HASIL OBSERVASI PROFESI
KEPENDIDIKAN
PENGELOLAAN BIMBINGAN PENYULUHAN
DI SMAN AMBULU, JEMBER
KELAS N
Nama Kelompok 5 :
Okta Vidi
Yulia Fadma 150210103002
Febriana Arumsari 150210103031
Mohommad Faid Rizal Fahri 150210103101
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengelolaan Bimbingan Penyuluhan di SMA” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jember, 14 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling
pada tiap satuan pendidikan tentulah tidak sama. Karena para guru menghadapi siswa yang tidak sma
pula. setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan mempengaruhi
bagaimana suatu program Bimbinga dan Konseling dikelola. Maka dari itu
pengelolaan Bimbingan dan Konseling sangatlah diperlukan, agra tujuan pemberian
layanan dan bimbingan itu sendiri dapta berjalan dengan efektif dan efisien.
Dalam laporan ini dipaparkan instrumen dan peogram layanan Bimbingan dan
Konseling sebagi salah satu bentuk nyata pelaksanaan layanan BK di tingkat
satuan pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling berupaya
membantu siswa untuk menemukan kepribadiannya, dalam hal mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya, serta dapat menerima dirinya secara positif dan dinamis
sebagai bentuk pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dan konseling
pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya
masalah yang akan menghambat perkembangannya, serta menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekaran maupunyang akan datang.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik
di sekolah bersifat unik, karenanya guru dituntut untuk bisa mengakomodasi
seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual
serta mengarahkannya kepada hal yang positif.
Tugas ini merupakan bagian dari tugas
bimbingan dan konseling. Dengan tugas ini diharapakan mahasiswa mengetahui dan
belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu
sekolah, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Observasi ini merupakan
pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik sebelum terjun langsung pada dunia
pendidikan yang sesungguhnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
2. Hambatan apa
saja yang sulit di hadapi oleh guru pembimbing?
3. Bagaimana
struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
4.
Bagaimana pendapat pandangan siswa
dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
5.
Pihak mana saja yang terkait
terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
Tujuan
1.
Observasi ini bertujuan untuk
mengamati bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu, sehingga
mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan memperoleh pengalaman langsung tentang
Bimbingan dan Konseling.
2.
Observasi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kejadian di lapangan dalam
kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga di temukan perbedaan keduanya dan
menemukan reaksi dari perbedaan tersebut, apakah bersifat positif atau negatif.
3.
Observasi ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling
di SMAN Ambulu.
4.
Observasi ini bertujuan untuk
mengetahui Bagaimana pendapat pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan
Konseling di sekolah.
5.
Observasi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
BAB 2
PEMBAHASAN
Dasar Teori
Tokoh
pertama gerakan bimbingan anak-anak pada tahun 1896 adalah Witner yang
mendirikan klink di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. Pada tahun 1909
dimulai adanya bimbingan modern yang berdasarkan landasan teoritis yang
dipelopori Willian Healy. hal inilah yang yang mendorong perkembangan bimbingan
dan konseling secara luas.
Di
Indonesia hal ini mulai diperbincangkan pada tahun 1962 yang ditandai dengan
penjurusan di SMA tidak lagi diselesaikan pada kelas I melainkan pada kelas II.
Dan pada tahun 1970/1971 diperkenalkan gagasan sekolah pembangunan. Hingga saat
ini bimbingan dan penyuluhan disekolah terus berkembang dan diatur dalam UU
no.2/1989 dan diperbaharui dengan UU No.20/2003. Keberadaan profesionalisme
bimbingan dan penyuluhan ini berdasarkan Peraturan Kemendiknas No. 35/2010.
A. Pengertian
Bimbingan
Orang
awam mengartikan bimbingan sebagai pelayanan khusus untuk siswa yang nakal di
sekolahh. Hal ini merupakan hal salah dan tidak sesuai dengan hakekat bimbingan
itu sendiri sehingga menimbulkan kesan yang negatif dan menghambat program itu
sendiri.
Suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus
(continue), supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Banyak ahli
berusaha merumuskan pengertian bimbingan
dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan
tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya
berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.
Bimo Walgito
(1982: 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejarahan hidupnya.
James P.
Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a) konseling adalah suatu pertalian
timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu
yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam
hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang.
Menurut
Rochman Widjaja (1972), bimbingan memilki misi untuk membantu siswa tanpa
kecuali agar para siswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal
dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat mengenal dirinya serta dapat
memperoleh kebahagiaan hidup. Bimbingan memiliki 6 unsur yaitu bimbingan
merupakan suatu proses, mengandung makna bantuan, diperuntukkan bagi semua
individu yang memerlukandan sebagainya.
