 40x10
Keterangan:


       sitoplasma


inti sel


membran sel
Jaringan otot jantung 4x10
Keterangan:

      inti




membran


sitoplasma

d.      Jaringan saraf
Otak
Keteragan:

         Inti sel

Zat putih


Membran sel

Ujung saraf
VI.              PEMBAHASAN
Jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang sejenis untuk membentuk fungsi tertentu. Jaringan pada hewan dibedakan atas jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
      Jaringan epitel, jaringan epitel mempunyai susunan sel rapat sehingga tidak ada ruang antar sel. Ciri-ciri dari jaringan epitel yaitu sel-selnya tersusun rapat, tidak mengandung pembuluh darah tetapi mengandung ujung saraf. Macam-macam dari jaringan epitelium berdasarkan bentuk dan susunannya yaitu, epitelium pipih selapis yang terdiri atas satu lapis sel yang berbentuk pipih, contoh: epitelium pembuluh darah, epitelium pembuluh limfa, dan dinding alveolus paru-paru. Epitelium pipih berlapis terdiri atas banyak lapis sel  yang berbentuk pipih, contoh: epidermis kulit telapak kaki, epitelium yang melapisi rongga mulut, esofagus dan rongga hidung. Epitelium kubus selapis terdiri dari selapis sel yang berbentuk kubus. Epitelium kubus selapis ini terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringan, dan saluran padat ginjal. Epitelium kubus berlapis terdiri atas banyak lapis sel berbentuk kubus, ada yang bersilia dan ada yang tidak, contoh: epitelium pada kelenjar keringat dan kelenjar ludah. Epitelium silindris selapis terdiri atas satu lapis sel berbentuk silindris dan terdapat pada oviduk dan uterus. Epitelium silindris berlapis banyak terdiri atas banyak lapis sel berbentuk silindris dan biasanya terdapat pada saluran sperma. Epitelium silindris berlapis semu terdiri atas satu lapis sel silindris dengan ketinggian sel yang tidak sama. Epiteluium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang bentuk sel-selnya dapat berubah-ubah. Epitelium kelenjar adalah epitelium yang terdapat pada kelenjar, contoh: pada kelejar tiroid.
      Jaringan ikat, jaringan ikat berfungsi memperkuat tubuh, mengisi tubuh, atau menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Jaringan ini mampu menyokong dan merupakan bagian yang dapat menunjang tubuh secara bersama, terdiri dari fibrosa dan jaringan elastik, jaringan adiposa atau lemak, tulang rawan, dan tulang keras. Ciri-ciri dari jaringan ikat yaitu letak sel-selnya berjauhan, memiliki komponen interseluler yang disebut matrik. Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matrik yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan sel darah putih. Berdasarkan strukturnya jaringan ikat dibedakan menjadi, jaringan ikat longgar yang memiliki banyak substansi dasar. Yang memiliki ciri utama yaitu susunan serat-seratnya longgar. Fungsi dari jaringan ikat longgar adalah memberi bentuk organ dalam, menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain. Jaringan ikat padat dicirikan dengan susunan serat-seratnya yang padat, jaringan ini hanya memiliki sedikit bahan dasar dan sedikit sel jaringan ikat. Jaringan lemak terdiri atas sel-sel lemak yang umumnya mempunyai sebuah rongga besar yang berisi tetes-tetes lemak. Jaringan ikat lemak berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik serta sebagai penimbun cadangan lemak. Jaringan ikat rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matrik elastis dan mengandung mineral. Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang terdiri atas sel pembentuk tulang, sel tulang dewasa, dan sel perombak tulang.  Jaringan darah tersusun atas bagian yang berupa cairan (plasma darah) dan sel darah. Jaringan darah terdiri atas elemen yang berbentuk yaitu sel-sel darah, trombosit dan suatu substansi intersel cair, yaitu plasma darah.
      Jaringan otot, jaringan ini memiliki fungsi terutama untuk pergerakan, karena sel-selnya dapat berkontraksi. Kemampuan kontraksi ini adalah karakteristik sel panjang yang dapat di rangsang, yang menyusun jaringan otot. Kontraksi adalah satu-satunya kerja otot. Ada tiga jenis jaringan otot yang berbeda struktur dan fungsi, yaitu otot rangka, otot jantung, otot polos. Otot rangka pada umumnya bekerja dibawah kesadaran kita. Tersusun dari sel-sel otot bergaris, umumnya melekat pada skelet (tulang). Otot rangka disebut juga otot lurik, karena tampilan bergaris-garis dibawah mikroskop cahaya. Otot jantung, pada dasarnya juga bergaris-garis, tetapi tidak seperti otot rangka, sel-selnya bercabang. Otot ini bekerja diluar kemauan kita, sel otot jantung tidak memerlukan perangsangan oleh saraf, tetapi dpat membangkitkan sendiri potensial aksinya. Otot polos pada umumnya beertanggung jawab untuk gerakan diluar kemauan kita. Otot ini dapat ditemuakan didinding saluran pencernaan , kandung kemih, arteri, dan organ dalam lainnya. Selnya mempunyai bentuk gelendong.
      Jaringan saraf terdiri atas dua sel, yaitu neuron (sel saraf), neuroglia (penunjang neuron). Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai pembawa dan pengirim sinyal. Sedangkan neuroglia merupakan sel yang menunjang kerja neuron. Neuron terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
Dendrit adalah penjuluran bercabang-cabang dari badan sel yang berfungsi untuk menerima sinyal untuk diteruskan ke badan sel saraf. Badan sel merupakan bagian utama neuron yang melindungi inti. Akson adalah penjuluran memanjang dari badan sel yang berfungsi untuk meneruskan sinyal-sinyal dari badan sel  ke neuron yang lain atau efektor. Neuroglia berfungsi menyokong, merawat dan melindungi neuron. Macamnya ada dua diantaranya adalah sel Schwan yaitu yang membungkus akson pada sistem saraf pusat tepi, dan sel oligodendrosit yang juga membungkus akson, tetapi pada sistem saraf pusat. Kedua sel tersebut menghasilkan selubung myelin. Meylin berfungsi seperti selubung isolator pada akson. Myelin tidak membungkus seluruh akson. Nodus Ranvier  merupakan bagian akson yang terbuka.
Sel saraf dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, sel saraf motorik, sel saraf sensorik, dan sel saraf penghubung.
