NAMA :
Febriana Arumsari
NIM :
150210103031
KELAS :
34
Resume Agama
“Manusia dan Agama”
Agama merupakan
suatu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari manusia, mengingat manusia sejak
lahir ke dunia sebenarnya sudah dibekali oleh Allah dengan agama (QS. Al-A’raf
[7] : 172).
Manusia merupakan
suatu bagian dari alam semesta yang brsama-sama dengan makhluk hidup lainnya
mengisi kehidupan di alam semesta ini.
Istilah manusia
dalam Al-qur’an
Ada tiga kata yang
digunakan Al-qur’an untuk menunjuk kepada manusia
1.
Menggunakan kata yang
terdiri dari alif, nun, dan sin, semacam insan, ins, nas, atau unas
2.
Menggunkan kata basyar
3.
Menggunakan kata Bani
Adam dan zuriat Adam.
Kata basyar
berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Manusia di namai basyar
karena kulitnya tampak indah, beda dengan kulit binatang yang lain. Al-qur’an
menggunakan kata ini sebanyak 36 kali. Nabi Muhammad saw. diperintahkan untuk
menyampaikan bahwa “ Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu“
(QS. AL-Khaf [18] : 110). Proses tahapan manusia melalui beberapa tahap,
samapai mencapai tahap kedewasaan. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya,
menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamu menjadi basyar kamu bertebaran
(QS. Al-Rum [30] : 20). Bertebaran disini diartikan berkembang biak atau
mencari rizqi. Dengan demikian basyar dikaitkan dengan kedewasaan, sehingga
tugas kekhalifahan ditugaskan kepada
manusia. Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan
tampak. Kata insan, digunakan Al-quran untuk menunjuk kepada manusia dengan
seluruh jiwa dan raga.
Asal kejadian
manusia
Al-qur’an
menegaskan bahwa manusia pertama adalah Adam a.s. “sesungguhnya misal
(penciptaan) Isa di sisi Allah Adalah seperti (penciptaa) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kmudian Allah berfirman kepadanya: “jadilah” seorang manusia, maka jadilah dia.”
(QS. Al-Imran [3] : 59). “sesungguh nya Aku telah menciptakan manusia dari
tanah.” (QS. Sad [38]:71). Kesimpulan surah At-tin ayat 4 “sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya”. Hal itu
menunjukkanproses kejadian manusia secar umum, dan proses kejadian Adam a.s. Al-qur’an
tidak menyebutkan secara rici tentang proses kejadian adam. Yang disampaikan
konteks ini hanya :
1.
Bahan awal manusia adalah
tanah
2.
Bahan tersebut
disempurnakan
3.
Ditiupkan kepadanya ruh
illahi (QS. Al-Hijr [15] : 28-29 ; Shad [32] : 71-72)
Manusia yang lain
(selain Adamatau keturunan Adam) di ciptakan oleh Allahd dari sripati tanah,
yang berproses menjadi sperma (nuthfah), segumpal darah (‘alaqah), segumpal
daging (mudghah), tulang belulang (‘izham), hingga menjadi janin (khalqan
akhar). Firman Allah dalam QS. Al-Mu’minun [23] : 12-14: “ dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging,, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik.”
Proses selanjutnya
manusia dijelaskan, mulai dalam kandungan manusia dibekali ruh, kemudian
potensi pendengaran, penglihatan dan hati. Dalam Al-qur’an surat
Al-Sajdah(32):9 Allah SWT berfirman: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati ; (tetapi) kamu sedikt sekali kamu bersyukur.”
Potensi manusia
dijelaskan oleh Al-qur’an antara lain melalui kisah Adam dan Hawa (QS.
Al-Baqarah [2] : 30-39). Dalam ayat itu dijelaskan bahwa sebelum kejadian
Adam, Allah telah merencanakan agar
manusia memikul tanggung jawab kekhalifahan di bumi, manusia di anugrahi pula:
a.
Potensi untuk mengetahui
nama dan fungsi benda-benda alam.
b.
Pengalaman hidup di
surga, baik yang berkaitan dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayan
iblis dan akibat buruknya.
c.
Petunjuk-petunjuk
keagamaan.
Isyarat yang
menyangkut unsur immaterial, ditemukan antara lain dalam uraian tentang
sifat-sifat manusia, uraian tersebut tentang fitrah, nafs, qalb, dan ruh.
1.
Fitrah, dari segi
bahasa kata fitrah terambil dari kata
al-fathr yang berarti belahan , dan lahir maknamakna lain “penciptaan” atau
“kejadian”. Fitrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaan
lahirnya. Kesimpulan bahwa manusia sejak asal kejadiannya, membawa potensi agam
yang lurus, dan dipahami oleh ulama sebagai tauhid. Kesimpulan Muhammad bin
Asyur dalam tafsirnya tentang surat Al-Rum [30] : 30 menyatakan bahwa : fitrah
adalah bentuk dan sistem yang diwujudkan
Allah pada setiap makhluk. Fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang
di ciptakan Allah terkait jasmani dan akalnya serta ruhnya.
2.
Nafs , mempunyai aneka
makna, salah satunya diartikan sebagai totalitas manusia. Secara umum dapat di
katakan sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk. Dalam pandangan
Al-qur’an nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna, serta mendorong manusia
untuk berbuat kebaikan. “Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan, Allah
mengilhamkan kepanya kefasikan dan ketaqwaan.” (QS. Al-Syams [91] : 7-8)
3.
Qalb, kata qalb terambil
dari kata yang bermakna membalik, maksudnya ia sering kali berubah berpendapat,
berfikir, dan bertindak
4.
Ruh, mengingatkan kepada
kita tentang firman Allah “ dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh.
Katakanlah, “ ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak di beri ilmu kecuali
sedikit.” (QS. Al-Isra’ [17] : 85). Ruh-ruh adalah himpunan yang terorganisasi,
yang saling mengenal akan bergabung, dan yang saling tidak mengenal akan
berselsih.
Peranan manusia
sebagai pemimpin atau hamba
1.
Fungsi kekhalifahan.
Kehadiran manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi.
Khalifah disebut juga dengan emimpin,
sehingga manusia harus dapat memerankan dirinya sebagai pemimpin di bumi. Allah
berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : 30: “ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: “ssungguhnya aku
hendak menjadikan manusia seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkta:
“mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasan
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
2.
Fungsi ibadah (hamba
Allah). Disamping manusia menjadi khalifah di bumi, manusia harus melakukan
fungsi utamanya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Allah berfirman: “dan Aku
tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Al-Dzariyat [51] : 56)
Dua
fungsi diatas harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh hanya menjalankan
satu fungsi.
3.
Jati diri manusia.
Manusia diciptakan Allah dalam bentuk sebaik-baiknya (QS.At-Tin [95] : 4).
Allah menganugrahkan beberapa potensi kepada manusia sehingga manusia memperoleh
kemuliaan dan keutamaan di banding dengan makhluk-makhluk lain. Allah
berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka d daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki yang baikbaik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ [17] : 70). Namun demikian, tidak manusia
dapat mempertahankan kemuliaannya. Allah SWT berfirman: “ Kenudian Kami
kembalikan merekan ke tempat serendah-rendahnya (neraka).” ( QS. At-Tin[95]:5)
0 comments:
Post a Comment