B. Alasan
Perlunya Program Bimbingan
Dalam
keadaan tertentu bimbingan dipergunakan sebagai metode atau alat untuk mencapai
tujuan program pendidikan disekolah. Alasan perlunya program bimbingan
dikemukakan oleh BP3K Depdikbud (1975) salah satunya adalah beberapa masalah
yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru sebagai pengajar, beberapa kegiatan
dalam rangka mendidik murid yang harus dilakukan oleh petugas sekolah, dan
sebagainya. Jadi posisi program bimbingan dalam kerangka program pendidikan
disekolah dapat diidentifikasi dalam idang pembinaan murid atau bidang “pupil
personnnel work” yang berfungsi memberikan bantuan/ pelayanan kepada siswa.
Proporsi
tenaga BK selanjutnya diatur dalam SK Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) No. 0433/P/1993 dan
No. 25 tahun 1993. Dalam perturan tersebut ditekankan bahwa satu sekolah ada
seorang petugas BP dengan rasio 1 : 150 siswa sehingga satu tenaga BP menangani
3 kelas. Namun kenyataan di lapangan rata-rata memilki rasio 1 : 450, artinya satu
tenaga BP melayani 9 kelas padat peserta didik.
C. Tujuan
Program Bimbingan
Program
bimbingan dilaksanakan dengan tujuan membantu indivisdu mencapai kebahagiaan
probadi, mencapai kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat, mencapai
hidup bersama dengan individu-individu yang lain dan mencapai harmoni antara
cita-cita dengan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan dinyatakan berhasil
apabila individu dapat mencapai empat tujuan tersebut.
D. Sifat
Bimbingan
Program
bimbingan menekankan pada sifat pemberian bantuan yaitu sifat pencegahan
(bantuan sebelum menghadapi kesulitan), pengembangan (bantuan dengan mengikuti
perkembangan mentalnya), penyembuhan (bantuan setelah murid mengalami persoalan
serius) dan pemeliharaan (bantuan untuk memupuk dan mempertahankan hasil
positif).
E. Fungsi
Bimbingan
Fungsi
pelayana bimbingan disekolah adalah penyaluran (membantu murid untuk memilih ke
jenjang berikutnya), pengadaptasian (membantu guru dalam mengadaptasi program
pengajaran), dan peneyesuaian (membantu murid dalam penyesuain pribadi dan
memperoleh perkembangan secara optimal.
F. Prinsip-prinsip
Bimbingan
Prinsip
bimbingan berfungsi sebagai pegangan atau pedoman dalam melaksanakan program
bimbingan di sekolah agar sasaran atau tujuan program bimbingan dapat tercapai
secara optimal, efektif dan efisien. Menurut BP3K Depsdikbud (1975), bimbingan dikelompokkan
menjadi 4 kelompok prinsip:
1. Prinsip-prinsip
umum. Terdapat 10 prinsip, salah satunya adalah bimbingan itu brhubungan dengan
sikap dan tingkah laku individu, membantu individu untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.
2. Prinsip-prinsip
khusus yang berkaitan dengan individu yang dibimbing. Terdapat 7 prinsip salah
satunya adalah pelayanan bimbingan dilaksanakan secara kontinyu dan diberikan
kepada seluruh murid serta berpusat dalam diri murid tersebut.
3. Prinsip-prinsip
khusus berkaitan dengan individu yang memberi bimbingan. Trdapat 8 prinsip,
salah satunya adalah petugas bimbingan melakukan bimbingan sesuai dengan
kemampuan dan kewajibannya masing-masing.
4. Prinsip-prinsip
khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan. Terdapat
9 macam prinsip salah satunya adalah adanya catatan pribadi setiap individu
yang dibimbing.
G. Ruang
Lingkup dan program Bimbingan yang Baik
Batas
ruang lingkup bimbingan meliputi bimbingan melayani semua murid, membantu murid
membuat perencanaan dan keputusan, membantu guru dan staf, tidak melakukan
pekerjaan diluar keahlian, melakukan pada saat waktu kegiatan kurikuler resmi
wewenang dan tanggung jawab bimbingan menyangkut bidan layanan bantuan
profesional.
Ciri
program bimbingan yang baik dikemukan oleh Depdikbud (1975) yaitu program
dilaksanakan berangsur-angsur, memiliki tujuan yang ideal dan pelaksanaannya
realistis, menyediakan fasilitas yang diperlukan, mencerminkan komunikasi yang
kontinyu antar semua staf pelaksana dan sebagainya.
H. Kegiatan
Pokok Bimbingan
Mencakup
4 macam kegiatan pokok:
1. pelayanan
pengumpulan data tentang diri murid dan lingkungannya untuk memperoleh
keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkapnya tentang diri murid.
2. Pelayanan
penyuluhan yang memberi kesempatan murid mendapat bantuan secara probadi dan
langsug dalam menyelesaikan masalah dan kesulitannya. Penyuluhan ini ada
beberapa macam yaitu penyuluhan directive (penyuluhan yang berpusat pada
konselor), penyuluhan non-directive (klien menjadi titik tolak penyuluhan),
penyuluhan eclectic (perpaduan antara directive dan non directive yang
mempergunakan unsur posotifnya).
