Friday, 16 December 2016

LAPORAN PENGUKURAN SUHU PADA MANUSIA








LAPORAN BIOLOGI DASAR
“PENGUKURAN SUHU PADA MANUSIA”



DISUSUN OLEH:
NAMA                   : FEBRIANA ARUMSARI
NIM                        : 150210103031



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015




I.                    JUDUL
Pengukuran Suhu Manusia
II.                 TUJUAN
Untuk Mengetahui Suhu Badan Makhluk Hidup Homoithernal
III.              DASAR TEORI
Hewan homeotermal, hewan yang suhu tubuhnya dipertahankan pada tingkat yang konstantanpa terganggu pada suhu disekitarnya. Burung dan mamalia termasuk manusia tergolong kedalam kategori ini. Mereka juga disebut sebgai makhluk yang berdarah panas. Hewan poikilotermal, hewan yang suhu tubuhnya tidak konstan. Suhu tubuh hewan ini bervariasi menurut suhu lingkungannya. Amfibi dan reptiltermasuk hewan poikiotermal. Hewan-hewan ini dinamakan hewan berdarah dingin. (Hartono. 2013: 387)
Suhu tubuh konstan penting untuk aktivitas enzimatik normal. Enzim sampai 37,80C (970-1000 Fahrenheit). Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain irama diurnal, jenis kelamin, dan usia individu. Determinan suhu tubuh adalah keseimbangan antara produksi panas dan penegluaran panas. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh mekanisme homeostatik. (Veldman.2003: 311).
Suhu tubuh yang normal  pada manusia adalah 37 c. (98,6 f) ketika diukur dengan meletakkan termometer klinik didalam mulut(oral) . suhu ini bervariasi antara 35,80C, 37,30C (96,40F dan 99,10F). (Hartono. 2013: 387)
Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal akibat stres fisiologis seperti reaksi alergi, trauma jaringan, dehidrasi, lesi SSP, atau inveksi bakteri atau virus. Demam termasuk pertahanan nonspesik terhadap infeksi. (Veldman.2003: 315).
Medulla adrenal: dingin meningkatkan sekresi adrenalin, yang merangsang metabolisme dan dengan demikian meningkatkan produksi panas.
Kelenjar tiroid: dingin meningkatkan sekresi tiroksin, degan meningkatkan metaboisme dan produksi panas. (Gibson,. 2002: 238- 239).
Termoregulasi bergantung pada kemampuan hewan untuk mengontrol pertukaran panas dengan lingkungannya. Salah satu adaptasi termoregulasi utama mamalia dan burung adalah insulasi, yang mengurangi aliran panas antara hewan dan lingkungan. Sumber-sumber insulasi mencakup rambut , bulu, dan lapisan lemak yang dibentuk oleh jaringan adipose. Sistem sirkulasi menjadi rute utama aliran panas antara tubuh bagian interior dan ekseterior. (Campbell, 2008: 16-17).
Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar dari pada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan temperatur dan temperatur tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan temperatur tubuh menurun. (Guyton.1997:141).
Pembentukan panas memiliki dua komponen:  produksi panas internal, yang mencakup panas dr metabolisme normal dan panas yang dikeluarkan selama kontraksi otot, dan masukan panas eksternal dari lingkungan baik melalui radiasi atau konduksi. (Oktavius. 2013:792).
Panas ditingkatkan dengan dihasilkan dalam tubuh dan diambil dari lingkungan. Produksi panas dihasilkan oleh semua aktivitas metabolik
tubuh. Menggigil adalah jalan lain untuk menghasilkan panas. Panas dari lingkung, tubuh mengambil panaas dari benda-benda yang lebih panas dar tubuh: radiasi langsung dari matahari, makanan panas,minuman panas, mandi air panas, udara panas pada iklim panas, tanah yang panas yang bersentuhan langsung dengan tubuh. (Gibson.2002:236)
Hipertermia (panas berlebihan) terjadi bila suhu udara lebih besar dari pada suhu kulit dan bila terjadi kegagalan total mekanisme pengintrol panas. Hipotermia adalah penurunan suhu yang berebihan. Terjadi bila seseorang terpajan pada suhu yang sangat dingin, pakaian yang tidak adekuatatau menderita defisiensi sekresi hormon tiroid. (Gibson.2001:240).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh adalah, kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatik, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, demam (peradangan), status gizi, aktivitas, gangguang orgn dan lingkungan yang ada pada sekitar lingkungan(Guyton. 1997 : 138).

