Friday, 16 December 2016




HASIL OBSERVASI PROFESI KEPENDIDIKAN
PENGELOLAAN BIMBINGAN PENYULUHAN
DI SMAN AMBULU, JEMBER


KELAS N

Nama Kelompok 5 :

                        Okta Vidi Yulia Fadma                      150210103002
Febriana Arumsari                               150210103031
Mohommad Faid Rizal Fahri              150210103101






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengelolaan Bimbingan Penyuluhan di SMA” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.







Jember, 14 Februari 2016


                                                                                                Penyusun






DAFTAR ISI














BAB 1

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling pada tiap satuan pendidikan tentulah tidak sama. Karena para guru menghadapi siswa yang tidak sma pula. setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan mempengaruhi bagaimana suatu program Bimbinga dan Konseling dikelola. Maka dari itu pengelolaan Bimbingan dan Konseling sangatlah diperlukan, agra tujuan pemberian layanan dan bimbingan itu sendiri dapta berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam laporan ini dipaparkan instrumen dan peogram layanan Bimbingan dan Konseling sebagi salah satu bentuk nyata pelaksanaan layanan BK di tingkat satuan pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling berupaya membantu siswa untuk menemukan kepribadiannya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta dapat menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai bentuk pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya, serta menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekaran maupunyang akan datang.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik di sekolah bersifat unik, karenanya guru dituntut untuk bisa mengakomodasi seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual serta mengarahkannya kepada hal yang positif.
Tugas ini merupakan bagian dari tugas bimbingan dan konseling. Dengan tugas ini diharapakan mahasiswa mengetahui dan belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Observasi ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik sebelum terjun langsung pada dunia pendidikan yang sesungguhnya.


Rumusan Masalah

1.      Bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
2.      Hambatan apa saja yang sulit di hadapi oleh guru pembimbing?
3.      Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
4.      Bagaimana pendapat pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
5.      Pihak mana saja yang terkait terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?

Tujuan

1.      Observasi ini bertujuan untuk mengamati bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu, sehingga mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan memperoleh pengalaman langsung tentang Bimbingan dan Konseling.
2.      Observasi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kejadian di lapangan dalam kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga di temukan perbedaan keduanya dan menemukan reaksi dari perbedaan tersebut, apakah bersifat positif atau negatif.
3.      Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu.
4.      Observasi ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pendapat pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah.
5.      Observasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.