3. Pelayanan
informasi dan penempatan yang bertujuan mengorientasikan murid dikehidupan pada
masa datang, mengetahui sumber yang berguna dalam memperoleh informasi, murid
menggunakan kegiatan kelompok untuk memperoleh informasi yang diperlukan serta
dapat memilih dengan tepat kesempatan yang ada dilingkungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut pelayanan informasi dan penempatan harus mencakup empat unsur
yaitu program orientasu, sumber informasi yang dapat disediakan, metode
pelayanan informasi yang dapat disediakan, dan pelayanan penempatan.
4. Pelayanan
penilaian dan penelitian dengan cara survei sekolah, studi lanjutan dan
penilaian terhadap program bimbingan.
I.
Petugas Bimbingan dan
Deskripsi Tugasnya
Petugas
bimbingan mencakup seluruh staf yang ada disekolah namun peranan yang penting
dalam perencanaan program bimbingan adalah:
1. Kepala
sekolah memiliki tugas membantu semua petugas bimbingan untuk memusatkan
perhatian pada masalah, kebutuhan dan sifat murid serta memahami pembagian
tugasnya dan untuk berkerja secara efektif. Lalu bertanggung jawab melaksanakan
tugas pimpinan sekolah dan sebagainya.
2. Guru
memiliki tugas mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta gejala salah
penyesuaian murid, mendorong pertumbuhan dan perkembangan murid, melaksanakan
bimbingan kelompok dalam kelas, mengajar sesuai kebutuhan murid dan sebagainya.
3. Penyuluh
dan guru Penyuluh sebagai tenaga inti dalam program bimbingan di sekolah.
Tugasnya mencakup tanggung jawab
keseluruhan pelaksanaan penyuluhan di sekolah, mengumpulkan dan menyusun
data pokok, membantu petugas bimbingan mengenal dan menggunakan lembaga diluar
sekolah dan membantu kontak langsung dengan orang tua murid, dan sebagainya.
Paparan Hasil Observasi
a.
Deskripsi Lokasi
Observasi
Indentitas Sekolah
1. Nama sekolah : SMAN Ambulu
2.
Staus sekolah : Negeri
3.
Alamat
Alamat
Sekolah : Jl Candra dimuka no.
42 Ambulu, Jember
4.
Telp./ Fax : (0336) 881260
5.
e-mail : ambulu.sman@yahoo.co.id
6.
Website : smanambulu.sch.id
7.
Status Akreditasi : A
b. Hasil
Wawancara
Hasil
wawancara kami dengan Guru Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah SMAN
Ambulu yaitu dengan Ibu Sutiah S.pd. dengan tujuan untuk megetahui program
Bimbingan dan Konseling serta
pelaksanaannya, berikut hasil wawancara yang kami peroleh:
Pewawancara : Apa tujuan sebenarnya dari Bimbingan dan
Konseling itu sendiri bu?
Narasumber : Pelayanan Bimbingan dan Konseling ini
memiliki tujuan, yaitu untuk membantu dan membimbing siswa-siswi dalam mengenal
diri sendiri dan lingkungannya.
Pewawancara : Bagaimana peran Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah dan juga
peran bagi siswa?
Narasumber : Peran guru Bimbingan dan Konseling
tidak hanya sebagai pengurus persoalan Bimbingan dan Konseling, tetapi juga
sebagai guru mata pelajaran BK di kelas, sehingga peranan guru BK sangat
membantu dalam menangani masalah pembelajaran siswa di kelas.
Pewawancara : bagaimana metode atau teknik menghadapi
siswa dalam Bimbuingan dan Konseling tersebut?
Narasumber : metode atau teknik yang sering di
terapkan dalam Bimbingan dan Konseling seperti, mengadakan bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konseling individu, dan bimbingan klasikal.
Pewawancara : bagaimana pandangan siswa dan siswi
tentang Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah?
Narasumber : kebanyakan siswa-siswi beranggapan
bahwa BK itu tempat anak-anak yang nakal, sehingga saat di panggil untuk
mengahadap ke BK mereka takut. Sebenarnya, tidak semua yang di panggil ke BK
itu adalah anak-anak yang bermasalah saja. BK sebenarnya tempat anak-anak untuk
mengkoreksi diri atau mencari solusi terbaik bagi dirinya.
Pewawancara : hambatan apa saja yang sulit dihadapi
oleh guru pembimbing?
Narasumber : hambatanya yaitu siswa cenderung
tertutup dengan masalah yang dihadapinya. Siswa cenderung diam, sehingga
disinilah peranan penting guru BK yaitu memahami siswa dan sebisa mungkin
menjadi kawan baik bagi siswa.
c.