IV.              METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Termometer klinis
b.      Handuk atau lap bersih
2.      Bahan
a.       Kapas steril
b.      Alkohol 70%
c.       Air es

4.1   Cara kerja
a.       Pengukuran suhu dibawah ketiak
Menyiapkan alat dan bahan

Memasukkan termometer di bawah ketiak yangsebelumnya telah dikeringkat dari keringat dengan handuk/ lap bersih

Melihat hasil yang tertera pada termometer, dan catat hasil pengamatan

Menunggu selama 10  menit

Menyetel termometer pada suhu normal kurang lebih 350C

 









b.     
Masukkan termometer kedalam mulut dibawah lidah


Menyetel termometer pada suhu normal kurang lebih 350C



pengukuran suhu dibawah lidah



Menunggu selama 10 menit


                                                                                                                                      
Melihat hasil yang tertera pada termometer, dan catat hasil pengamatan



 



c.       Pengukuran suhu dengan menghirup udara
Tanpa menurunkan air raksa pada termometer

Menunggu pengukuran selama 5 menit dan 10 menit


Mencatat hasil pembacaan suhu pada waktu 5 menit dan 10 menit

Memasukkan termometer pada mulut dan bernafas melalui mulut

 






d.      Pengukuran pada mulut setelah berkumur dengan air es
Probandus berkumur dengan air es

Memasukkan termometer pada mulut sambil bernafas

mem

Mencatat hasil pembacaan suhu pada waktu 5 menit dan 10 menit

Menunggu selama 5 dan 10 menit

Tanpa menurunkan air raksa pada termometer

 









V.                HASIL PENGAMATAN
Nama probandus
Jenis kelamin (P/L)
BB (kg)
TB (cm)
Usia (th)
oral
aksilar
awal
bernafas
es
Erna Kristiana Dewi
P
40,5 kg
163 cm
17 tahun
36,70C
36,30C
35,40C
35,80C
Muhammad Nailul Abror
L
47 kg
170 cm
19 tahun
37,10C
36,60C
34,10C
36,30C
Yahya Frans R.
L
51 kg
171 cm
18 tahun
36,20C
33,80C
32,80C
35,40C
Yolanda Leony A.
P
47,5 kg
155 cm
17 tahun
370C
36,30C
35,50C
35,90C
Deny Satrya N
L
52,2 kg
171 cm
18 tahun
37,50C
37,40C
36,30C
36,70C
Icananda Fransiska
P
85 kg
150 cm
19 tahun
370C
36,20C
35,20C
36,30C
Keterangan:
BB: Berat Badan
TB: Tinggi Badan





Gambar Hasil Pengamatan
Kel.
Nama Probandus
Oral
Aksilar
Awal
Es
Nafas
1
Icananda Fransiska
2
M. Nailul Abror
3
Yolanda Leony
4
Yahya Frans R.
5
Erna Kristiana Dewi
6
Denny Satrya