Sel saraf motorik, sel saraf ini bertugas menghantarkan rangsagan dari pusat susunan saraf kebagian efektor, dimana bagian efektor ini berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian otot menerima rangsangan maka selanjutnya akan melakukan respon terhadap tubuh.
Sel saraf sensorik, bertugas menghantarkan rangsangan dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Sel saraf penghubung, bertugas menghubungkan antara saraf sensorok dan motorik. Hubungan antara saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinap. Adapun mekanisme jalannya saraf, yaitu
Saraf pada gerak sadar, terjadi karena proses yang disadari. Impuls pada gerak ini, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, di bawa ke otak.
Skema:
Rangsang – reseptor – neuron sensorik – otak – neuron motorik  -efektor.
Saraf pada gerak tak sadar, yaitu gerak yang terjadi tanpa dipengaruhu kehendak . gerak reflek berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan. Skema gerak reflek:
Rangsang – reseptor – neuron sensorik – reseptor – konektor (otak/sumsum tulang belakang) – neuron motorik – efektor.
      Dari pengamatan yang kami lakukan pada jaringan epitel pipih berlapis , dengan menggunakan perbesaran 100x, jaringan epitel ini dapat terlihat mempunyai membran basalist dan lumen. Dalam pengamatan ini, juga terlihat susunannya yang tidak tetap atau berubah-ubah dan juga susunannya sangat rapat, sehingga tidak memungkinkan ruang antar sel.membran basalist yaitu membran yang berada didasar sebuah sel. Mebran basalis berfungsi sebagai tempat melekatnya sel.  Lumen yaitu ruang atau rongga yang berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri .
pengamatan selanjutnya kami mengamati preparat awetan jaringan epitel kolumner pada usus. Dengan menggunakan perbesaran 100x  jaringa epitel ini dapat terlihat mempunyai membran basalist, inti sel, sitoplasma, dan lumen. Inti sel ini berfungi mengatur segala aktifitas sel, dan pada tubuh kita biasanya berfungsi untuk sintesis protein. Sitoplasma, yaitu cairan sel yang berfungsi tempat pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein dan nukelotida
Pengamatan selanjutnya, dengan menggunakan preparat awetan jaringan epitel kubus pada ginjal, dengan menggunakan perbesaran 100x jaringan epitel dapat terlihat jelas yang mempunyai sitoplasma, inti sel, dan membran basalist.
Selanjutnya, kami melakukan pengamatan pada jaringan ikat. Pada pengamatan jaringan ikat ini kami mengamati jaringan rawan hyalin, dengan menggunakan perbesaran 100x jaringan ini dapat terlihat bagian-bagian jaringannya seperti kondroblast dan kondrosit. Kondrosit yaitu berbentuk bundar dengan sebuah nukleus. Selain itu juga terdapat kondroblas yang merupakan bakal sel kartilago.
Pengamatan selanjutnya, kami menggunakan preparat awetan jaringan ikat teratur, dengan menggunakan perbesaran 100x kami dapat melihat bagian-bagian yang terdapat pada jaringan ini, kami dapat melihat tibroblas, serabut elastin, dan serabut kolagen. seperti fibroblas, yaitu sel yang berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein. Selain itu juga terdapat serabut elastin yang memiliki sifat yang sangat elastis, bentuknya panjang. Selain itu juga terdapat serat kolagen. Serat ini bersifat tidak elastis,sangat kuat dan mudah robek,serat ini berfungsi untuk mengubungkan otot dan tulang.
Pengamatan selanjutnya, kami mengamati jaringan ikat dengan menggunakan preparat awetan jaringan tulang kompak. Pada pengamatan ini dengan perbesaran 100x, tampak sistem harves, yaitu merupakan kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang membentuk suatu sistem. Pada sistem harves ini tampak ostiosit yaitu komponen sel utama dalam jaringan tulang. Osteosit berfungsi untuk mempertahankan massa tulang, dan juga untuk bertindak sebagai pusat komando dari tulang ketika keadaan stres Selain itu juga terdapat kanalikuli yaitu saluran kecil yang menghubungkan lakuna dan mempunyai fungsi sebagai saluran yang dilalui nutrisi ke osteosit.
Selanjutnya, kami melakukan pengamatan  jaringan otot. Dalam pengamatan ini kami menggunakan preparat awetan otot polos. Dengan menggunakan perbesaran 40x kami dapat meliahat bentuk dan struktur otot polos. Otot polos berbenuk gelendong-gelendong. Struktur otot polos pada pengamatan ini terlihat membran sel, inti sel, dan sitoplasma. Inti sel yang berfungsi sebagai sintesis protein, membran sel yang berfungsi sebagai pelindung sel, dan juga sitoplasma yaitu cairan sel.
Pengamatan selanjutnya, kami menggunakan preparat awetan otot rangka pada esofagus.  Dengan menggunakan perbesaran 400x dapat terlihat bentuk dan strukturnya. Dari pengamatan kami, terlihat bentuk dari otot rangka ini yaitu bergaris-garis. Adapun strutur yang terlihat yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma. inti sel yang berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh kegiatan sel dan untuk sintesis protein. Selain itu juga terdapat membran sel yang berfungsi sebagai pelindung sel, sebagai reseptor dan juga sebagai sekat pembatas antara isi sel dan lingkungan luar sel. Dan juga terdapat sitoplasma yaitu merupakan cairan sel yang berfungsi sebagai tempat pembentukan energi, sintes asam lemak, asam amino, protein, dan nukelotida.
Pada pengamatan selanjutnya, kami mengamati preparat awetan jaringan otot jantung. Dengan menggunakan perbesaran 40x kami dapat melihat bentuk dan struktur pada jaringan otot jantung. Bentuk jaringang ini hampir sama dengan otot rangka, yaitu bergaris-garis. Tetapi untuk otot jantung ini strukturnya bercabang adapun struktur yang kami lihat yaitu terdapat inti, membran, dan sitoplasma. Inti sel yang berfungsi untuk mensintesis protein, sitoplasma yaitu cairan sel, dan juga terdapat membaran sel yang berfungsi sebagai pelindung sel.
Pada pengamatan terakhir, kami mengamati jaringan saraf preparat awetannya kami menggunakan jaringan saraf otak. Dengan perbesaran 100x, kami dapat melihat bagian-bagian jarigan ini, kami melihat terdapat inti sel, ujung saraf, zat putih, dan membran sel. Inti sel yang berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh kegiatan sel, membran sel yang berfungsi sebagai pelindung sel dan juga terdapat zat putih dan juga ujung sel.