Beberapa Kasus yang
Terjadi
1. Kebiasaan
merokok
Penanganan yang dilakukan
Guru BK melakukan layanan perbaikan kepada siswa yang kedapatan merokok di sekolah,
serta mulai mengagendakan bimbingan kelompok di kelas untuk mengefektifkan
fungsi preventif sejak dini dengan materi tentang bahaya merokok dengan
menampilkan beberapa media sebagai upaya mengarahkan anak pada pemahaman
tentang bahaya merokok dan meninggalkannya.
2. Bolos
Sekolah
Guru BK bekerja sama
dengan wali kelas menelusuri latar belakang bolos sekolah pada anak tertentu,
kemudian menindaklanjutinya dengan
Layanan Perbaikan dan
kunjungan rumah.
Pembahasan/Diskusi
Dengan
dasar teori dan hasil observasi yang kami peroleh, maka kami diskusikan hasil
observasi tersebut dengan dasar teori yang ada. Berikut paparan hasil diskusi
kami:
1. Struktur
Organisasi
Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu dipimipin langsung oleh Kepala Sekolah
Bapak Drs.Mochammad Irfan, M.pd., sedangkan secara teknis, pelaksanaan
bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru BK yang berkoordinasi dan bekerja
sama dengan wali kelas dari masing-masing kelas.
Guru
BK yang ada di SMAN Ambulu sebanyak lima orang, yaitu Pak Mustofa, Ibu Hayumi,
Ibu Sri Handayani, Pak Sucipto dan Ibu Sutiah. Banyaknya murid di SMAN Ambulu
927 siswa. Jumlah Guru BK ini belum mencukupi standar yang ditetapkan yaitu
minimal satu guru BK melayani 150 siswa, sehingga dibutuhkan satu lagi guru BK
di SMAN Ambulu.
2. Peran Guru di Sekolah Dalam Pelaksaan BK
Wali kelas juga sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Kepala sekolah mengintruksikan pada semua guru kelas agar melakukan
bimbingan dikelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan adanya instruksi
tersebut, setiap harinya guru mata pelajaran memberikan sedikit bimbingan
sebelum memulai pelajaran. Bimbingan tersebut berupa motifasi atau bimbingan
social, dan bimbingan karir. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para
siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Selain
bimbingan dikelas, sebagian guru pelajaran juga membantu atau merangkap sebagai
guru BK. Mereka tidak hanya membantu dalam konseling tetapi dalam administrasi
yang berhubungan dengan BK.
Jika
ada masalah di kelas, sebagai penindak lanjut yang pertama yaitu guru
matapelajaran, setelah itu wali kelas, dan kemudian ke guru Bk. Jika masalah
belum terselesaikan akan berlanjut ke bagian kesiswaan dan yang terakhir ke
kepala sekolah.
3.
Mekaisme Penanganan Siswa
bermasalah
Penanganan
siswa bermasalah yang diterapkan di SMAN Ambulu sudah baik, yaitu siswa
bermasalah dilaporkan kepada wali kelas untuk ditangani, wali kelas melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan guru BK dalam penanganan anak, jika tidak bisa
diatasi, siswa diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan layanan perbaikan,
jika guru BK tidak mampu menanganinya maka diserahkan kepada wali murid.
4. Sarana
dan Prasarana
Lembaga
Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu telah memiliki ruangan tersendiri yang
dilengkapi dengan sarana dan yang cukup, sehingga dalam operasionalnya bisa
dilakukan setiap hari kerja dengan baik. Ruangan yang cukup luas dan tempat
untuk diskusi atau penyuluhan yang baik sangat mendukung dalam pelaksanaan
layanan BK. Buku pedoman tentang Bimbingan dan Konseling juga disediakan, dan
menjadi buku mata pelajaran.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Program
Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali dalam dunia pendidikan karena
sebagai sumber atau acuan untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang
tertata dan tidak dilakukan sekedar saja atau hanya saat guru ingat saja.
Program
Bimbingan dan Konseling dibuat agar dapat mencegah masalah-masalah yang terjadi
pada siswa dan supaya siswa memperoleh Bimbingan dan Konseling sesuai dengan
perkembangan usianya. Pada jenjang pendidikan dasar, layanan bimbingan dan
konseling di SMA bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangan, yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai
dengan tuntutan lingkungan. Sehingga Bimbingan dan Konseling ini dapat diterima
secara efektif oleh siswa.
Masalah
belajar timbul karena ada sesuatu yang melatarbelakangi dan banyak faktor yang
menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah yang ada, sehingga diperlukan adanya
program Bimbingan dan Konseling.
Saran
Program
Bimbingan konseling sangat penting. Untuk itu pihak-pihak yang terkait didalam
dunia pendidikan harus saling mendukung terhadap adanya program ini. Menurut
kelompok kami alangkah baiknya tenaga pendidik di tambah, khususnya pada bidang
BP/BK.
DAFTAR PUSTAKA
Masyhud, S. 2014. Manajemen
Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta.