VI.              PEMBAHASAN
Ada berbagai macam makhluk hidup dalam kehidupan didunia in seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Makhluk hidup juga memerlukan adanya proses metabolisme untuk kehidupannya. Seperti contohnya hewan dan manusia, dalam aktifitas hidupnya pasti memiliki suhu tubuh untuk mengatur supaya dapat bertahan hidup. Pengaturan suhu tubuh makhluk hidup dibedakan menurut mekanisme pengaturan suhu dalam tubuh makhluk itu sendiri, yaitu makhluk homoiothermal dan makhluk polikilothermal.
Makhluk homoiterm, juga disebut dengan makhluk berdarah panas hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil samping dari metabolisme jaringan. Suhu tubuh hewan ini relatif konstan, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan disekitarnya. Hal ini karena darah bersih dan darah kotor pada hewan ini sudah tidak bercampur lagi karena katup pada jantungnya sudah sempurna. Hewan yang tergolong homoiterm ini yaitu, Aves dan Mamalia.
Poikiloterm adalah sama dengan pengertian hewan berdarah dingin. Arti kata poikiloterm adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan di sekitarnya. Suhu tubuh hewan poikiloterm dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan poikiloterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Suhu tubuh hewan ini berubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Hewan ini akan aktif bila suhu lingkungan panas dan akan pasif (berdiam di suatu tempat) bila suhu lingkungan rendah. Hal yang menyebabkan hewan tersebut tidak dapat menghasilkan panas yang cukup untuk tubuhnya adalah karena darah dari hewan poikiloterm ini biasanya bercampur antara darah bersih dan darah kotor. Ini disebabkan karena belum sempurnanya katup pada jantung hewan tersebut. Hewan yang tergolong poikiloterm antara lain : pisces, amphibi, reptilia.
Setelah mengetahui tentang beberapa penjelasan mengenai makhluk yang tergolong homoiothermal dan polikilothermal dan serta bagaimana mekanisme pengeturan suhunya. Setelah itu kita akan merujuk pada penjelaskan mengenai tujuan diadakannya praktikum pada saat ini, yaitu untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal. Untuk mengetahuinya kita akan melakukan percobaan dengan mengukur suhu tubuh probandus untuk membuktikan kebenaran pengaturan suhu pada makhluk homoiothermal.
       Pada percobaan kali ini mengenai pengukuran suhu manusia. Dalam pengukuran suhu badan, termometer dengen berbagai perlakuan, diletakkan pada bagian aksilar (ketiak) dan oral (mulut) karena pengukuran akan lebih praktis dan estetis Dalam praktikum kali ini, berupa pengamatan terhadap suhu tubuh makhluk homoitermal.
Percobaan ini melibatkan probandus yang diwakili dari masing-masing kelompok. Pada percobaan ini ada empat percobaan yang dilakukan diantaranya pengukuran suhu manusia dengan meletakkan termometer ke mulut tepatnya di dalam mulut bagian bawah lidah. Selanjutnya melakukan pecobaan seperti tadi tetapi sambil bernafas ( menghembuskan dan menghirup udara ).  Yang ketiga probandus berkumur dengan air es terlebih dahulu lalu mengukur suhunya dengan termometer dengan cara memasukkannya ke dalam mulut probandus. Yang keempat yaitu dengan meletakkan termometer pada ketiak probandus lalu melihat suhunya saat menit ke 10. Percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan termometer klinis digital dimana cara pembacaan skalanya hanya melihat angka digital pada layar termometer.
       Percobaan pertama, dengan probandus Erna Kristiana Dewi, dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 40,5 kg, tinggi badan 163 cm, dan berusia 17 tahun. Pada percobaan yang pertama yaitu mengukur suhu pada mulut dilakukan pengukuran suhu dimulut dalam posisi ujung termometer di letakkan dibawah lidah, dan menutup mulut. Dalam percobaan ini, pada pengamatan pertama di dapatkan hasil bahwa suhu awal (diletakkan dibawah lidah) bersuhu 36,70C. Pada percobaan kedua mengukur suhu tubuh dengan meletakkan termometer dalam mulut dengan menghembuskan udara dan menghirup udara, yang sebelumnya temperatur pada termometer telah diatur dengan suhu normal, dari pengamatan ke dua di peroleh hasil bahwa suhu ke dua ini bersuhu 36,30C. Pada pengamatan ke tiga, dengan meletakkan termometer pada mulut, tetapi sebelumnya mulut berkumur dengan air es selama 1 menit, tanpa mengubah temperatur pada termometer. Diperoleh hasil pengamatan yaitu diperoleh suhu 35,40C. Dan penamatan terakhir yaitu dengan perlakuan ujung termometer di selipkan di ketiak, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan lap beris atau handuk. Dalam penamatan ini diperoleh hasil suhunya yaitu 35,80C.
