Monday, 6 June 2016

Manusia dan Agama


NAMA           : Febriana Arumsari
NIM                : 150210103031
KELAS          : 34
FAKULTAS/PRODI : FKIP/BIOLOGI
Resume Agama
“Manusia dan Agama”
Agama merupakan suatu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari manusia, mengingat manusia sejak lahir ke dunia sebenarnya sudah dibekali oleh Allah dengan agama (QS. Al-A’raf [7] : 172).
Manusia merupakan suatu bagian dari alam semesta yang brsama-sama dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini.
Istilah manusia dalam Al-qur’an
Ada tiga kata yang digunakan Al-qur’an untuk menunjuk kepada manusia
1.      Menggunakan kata yang terdiri dari alif, nun, dan sin, semacam insan, ins, nas, atau unas
2.      Menggunkan kata basyar
3.      Menggunakan kata Bani Adam dan zuriat Adam.
Kata basyar berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Manusia di namai basyar karena kulitnya tampak indah, beda dengan kulit binatang yang lain. Al-qur’an menggunakan kata ini sebanyak 36 kali. Nabi Muhammad saw. diperintahkan untuk menyampaikan bahwa “ Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu“ (QS. AL-Khaf [18] : 110). Proses tahapan manusia melalui beberapa tahap, samapai mencapai tahap kedewasaan. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamu menjadi basyar kamu bertebaran (QS. Al-Rum [30] : 20). Bertebaran disini diartikan berkembang biak atau mencari rizqi. Dengan demikian basyar dikaitkan dengan kedewasaan, sehingga tugas kekhalifahan ditugaskan  kepada manusia. Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Kata insan, digunakan Al-quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh jiwa dan raga.
Asal kejadian manusia
Al-qur’an menegaskan bahwa manusia pertama adalah Adam a.s. “sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah Adalah seperti (penciptaa) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kmudian Allah berfirman kepadanya:  “jadilah” seorang manusia, maka jadilah dia.” (QS. Al-Imran [3] : 59). “sesungguh nya Aku telah menciptakan manusia dari tanah.” (QS. Sad [38]:71). Kesimpulan surah At-tin ayat 4 “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya”. Hal itu menunjukkanproses kejadian manusia secar umum, dan proses kejadian Adam a.s. Al-qur’an tidak menyebutkan secara rici tentang proses kejadian adam. Yang disampaikan konteks ini hanya :
1.      Bahan awal manusia adalah tanah
2.      Bahan tersebut disempurnakan
3.      Ditiupkan kepadanya ruh illahi (QS. Al-Hijr [15] : 28-29 ; Shad [32] : 71-72)
Manusia yang lain (selain Adamatau keturunan Adam) di ciptakan oleh Allahd dari sripati tanah, yang berproses menjadi sperma (nuthfah), segumpal darah (‘alaqah), segumpal daging (mudghah), tulang belulang (‘izham), hingga menjadi janin (khalqan akhar). Firman Allah dalam QS. Al-Mu’minun [23] : 12-14: “ dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami  jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik.”
Proses selanjutnya manusia dijelaskan, mulai dalam kandungan manusia dibekali ruh, kemudian potensi pendengaran, penglihatan dan hati. Dalam Al-qur’an surat Al-Sajdah(32):9 Allah SWT berfirman: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati ; (tetapi) kamu sedikt sekali kamu bersyukur.”
Potensi manusia dijelaskan oleh Al-qur’an antara lain melalui kisah Adam dan Hawa (QS. Al-Baqarah [2] : 30-39). Dalam ayat itu dijelaskan bahwa sebelum kejadian Adam,  Allah telah merencanakan agar manusia memikul tanggung jawab kekhalifahan di bumi, manusia di anugrahi pula:
a.       Potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam.
b.      Pengalaman hidup di surga, baik yang berkaitan dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayan iblis dan akibat buruknya.
c.       Petunjuk-petunjuk keagamaan.
Isyarat yang menyangkut unsur immaterial, ditemukan antara lain dalam uraian tentang sifat-sifat manusia, uraian tersebut tentang fitrah, nafs, qalb, dan ruh.
1.      Fitrah, dari segi bahasa  kata fitrah terambil dari kata al-fathr yang berarti belahan , dan lahir maknamakna lain “penciptaan” atau “kejadian”. Fitrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaan lahirnya. Kesimpulan bahwa manusia sejak asal kejadiannya, membawa potensi agam yang lurus, dan dipahami oleh ulama sebagai tauhid. Kesimpulan Muhammad bin Asyur dalam tafsirnya tentang surat Al-Rum [30] : 30 menyatakan bahwa : fitrah adalah bentuk dan sistem yang  diwujudkan Allah pada setiap makhluk. Fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang di ciptakan Allah terkait jasmani dan akalnya serta ruhnya.
2.      Nafs , mempunyai aneka makna, salah satunya diartikan sebagai totalitas manusia. Secara umum dapat di katakan sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk. Dalam pandangan Al-qur’an nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna, serta mendorong manusia untuk berbuat kebaikan. “Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepanya kefasikan dan ketaqwaan.” (QS. Al-Syams [91] : 7-8)
3.      Qalb, kata qalb terambil dari kata yang bermakna membalik, maksudnya ia sering kali berubah berpendapat, berfikir, dan bertindak
4.      Ruh, mengingatkan kepada kita tentang firman Allah “ dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, “ ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak di beri ilmu kecuali sedikit.” (QS. Al-Isra’ [17] : 85). Ruh-ruh adalah himpunan yang terorganisasi, yang saling mengenal akan bergabung, dan yang saling tidak mengenal akan berselsih.
Peranan manusia sebagai pemimpin atau hamba
1.      Fungsi kekhalifahan. Kehadiran manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi. Khalifah disebut juga dengan emimpin, sehingga manusia harus dapat memerankan dirinya sebagai pemimpin di bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : 30: “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada  para malaikat: “ssungguhnya aku hendak menjadikan manusia seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkta: “mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasan bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
2.      Fungsi ibadah (hamba Allah). Disamping manusia menjadi khalifah di bumi, manusia harus melakukan fungsi utamanya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Allah berfirman: “dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat [51] : 56)
Dua fungsi diatas harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh hanya menjalankan satu fungsi.
3.      Jati diri manusia. Manusia diciptakan Allah dalam bentuk sebaik-baiknya (QS.At-Tin [95] : 4). Allah menganugrahkan beberapa potensi kepada manusia sehingga manusia memperoleh kemuliaan dan keutamaan di banding dengan makhluk-makhluk lain. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka d daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ [17] : 70). Namun demikian, tidak manusia dapat mempertahankan kemuliaannya. Allah SWT berfirman: “ Kenudian Kami kembalikan merekan ke tempat serendah-rendahnya (neraka).” ( QS. At-Tin[95]:5)

0 comments:

Post a Comment