Soetjipto dan Kosasi. 1999. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
HASIL OBSERVASI PROFESI
KEPENDIDIKAN
PENGELOLAAN BIMBINGAN PENYULUHAN
DI SMAN AMBULU, JEMBER
KELAS N
Nama Kelompok 5 :
Okta Vidi
Yulia Fadma 150210103002
Febriana Arumsari 150210103031
Mohommad Faid Rizal Fahri 150210103101
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengelolaan Bimbingan Penyuluhan di SMA” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jember, 14 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling
pada tiap satuan pendidikan tentulah tidak sama. Karena para guru menghadapi siswa yang tidak sma
pula. setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan mempengaruhi
bagaimana suatu program Bimbinga dan Konseling dikelola. Maka dari itu
pengelolaan Bimbingan dan Konseling sangatlah diperlukan, agra tujuan pemberian
layanan dan bimbingan itu sendiri dapta berjalan dengan efektif dan efisien.
Dalam laporan ini dipaparkan instrumen dan peogram layanan Bimbingan dan
Konseling sebagi salah satu bentuk nyata pelaksanaan layanan BK di tingkat
satuan pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling berupaya
membantu siswa untuk menemukan kepribadiannya, dalam hal mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya, serta dapat menerima dirinya secara positif dan dinamis
sebagai bentuk pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dan konseling
pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya
masalah yang akan menghambat perkembangannya, serta menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekaran maupunyang akan datang.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik
di sekolah bersifat unik, karenanya guru dituntut untuk bisa mengakomodasi
seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual
serta mengarahkannya kepada hal yang positif.
Tugas ini merupakan bagian dari tugas
bimbingan dan konseling. Dengan tugas ini diharapakan mahasiswa mengetahui dan
belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu
sekolah, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Observasi ini merupakan
pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik sebelum terjun langsung pada dunia
pendidikan yang sesungguhnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
2. Hambatan apa
saja yang sulit di hadapi oleh guru pembimbing?
3. Bagaimana
struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
4.
Bagaimana pendapat pandangan siswa
dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
5.
Pihak mana saja yang terkait
terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
Tujuan
1.
Observasi ini bertujuan untuk
mengamati bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu, sehingga
mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan memperoleh pengalaman langsung tentang
Bimbingan dan Konseling.
2.
Observasi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kejadian di lapangan dalam
kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga di temukan perbedaan keduanya dan
menemukan reaksi dari perbedaan tersebut, apakah bersifat positif atau negatif.
3.
Observasi ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling
di SMAN Ambulu.
4.
Observasi ini bertujuan untuk
mengetahui Bagaimana pendapat pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan
Konseling di sekolah.
5.
Observasi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
BAB 2
PEMBAHASAN
Dasar Teori
Tokoh
pertama gerakan bimbingan anak-anak pada tahun 1896 adalah Witner yang
mendirikan klink di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. Pada tahun 1909
dimulai adanya bimbingan modern yang berdasarkan landasan teoritis yang
dipelopori Willian Healy. hal inilah yang yang mendorong perkembangan bimbingan
dan konseling secara luas.
Di
Indonesia hal ini mulai diperbincangkan pada tahun 1962 yang ditandai dengan
penjurusan di SMA tidak lagi diselesaikan pada kelas I melainkan pada kelas II.
Dan pada tahun 1970/1971 diperkenalkan gagasan sekolah pembangunan. Hingga saat
ini bimbingan dan penyuluhan disekolah terus berkembang dan diatur dalam UU
no.2/1989 dan diperbaharui dengan UU No.20/2003. Keberadaan profesionalisme
bimbingan dan penyuluhan ini berdasarkan Peraturan Kemendiknas No. 35/2010.
A. Pengertian
Bimbingan
Orang
awam mengartikan bimbingan sebagai pelayanan khusus untuk siswa yang nakal di
sekolahh. Hal ini merupakan hal salah dan tidak sesuai dengan hakekat bimbingan
itu sendiri sehingga menimbulkan kesan yang negatif dan menghambat program itu
sendiri.
Suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus
(continue), supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Banyak ahli
berusaha merumuskan pengertian bimbingan
dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan
tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya
berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.
Bimo Walgito
(1982: 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejarahan hidupnya.
James P.
Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a) konseling adalah suatu pertalian
timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu
yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam
hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang.
Menurut
Rochman Widjaja (1972), bimbingan memilki misi untuk membantu siswa tanpa
kecuali agar para siswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal
dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat mengenal dirinya serta dapat
memperoleh kebahagiaan hidup. Bimbingan memiliki 6 unsur yaitu bimbingan
merupakan suatu proses, mengandung makna bantuan, diperuntukkan bagi semua
individu yang memerlukandan sebagainya.