       Percobaan kedua, dengan probandus Muhammad Nailul Abror. Jenis kelamin laki-laki, berat badan 47 kg, tinggi badan 170 cm, dan berusia 19 tahun. Percobaan pertama dilakukan pengukuran suhu pada mulut, dalam posisi ujung termometer di letakkan dibawah lidah, dan menutup mulut. Dalam percobaan ini, pada pengamatan pertama di dapatkan hasil bahwa suhu awal bersuhu 37,10C. Pada pengamatan ke dua, melakukan pengukuran dengan bernafas, yang sebelumnya temperatur pada termometer telah diatur dengan suhu normal, dari pengamatan ke dua di peroleh hasil bahwa suhu ke dua ini bersuhu 36,60C. Pada pengamatan ke tiga, dengan perlakuan berkumur selama 1 menit dengan air es, tanpa mengubah temperatur pada termometer. Diperoleh hasil pengamatan yaitu diperoleh suhu 34,10C. Dan penamatan terakhir yaitu dengan perlakuan ujung termometer di selipkan di ketiak, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan lap beris atau handuk. Dalam penamatan ini diperoleh hasil suhunya yaitu 36,30.       
       Percobaan ketiga, dengan probandus Yahya Frans R., jenis kelamin laki-laki, berat badan 51 kg, tinggi badan 171 cm, dan berumur 18 tahun. Pengamatan pertama dilakukan pengukuran suhu pada mulut, dalam posisi ujung termometer di letakkan dibawah lidah, dan menutup mulut. Dalam percobaan ini, pada pengamatan pertama di dapatkan hasil bahwa suhu awal bersuhu 36,20C. Pada pengamatan ke dua, melakukan pengukuran dengan bernafas, yang sebelumnya temperatur pada termometer telah diatur dengan suhu normal, dari pengamatan ke dua di peroleh hasil bahwa suhu ke dua ini bersuhu 33,80C. Pada pengamatan ke tiga, dengan perlakuan berkumur selama 1 menit dengan air es, tanpa mengubah temperatur pada termometer. Diperoleh hasil pengamatan yaitu diperoleh suhu 32,80C. Dan penamatan terakhir yaitu dengan perlakuan ujung termometer di selipkan di ketiak, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan lap beris atau handuk. Dalam penamatan ini diperoleh hasil suhunya yaitu 35,40C.
       Percobaan keempat, dengan probandus Yolanda Leony A., jenis kelamin perempuan, berat badan 47,5 kg, tinggi badan 155 cm, dan berumur 17 tahun. Pengamatan pertama dilakukan pengukuran suhu pada mulut, dalam posisi ujung termometer di letakkan dibawah lidah, dan menutup mulut. Dalam percobaan ini, pada pengamatan pertama di dapatkan hasil bahwa suhu awal bersuhu 370C. Pada pengamatan ke dua, melakukan pengukuran dengan bernafas, yang sebelumnya temperatur pada termometer telah diatur dengan suhu normal, dari pengamatan ke dua di peroleh hasil bahwa suhu ke dua ini bersuhu 36,30C. Pada pengamatan ke tiga, dengan perlakuan berkumur selama 1 menit dengan air es, tanpa mengubah temperatur pada termometer. Diperoleh hasil pengamatan yaitu diperoleh suhu 35,50C. Dan penamatan terakhir yaitu dengan perlakuan ujung termometer di selipkan di ketiak, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan lap beris atau handuk. Dalam penamatan ini diperoleh hasil suhunya yaitu 35,90C.
       Percobaan kelima, dengan probandus Deny Satrya Nugraha, jenis kelamin laki-laki, berat badan 52,2 kg, tinggi badan 171 cm, dan berumur 18 tahun. Pengamatan pertama dilakukan pengukuran suhu pada mulut, dalam posisi ujung termometer di letakkan dibawah lidah, dan menutup mulut. Dalam percobaan ini, pada pengamatan pertama diperoleh hasil bahwa suhu awal bersuhu 37,50C. Pada pengamatan ke dua, melakukan pengukuran dengan bernafas, yang sebelumnya temperatur pada termometer telah diatur dengan suhu normal, dari pengamatan ke dua di peroleh hasil bahwa suhu ke dua ini bersuhu 37,40C. Pada pengamatan ke tiga, dengan perlakuan berkumur selama 1 menit dengan air es, tanpa mengubah temperatur pada termometer. Diperoleh hasil pengamatan yaitu diperoleh suhu 36,30C. Dan penamatan terakhir yaitu dengan perlakuan ujung termometer di selipkan di ketiak, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan lap beris atau handuk. Dalam penamatan ini diperoleh hasil suhunya yaitu 36,70C.