VII.           PENUTUP
Kesimpulan:
Jaringan yaitu sekumpulan dari beberapa sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan pada hewan dibedakan atas jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Didalam jaringan epitel, sel-selnya tersusun rapat karena fungsinya sebagai pelindung sehingga tidak ada ruang antar sel.
Pada jaringan ikat, dibagi menjadi dua, yaitu jaringan ikat padat fungsinya lebih kearah mempertahankan bentuk. Sedangkan jaringan ikat longgar fungsinya yaitu mengikat bagian-bagian tubuh agar bersatu dan sekaligus memungkinkan gerakan diantara mereka. Pada jaringan otot,  jaringan ini memiliki fungsi terutama untuk pergerakan, karena sel-selnya dapat berkontraksi.
Saran:
-       Diharapkan para praktikan lebih teliti dalam melakukan penelitian.
-       Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.
-       Diharapkan para praktikan, setelah melakukan praktikum dapat memahami tujuan dari praktikum.
-       Membuat laporan laboratorium ini sebagai sarana untuk mendorong praktikan untuk berpikir aktif dan kreatif dalam kegiatan praktikum.









DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Dewi. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates
Fried, George H @ Hademenos, George J. 1999. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Kalangi Sony J.R.2014. TINJAUAN HISTOLOGIK TULANG
       RAWAN. Jurnal Biomedik. 6:S17-26. Manado.
Rachmadiarti Fida. 2007. Biologi Umum. Surabaya: University press.
Tambajong Jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

 SEMOGA BERMANFAAT :)





















Lampiran:
Jaringan ikat padat teratur
Jaringan rawan hyalin
Epitelium kubus pada gijal
Epitel kolumner pada usus halus
Epitelium pipih berlapis
   


Jaringan tulang kompak
   


Jaringan otot jantung
Jaringan otot rangka pada esofagus
Jaringan otot polos
   


Jaringan saraf otak
 
 
z









 

0 comments:

Post a Comment