B. Alasan
Perlunya Program Bimbingan
Dalam
keadaan tertentu bimbingan dipergunakan sebagai metode atau alat untuk mencapai
tujuan program pendidikan disekolah. Alasan perlunya program bimbingan
dikemukakan oleh BP3K Depdikbud (1975) salah satunya adalah beberapa masalah
yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru sebagai pengajar, beberapa kegiatan
dalam rangka mendidik murid yang harus dilakukan oleh petugas sekolah, dan
sebagainya. Jadi posisi program bimbingan dalam kerangka program pendidikan
disekolah dapat diidentifikasi dalam idang pembinaan murid atau bidang “pupil
personnnel work” yang berfungsi memberikan bantuan/ pelayanan kepada siswa.
Proporsi
tenaga BK selanjutnya diatur dalam SK Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) No. 0433/P/1993 dan
No. 25 tahun 1993. Dalam perturan tersebut ditekankan bahwa satu sekolah ada
seorang petugas BP dengan rasio 1 : 150 siswa sehingga satu tenaga BP menangani
3 kelas. Namun kenyataan di lapangan rata-rata memilki rasio 1 : 450, artinya satu
tenaga BP melayani 9 kelas padat peserta didik.
C. Tujuan
Program Bimbingan
Program
bimbingan dilaksanakan dengan tujuan membantu indivisdu mencapai kebahagiaan
probadi, mencapai kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat, mencapai
hidup bersama dengan individu-individu yang lain dan mencapai harmoni antara
cita-cita dengan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan dinyatakan berhasil
apabila individu dapat mencapai empat tujuan tersebut.
D. Sifat
Bimbingan
Program
bimbingan menekankan pada sifat pemberian bantuan yaitu sifat pencegahan
(bantuan sebelum menghadapi kesulitan), pengembangan (bantuan dengan mengikuti
perkembangan mentalnya), penyembuhan (bantuan setelah murid mengalami persoalan
serius) dan pemeliharaan (bantuan untuk memupuk dan mempertahankan hasil
positif).
E. Fungsi
Bimbingan
Fungsi
pelayana bimbingan disekolah adalah penyaluran (membantu murid untuk memilih ke
jenjang berikutnya), pengadaptasian (membantu guru dalam mengadaptasi program
pengajaran), dan peneyesuaian (membantu murid dalam penyesuain pribadi dan
memperoleh perkembangan secara optimal.
F. Prinsip-prinsip
Bimbingan
Prinsip
bimbingan berfungsi sebagai pegangan atau pedoman dalam melaksanakan program
bimbingan di sekolah agar sasaran atau tujuan program bimbingan dapat tercapai
secara optimal, efektif dan efisien. Menurut BP3K Depsdikbud (1975), bimbingan dikelompokkan
menjadi 4 kelompok prinsip:
1. Prinsip-prinsip
umum. Terdapat 10 prinsip, salah satunya adalah bimbingan itu brhubungan dengan
sikap dan tingkah laku individu, membantu individu untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.
2. Prinsip-prinsip
khusus yang berkaitan dengan individu yang dibimbing. Terdapat 7 prinsip salah
satunya adalah pelayanan bimbingan dilaksanakan secara kontinyu dan diberikan
kepada seluruh murid serta berpusat dalam diri murid tersebut.
3. Prinsip-prinsip
khusus berkaitan dengan individu yang memberi bimbingan. Trdapat 8 prinsip,
salah satunya adalah petugas bimbingan melakukan bimbingan sesuai dengan
kemampuan dan kewajibannya masing-masing.
4. Prinsip-prinsip
khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan. Terdapat
9 macam prinsip salah satunya adalah adanya catatan pribadi setiap individu
yang dibimbing.
G. Ruang
Lingkup dan program Bimbingan yang Baik
Batas
ruang lingkup bimbingan meliputi bimbingan melayani semua murid, membantu murid
membuat perencanaan dan keputusan, membantu guru dan staf, tidak melakukan
pekerjaan diluar keahlian, melakukan pada saat waktu kegiatan kurikuler resmi
wewenang dan tanggung jawab bimbingan menyangkut bidan layanan bantuan
profesional.
Ciri
program bimbingan yang baik dikemukan oleh Depdikbud (1975) yaitu program
dilaksanakan berangsur-angsur, memiliki tujuan yang ideal dan pelaksanaannya
realistis, menyediakan fasilitas yang diperlukan, mencerminkan komunikasi yang
kontinyu antar semua staf pelaksana dan sebagainya.
H. Kegiatan
Pokok Bimbingan
Mencakup
4 macam kegiatan pokok:
1. pelayanan
pengumpulan data tentang diri murid dan lingkungannya untuk memperoleh
keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkapnya tentang diri murid.
2. Pelayanan
penyuluhan yang memberi kesempatan murid mendapat bantuan secara probadi dan
langsug dalam menyelesaikan masalah dan kesulitannya. Penyuluhan ini ada
beberapa macam yaitu penyuluhan directive (penyuluhan yang berpusat pada
konselor), penyuluhan non-directive (klien menjadi titik tolak penyuluhan),
penyuluhan eclectic (perpaduan antara directive dan non directive yang
mempergunakan unsur posotifnya).