       Percobaan keenam, dengan probandus Icananda Fransiska, jenis kelamin perempuan, berat badan 85 kg, tinggi badan 150 cm, dan berumur 19 tahun. Pengamatan pertama dilakukan pengukuran suhu pada mulut, dalam posisi ujung termometer di letakkan dibawah lidah, dan menutup mulut. Dalam percobaan ini, pada pengamatan pertama diperoleh hasil bahwa suhu awal bersuhu 370C. Pada pengamatan ke dua, melakukan pengukuran dengan bernafas, yang sebelumnya temperatur pada termometer telah diatur dengan suhu normal, dari pengamatan ke dua di peroleh hasil bahwa suhu ke dua ini bersuhu 36,20C. Pada pengamatan ke tiga, dengan perlakuan berkumur selama 1 menit dengan air es, tanpa mengubah temperatur pada termometer. Diperoleh hasil pengamatan yaitu diperoleh suhu 35,20C. Dan pengamatan terakhir yaitu dengan perlakuan ujung termometer di selipkan di ketiak, yang sebelumnya sudah di bersihkan dengan lap beris atau handuk. Dalam penamatan ini diperoleh hasil suhunya yaitu 36,30C.
       Sesuai dengan literatur (dasar teori) yang menyatakan bahwa suhu normal makhluk homoithermal adalah berkisar antara 36-37oC. Didalam percobaan terjadi kenaikan dan penurunan suhu. Hal ini dapat menunjukkan bahwa penukuran suhu tubuh melalui mulut tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, karena termometer diletakkan dibawah lidah dan mulut tertutup rapat. Dan pada saat perlakuan dengan menghirup udara, juga terpengaruhi oleh suhu lingkungan sekitar, juga dengan perlakuan dengan meminum air es selama 1 menit juga mempengaruhi temperatur atau suhu yang diperoleh. Pada perlakuan di ketiak ini hampir sama menunjukkan suhu normal makhluk homoioterm. Dalam pengukuran dengan perlakuan diselipkan di ketiak tidak dipengaruhioleh suhu lingkungan sekitar, karena letaknya yang efektif, perlakuan inilah yang paling efektif dilakukan untuk mengukur suhu atau temeperatur badan.
       Pada percoaan yang pertama, yang dibahas yaitu saat dilakukannya pengukuran suhu dimulut dalam posisi diam atau tidak bernafas. Rata-rata 36,9 oC Sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa suhu normal makhluk homoithermal adalah berkisar antara 36-37oC.
Pada percobaan yang kedua, yaitu dilakukannya pengukuran suhu melalui mulut dengan perlakuan mulut bernafas saat pengukuran. Pada percobaan ini, didapat suhu rata-rata yang diperoleh yaitu 36,1ºC. Data yang diperoleh sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa satu tubuh dengan perlakuan bernafas melalui mulut menunjukkan bahwa suhu pada mulut terbuka lebih rendah dari suhu dengan mulut tertutup karena panas dalam tubuh dikeluarkan dengan proses respirasi sehingga suhu tubuh menurun.
       Pada percobaan yang ketiga yaitu mengenai pengukuran yang dilakukan dimulut dengan perlakuan. Dalam hal ini, probandus akan berkumur dengan air es. Sebelum melakukan percobaan probandus berkumur terlebih dahulu dengan air es. Setelah berkumur didapatkan suhu rata-rata adalah 34,8ºC. Hal ini dapat dilihat atau terjadi karena tubuh telah melakukan adaptasi sehingga suhu tubuh kembali naik.
       Percobaan yang ke 4 atau yang terakhir yaitu pengukuran suhu melalui ketiak. Rata-rata suhu yang didapat adalah 36.067ºC. Sesuai dengan literatur (dasar teori) yang menyatakan bahwa suhu normal makhluk homoithermal adalah berkisar antara 36-37oC, sehingga pengukuran paling efektif dilakukan di aksilar (ketiak), karena uhunya mendekati dengan suhu tubuh. Perbedaan data suhu oral (mulut) dengan suhu aksilar (ketiak) ini dikarenakan pada pengukuran suhu aksilar termometer diletakkan atau diselipkan pada ketiak dan didalam baju, sehingga tidak terjadi
       Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam percobaan kali ini yang disajikan pula dalam tabel data kelas, didapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh yaitu : 1) Lingkungan, suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan suhu tubuh meningkat dan sebaliknya. 2) Usia, pada anak-anak relatif tinggi daripada suhu orang dewasa. 3)  Jenis kelamin, suhu tubuh pria lebih tinggi dibandingkan wanita karena perbedaan kegiatan metabolik dan hormon yang diproduksi. 4) Aktivitas fisik, setelah aktivitas fisik suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja otot rangka.