BAB 2

PEMBAHASAN


Dasar Teori

Tokoh pertama gerakan bimbingan anak-anak pada tahun 1896 adalah Witner yang mendirikan klink di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. Pada tahun 1909 dimulai adanya bimbingan modern yang berdasarkan landasan teoritis yang dipelopori Willian Healy. hal inilah yang yang mendorong perkembangan bimbingan dan konseling secara luas.
Di Indonesia hal ini mulai diperbincangkan pada tahun 1962 yang ditandai dengan penjurusan di SMA tidak lagi diselesaikan pada kelas I melainkan pada kelas II. Dan pada tahun 1970/1971 diperkenalkan gagasan sekolah pembangunan. Hingga saat ini bimbingan dan penyuluhan disekolah terus berkembang dan diatur dalam UU no.2/1989 dan diperbaharui dengan UU No.20/2003. Keberadaan profesionalisme bimbingan dan penyuluhan ini berdasarkan Peraturan Kemendiknas No. 35/2010.
A.    Pengertian Bimbingan
Orang awam mengartikan bimbingan sebagai pelayanan khusus untuk siswa yang nakal di sekolahh. Hal ini merupakan hal salah dan tidak sesuai dengan hakekat bimbingan itu sendiri sehingga menimbulkan kesan yang negatif dan menghambat program itu sendiri.
Suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus (continue), supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.
Bimo Walgito (1982: 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejarahan hidupnya.
James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a) konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Menurut Rochman Widjaja (1972), bimbingan memilki misi untuk membantu siswa tanpa kecuali agar para siswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat mengenal dirinya serta dapat memperoleh kebahagiaan hidup. Bimbingan memiliki 6 unsur yaitu bimbingan merupakan suatu proses, mengandung makna bantuan, diperuntukkan bagi semua individu yang memerlukandan sebagainya.
B.     Alasan Perlunya Program Bimbingan
Dalam keadaan tertentu bimbingan dipergunakan sebagai metode atau alat untuk mencapai tujuan program pendidikan disekolah. Alasan perlunya program bimbingan dikemukakan oleh BP3K Depdikbud (1975) salah satunya adalah beberapa masalah yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru sebagai pengajar, beberapa kegiatan dalam rangka mendidik murid yang harus dilakukan oleh petugas sekolah, dan sebagainya. Jadi posisi program bimbingan dalam kerangka program pendidikan disekolah dapat diidentifikasi dalam idang pembinaan murid atau bidang “pupil personnnel work” yang berfungsi memberikan bantuan/ pelayanan kepada siswa.
Proporsi tenaga BK selanjutnya diatur dalam SK Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993. Dalam perturan tersebut ditekankan bahwa satu sekolah ada seorang petugas BP dengan rasio 1 : 150 siswa sehingga satu tenaga BP menangani 3 kelas. Namun kenyataan di lapangan rata-rata memilki rasio 1 : 450, artinya satu tenaga BP melayani 9 kelas padat peserta didik.
C.     Tujuan Program Bimbingan
Program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan membantu indivisdu mencapai kebahagiaan probadi, mencapai kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat, mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain dan mencapai harmoni antara cita-cita dengan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan dinyatakan berhasil apabila individu dapat mencapai empat tujuan tersebut.
D.    Sifat Bimbingan
Program bimbingan menekankan pada sifat pemberian bantuan yaitu sifat pencegahan (bantuan sebelum menghadapi kesulitan), pengembangan (bantuan dengan mengikuti perkembangan mentalnya), penyembuhan (bantuan setelah murid mengalami persoalan serius) dan pemeliharaan (bantuan untuk memupuk dan mempertahankan hasil positif).
E.     Fungsi Bimbingan
Fungsi pelayana bimbingan disekolah adalah penyaluran (membantu murid untuk memilih ke jenjang berikutnya), pengadaptasian (membantu guru dalam mengadaptasi program pengajaran), dan peneyesuaian (membantu murid dalam penyesuain pribadi dan memperoleh perkembangan secara optimal.
F.      Prinsip-prinsip Bimbingan
Prinsip bimbingan berfungsi sebagai pegangan atau pedoman dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah agar sasaran atau tujuan program bimbingan dapat tercapai secara optimal, efektif dan efisien. Menurut BP3K  Depsdikbud (1975), bimbingan dikelompokkan menjadi 4 kelompok prinsip:
1.      Prinsip-prinsip umum. Terdapat 10 prinsip, salah satunya adalah bimbingan itu brhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, membantu individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
2.      Prinsip-prinsip khusus yang berkaitan dengan individu yang dibimbing. Terdapat 7 prinsip salah satunya adalah pelayanan bimbingan dilaksanakan secara kontinyu dan diberikan kepada seluruh murid serta berpusat dalam diri murid tersebut.
3.      Prinsip-prinsip khusus berkaitan dengan individu yang memberi bimbingan. Trdapat 8 prinsip, salah satunya adalah petugas bimbingan melakukan bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kewajibannya masing-masing.
4.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan. Terdapat 9 macam prinsip salah satunya adalah adanya catatan pribadi setiap individu yang dibimbing.
G.    Ruang Lingkup dan program Bimbingan yang Baik
Batas ruang lingkup bimbingan meliputi bimbingan melayani semua murid, membantu murid membuat perencanaan dan keputusan, membantu guru dan staf, tidak melakukan pekerjaan diluar keahlian, melakukan pada saat waktu kegiatan kurikuler resmi wewenang dan tanggung jawab bimbingan menyangkut bidan layanan bantuan profesional.
Ciri program bimbingan yang baik dikemukan oleh Depdikbud (1975) yaitu program dilaksanakan berangsur-angsur, memiliki tujuan yang ideal dan pelaksanaannya realistis, menyediakan fasilitas yang diperlukan, mencerminkan komunikasi yang kontinyu antar semua staf pelaksana dan sebagainya.
H.    Kegiatan Pokok Bimbingan
Mencakup 4 macam kegiatan pokok:
1.      pelayanan pengumpulan data tentang diri murid dan lingkungannya untuk memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkapnya tentang diri murid.
2.      Pelayanan penyuluhan yang memberi kesempatan murid mendapat bantuan secara probadi dan langsug dalam menyelesaikan masalah dan kesulitannya. Penyuluhan ini ada beberapa macam yaitu penyuluhan directive (penyuluhan yang berpusat pada konselor), penyuluhan non-directive (klien menjadi titik tolak penyuluhan), penyuluhan eclectic (perpaduan antara directive dan non directive yang mempergunakan unsur posotifnya).
3.      Pelayanan informasi dan penempatan yang bertujuan mengorientasikan murid dikehidupan pada masa datang, mengetahui sumber yang berguna dalam memperoleh informasi, murid menggunakan kegiatan kelompok untuk memperoleh informasi yang diperlukan serta dapat memilih dengan tepat kesempatan yang ada dilingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut pelayanan informasi dan penempatan harus mencakup empat unsur yaitu program orientasu, sumber informasi yang dapat disediakan, metode pelayanan informasi yang dapat disediakan, dan pelayanan penempatan.
4.      Pelayanan penilaian dan penelitian dengan cara survei sekolah, studi lanjutan dan penilaian terhadap program bimbingan.
I.        Petugas Bimbingan dan Deskripsi Tugasnya
Petugas bimbingan mencakup seluruh staf yang ada disekolah namun peranan yang penting dalam perencanaan program bimbingan adalah:
1.      Kepala sekolah memiliki tugas membantu semua petugas bimbingan untuk memusatkan perhatian pada masalah, kebutuhan dan sifat murid serta memahami pembagian tugasnya dan untuk berkerja secara efektif. Lalu bertanggung jawab melaksanakan tugas pimpinan sekolah dan sebagainya.
2.      Guru memiliki tugas mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta gejala salah penyesuaian murid, mendorong pertumbuhan dan perkembangan murid, melaksanakan bimbingan kelompok dalam kelas, mengajar sesuai kebutuhan murid dan sebagainya.
3.      Penyuluh dan guru Penyuluh sebagai tenaga inti dalam program bimbingan di sekolah. Tugasnya mencakup tanggung jawab  keseluruhan pelaksanaan penyuluhan di sekolah, mengumpulkan dan menyusun data pokok, membantu petugas bimbingan mengenal dan menggunakan lembaga diluar sekolah dan membantu kontak langsung dengan orang tua murid, dan sebagainya.