3. Pelayanan
informasi dan penempatan yang bertujuan mengorientasikan murid dikehidupan pada
masa datang, mengetahui sumber yang berguna dalam memperoleh informasi, murid
menggunakan kegiatan kelompok untuk memperoleh informasi yang diperlukan serta
dapat memilih dengan tepat kesempatan yang ada dilingkungan. Untuk mencapai
tujuan tersebut pelayanan informasi dan penempatan harus mencakup empat unsur
yaitu program orientasu, sumber informasi yang dapat disediakan, metode
pelayanan informasi yang dapat disediakan, dan pelayanan penempatan.
4. Pelayanan
penilaian dan penelitian dengan cara survei sekolah, studi lanjutan dan
penilaian terhadap program bimbingan.
I.
Petugas Bimbingan dan
Deskripsi Tugasnya
Petugas
bimbingan mencakup seluruh staf yang ada disekolah namun peranan yang penting
dalam perencanaan program bimbingan adalah:
1. Kepala
sekolah memiliki tugas membantu semua petugas bimbingan untuk memusatkan
perhatian pada masalah, kebutuhan dan sifat murid serta memahami pembagian
tugasnya dan untuk berkerja secara efektif. Lalu bertanggung jawab melaksanakan
tugas pimpinan sekolah dan sebagainya.
2. Guru
memiliki tugas mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta gejala salah
penyesuaian murid, mendorong pertumbuhan dan perkembangan murid, melaksanakan
bimbingan kelompok dalam kelas, mengajar sesuai kebutuhan murid dan sebagainya.
3. Penyuluh
dan guru Penyuluh sebagai tenaga inti dalam program bimbingan di sekolah.
Tugasnya mencakup tanggung jawab
keseluruhan pelaksanaan penyuluhan di sekolah, mengumpulkan dan menyusun
data pokok, membantu petugas bimbingan mengenal dan menggunakan lembaga diluar
sekolah dan membantu kontak langsung dengan orang tua murid, dan sebagainya.
Paparan Hasil Observasi
a.
Deskripsi Lokasi
Observasi
Indentitas Sekolah
1. Nama sekolah : SMAN Ambulu
2.
Staus sekolah : Negeri
3.
Alamat
Alamat
Sekolah : Jl Candra dimuka no.
42 Ambulu, Jember
4.
Telp./ Fax : (0336) 881260
5.
e-mail : ambulu.sman@yahoo.co.id
6.
Website : smanambulu.sch.id
7.
Status Akreditasi : A
b. Hasil
Wawancara
Hasil
wawancara kami dengan Guru Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah SMAN
Ambulu yaitu dengan Ibu Sutiah S.pd. dengan tujuan untuk megetahui program
Bimbingan dan Konseling serta
pelaksanaannya, berikut hasil wawancara yang kami peroleh:
Pewawancara : Apa tujuan sebenarnya dari Bimbingan dan
Konseling itu sendiri bu?
Narasumber : Pelayanan Bimbingan dan Konseling ini
memiliki tujuan, yaitu untuk membantu dan membimbing siswa-siswi dalam mengenal
diri sendiri dan lingkungannya.
Pewawancara : Bagaimana peran Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah dan juga
peran bagi siswa?
Narasumber : Peran guru Bimbingan dan Konseling
tidak hanya sebagai pengurus persoalan Bimbingan dan Konseling, tetapi juga
sebagai guru mata pelajaran BK di kelas, sehingga peranan guru BK sangat
membantu dalam menangani masalah pembelajaran siswa di kelas.
Pewawancara : bagaimana metode atau teknik menghadapi
siswa dalam Bimbuingan dan Konseling tersebut?
Narasumber : metode atau teknik yang sering di
terapkan dalam Bimbingan dan Konseling seperti, mengadakan bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konseling individu, dan bimbingan klasikal.
Pewawancara : bagaimana pandangan siswa dan siswi
tentang Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah?
Narasumber : kebanyakan siswa-siswi beranggapan
bahwa BK itu tempat anak-anak yang nakal, sehingga saat di panggil untuk
mengahadap ke BK mereka takut. Sebenarnya, tidak semua yang di panggil ke BK
itu adalah anak-anak yang bermasalah saja. BK sebenarnya tempat anak-anak untuk
mengkoreksi diri atau mencari solusi terbaik bagi dirinya.
Pewawancara : hambatan apa saja yang sulit dihadapi
oleh guru pembimbing?
Narasumber : hambatanya yaitu siswa cenderung
tertutup dengan masalah yang dihadapinya. Siswa cenderung diam, sehingga
disinilah peranan penting guru BK yaitu memahami siswa dan sebisa mungkin
menjadi kawan baik bagi siswa.
c.