       Hal yang berpengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh manusia adalah berat badan atau status gizi. Tetapi dari hasil data pengamatan rata-rata suhunya sama, dan hasil yang diperoleh juga naik turun dengan yang memiliki berat badan lebih besar dengan yang lebih kecil. Padahal seharusnya tubuh probandus yang berat badannya kecil, suhunya akan kecil pula karena sedikit mengandung lemak.
Hormon pertumbuhan atau tinggi badan juga berpengaruh pada suhu tubuh. Hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme yang akhirnya meningkatkan produksi panas tubuh. Dari data yang diperoleh, terlihat dari probandus yang tinggi badannya lebih tinggi memiliki suhu tubuh yang tinggi pula.
Usia atau umur juga mempengaruhi suhu tubuh. Pada makhluk hidup yang berusia muda metabolisme cenderung cepat dari pada yang berusia tua, sehingga suhu tubuh individu yang masih muda akan cenderung lebih tinggi dari yang tua. Namun hanya sedikit mempengaruhi metabolisme tubuh. Dari data yang diperoleh umur 17-19 tahun rata-rata suhunya hampir sama.
       Hipotalamus atau hypothalamus adalah pusat pengendali fungsi tubuh dan sistem syaraf untuk menjaga agar kondisi tubuh kita selalu konstan dan stabil. Hipotalamus merupakan bagian kecil dalam otak tetapi mempunyai peranan yang sangat penting. Hipotalamus terletak tepat di bawah thalamus dan diatas kelenjar hipofisi (pituitari). Dalam kepala, hipotalamus memiliki ukuran yang sangat kecil, kurang lebih sebesar almond dengan berat sekitar 1% dari berat otak. Namun meski berukuran kecil, tetapi hipotalamus mempunyai peranan sangat penting dalam menjaga agar kita selalu dapat menjalani hidup ini secara berkualitas. Terdapat dua macam hipotalamus, yaitu hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipostalamus anterior merupakan pusat pengatur pengeluaran panas. Bila suhu diluar tubuh lebih tinggi maka pengeluaran ditingkatkan dengan cara vasodilatasi (melebarakan), evaporasi (berkeringat), radiasi (dipancarkan), kontak (bersinggungan/kompres), aliran (dari daerah panas ke dingin), dan konveksi. Pengaturan suhu tubuh terjadi secra terpadu di hipotalamus berdasarkan sinyal yang diterima dari kulit dan suhu inti tubuh. Hipotalamus posterior merupakan pusat pengatur yang bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. Bila suhu luar rendah pembentukan panas akan dilakukan dengan meningkatkan metabolisme, dengan mekanisme kontraksi otot atauu menggigil, pengeluaran panas akan dikurangi dengan vasokonstriksi  (memperkecil) pembuluh darah kulit dan perangsangan produksi keringat. Pengaturan suhu tubuh terjadi secra terpadu di hipotalamus berdasarkan sinyal yang diterima dari kulit dan suhu inti tubuh.
       Dalam metabolisme pengaturan suhu, terdapat adanya produksi panas dan pembuangan panas. Untuk produksi panas tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil dan lain-lain. Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi (bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas.
Untuk pembuangan panas terdapat 4 cara. Yang pertama yaitu dengan cara konduksi, konduksi adalah perpindahan panas aibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Yang kedua yaitu radiasi, radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit. Untuk yang ketiga yaitu konveksi, konveksi merupakan mekanisme perpindahan panas melalui aliran udara atau air. Dan yang terakhir yaitu penguapan atau evaporasi. Evaporasi dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh, setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori.
       Dalam metabolisme suhu badan, terdapat adanya penyakit infeksi penyebab suhu badan. Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan cara menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37,50C. Infeksi ringan hingga parah bisa menyebabkan demam. Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri atau parasit. Seseorang memiliki suhu tinggi berkepanjangan dapat menyebabkan sawan. Demam yang melebihi 3 hari biasanya merupakan malaria, atau penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk.