Beberapa Kasus yang
Terjadi
1. Kebiasaan
merokok
Penanganan yang dilakukan
Guru BK melakukan layanan perbaikan kepada siswa yang kedapatan merokok di sekolah,
serta mulai mengagendakan bimbingan kelompok di kelas untuk mengefektifkan
fungsi preventif sejak dini dengan materi tentang bahaya merokok dengan
menampilkan beberapa media sebagai upaya mengarahkan anak pada pemahaman
tentang bahaya merokok dan meninggalkannya.
2. Bolos
Sekolah
Guru BK bekerja sama
dengan wali kelas menelusuri latar belakang bolos sekolah pada anak tertentu,
kemudian menindaklanjutinya dengan
Layanan Perbaikan dan
kunjungan rumah.
Pembahasan/Diskusi
Dengan
dasar teori dan hasil observasi yang kami peroleh, maka kami diskusikan hasil
observasi tersebut dengan dasar teori yang ada. Berikut paparan hasil diskusi
kami:
1. Struktur
Organisasi
Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu dipimipin langsung oleh Kepala Sekolah
Bapak Drs.Mochammad Irfan, M.pd., sedangkan secara teknis, pelaksanaan
bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru BK yang berkoordinasi dan bekerja
sama dengan wali kelas dari masing-masing kelas.
Guru
BK yang ada di SMAN Ambulu sebanyak lima orang, yaitu Pak Mustofa, Ibu Hayumi,
Ibu Sri Handayani, Pak Sucipto dan Ibu Sutiah. Banyaknya murid di SMAN Ambulu
927 siswa. Jumlah Guru BK ini belum mencukupi standar yang ditetapkan yaitu
minimal satu guru BK melayani 150 siswa, sehingga dibutuhkan satu lagi guru BK
di SMAN Ambulu.
2. Peran Guru di Sekolah Dalam Pelaksaan BK
Wali kelas juga sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Kepala sekolah mengintruksikan pada semua guru kelas agar melakukan
bimbingan dikelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan adanya instruksi
tersebut, setiap harinya guru mata pelajaran memberikan sedikit bimbingan
sebelum memulai pelajaran. Bimbingan tersebut berupa motifasi atau bimbingan
social, dan bimbingan karir. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para
siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Selain
bimbingan dikelas, sebagian guru pelajaran juga membantu atau merangkap sebagai
guru BK. Mereka tidak hanya membantu dalam konseling tetapi dalam administrasi
yang berhubungan dengan BK.
Jika
ada masalah di kelas, sebagai penindak lanjut yang pertama yaitu guru
matapelajaran, setelah itu wali kelas, dan kemudian ke guru Bk. Jika masalah
belum terselesaikan akan berlanjut ke bagian kesiswaan dan yang terakhir ke
kepala sekolah.
3.
Mekaisme Penanganan Siswa
bermasalah
Penanganan
siswa bermasalah yang diterapkan di SMAN Ambulu sudah baik, yaitu siswa
bermasalah dilaporkan kepada wali kelas untuk ditangani, wali kelas melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan guru BK dalam penanganan anak, jika tidak bisa
diatasi, siswa diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan layanan perbaikan,
jika guru BK tidak mampu menanganinya maka diserahkan kepada wali murid.
4. Sarana
dan Prasarana
Lembaga
Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu telah memiliki ruangan tersendiri yang
dilengkapi dengan sarana dan yang cukup, sehingga dalam operasionalnya bisa
dilakukan setiap hari kerja dengan baik. Ruangan yang cukup luas dan tempat
untuk diskusi atau penyuluhan yang baik sangat mendukung dalam pelaksanaan
layanan BK. Buku pedoman tentang Bimbingan dan Konseling juga disediakan, dan
menjadi buku mata pelajaran.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Program
Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali dalam dunia pendidikan karena
sebagai sumber atau acuan untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang
tertata dan tidak dilakukan sekedar saja atau hanya saat guru ingat saja.
Program
Bimbingan dan Konseling dibuat agar dapat mencegah masalah-masalah yang terjadi
pada siswa dan supaya siswa memperoleh Bimbingan dan Konseling sesuai dengan
perkembangan usianya. Pada jenjang pendidikan dasar, layanan bimbingan dan
konseling di SMA bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangan, yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai
dengan tuntutan lingkungan. Sehingga Bimbingan dan Konseling ini dapat diterima
secara efektif oleh siswa.
Masalah
belajar timbul karena ada sesuatu yang melatarbelakangi dan banyak faktor yang
menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah yang ada, sehingga diperlukan adanya
program Bimbingan dan Konseling.
Saran
Program
Bimbingan konseling sangat penting. Untuk itu pihak-pihak yang terkait didalam
dunia pendidikan harus saling mendukung terhadap adanya program ini. Menurut
kelompok kami alangkah baiknya tenaga pendidik di tambah, khususnya pada bidang
BP/BK.
DAFTAR PUSTAKA
Masyhud, S. 2014. Manajemen
Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta.
Soetjipto dan Kosasi. 1999. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran:
Lampiran:
0 comments:
Post a Comment