VII.           PENUTUP
Kesimpulan:
Manusia termasuk mahluk homoiothermal, dikarenakan suhu badan manusia tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar.
Temperatur tubuh manusia normalnya sekitar 36-370C. Suhu tubuh seseorang yang berbicara dan yang hanya diam menutup mulut mengalami perbedaan yaitu lebih panas atau lebih tinggi orang yang hanya diam karena temperatur yang ada di dalam mulutnya tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Suhu tubuh orang yang setelah berkumur dengan air es lebih rendah daripada yang biasa karena air es yang suhunya dingin mempengaruhi suhu panas yang ada dalam mulut sehingga suhu yang ada dalam mulut ikut menurun. Seorang laki-laki memiliki suhu yang lebih tinggi dari wanita . hal tersebut berhubungan dengan hormon kelamin yang ada di dalamnya.
Pengukuran suhu tubuh yang paling efektif dan estetis sebaiknya dilakukan pada bagian oral (mulut) atau aksilar (ketiak).
Saran:
-       Diharapkan praktikan menggunakan secara hati-hati termometer klinis yang dipakai untuk mengatur suhu.
-       Diharapkan praktikan juga teliti membaca angka yang tertera pada termometer klinis saat melakukan praktikum.
-       Dapat membuat laporan laboratorium ini sebagai sarana untuk mendorong praktikan untuk berpikir aktif dan kreatif dalam kegiatan praktikum.



DASAR TEORI
Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Gibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hartono, Andy. 2013. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi ke lima jilid 1. Pamulang-tangerang: Binarupa Aksara.
Octavius . 2013. Fisiologi Manusia Sebuah Pendekatan Terintegrasi Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Vieldman,James. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk  Pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.





Lampiran:
 
 
 



Gambar Hasil Pengamatan
Kel.
Nama Probandus
Oral
Aksilar
Awal
Es
Nafas
1
Icananda Fransiska
2
M. Nailul Abror
3
Yolanda Leony
4
Yahya Frans R.
5
Erna Kristiana Dewi
6
Denny Satrya



SEMOGA BERMANFAAT :)
 

0 comments:

Post a Comment