Paparan Hasil Observasi

a.         Deskripsi Lokasi Observasi
Indentitas Sekolah
1.      Nama sekolah              : SMAN Ambulu
2.      Staus sekolah              : Negeri
3.      Alamat
Alamat Sekolah           : Jl Candra dimuka no. 42 Ambulu, Jember
4.      Telp./ Fax                    : (0336) 881260
5.      e-mail                          : ambulu.sman@yahoo.co.id
6.      Website                       : smanambulu.sch.id
7.      Status Akreditasi         : A

b.    Hasil Wawancara
Hasil wawancara kami dengan Guru Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah SMAN Ambulu yaitu dengan Ibu Sutiah S.pd. dengan tujuan untuk megetahui program Bimbingan dan Konseling serta  pelaksanaannya, berikut hasil wawancara yang kami peroleh:
Pewawancara     : Apa tujuan sebenarnya dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri bu?
Narasumber       : Pelayanan Bimbingan dan Konseling ini memiliki tujuan, yaitu untuk membantu dan membimbing siswa-siswi dalam mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Pewawancara     : Bagaimana peran Guru  Bimbingan dan Konseling di sekolah dan juga peran bagi siswa?
Narasumber       : Peran guru Bimbingan dan Konseling tidak hanya sebagai pengurus persoalan Bimbingan dan Konseling, tetapi juga sebagai guru mata pelajaran BK di kelas, sehingga peranan guru BK sangat membantu dalam menangani masalah pembelajaran siswa di kelas.
Pewawancara     : bagaimana metode atau teknik menghadapi siswa dalam Bimbuingan dan Konseling tersebut?
Narasumber       : metode atau teknik yang sering di terapkan dalam Bimbingan dan Konseling seperti, mengadakan bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individu, dan bimbingan klasikal.
Pewawancara     : bagaimana pandangan siswa dan siswi tentang Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah?
Narasumber       : kebanyakan siswa-siswi beranggapan bahwa BK itu tempat anak-anak yang nakal, sehingga saat di panggil untuk mengahadap ke BK mereka takut. Sebenarnya, tidak semua yang di panggil ke BK itu adalah anak-anak yang bermasalah saja. BK sebenarnya tempat anak-anak untuk mengkoreksi diri atau mencari solusi terbaik bagi dirinya.
Pewawancara     : hambatan apa saja yang sulit dihadapi oleh guru pembimbing?
Narasumber       : hambatanya yaitu siswa cenderung tertutup dengan masalah yang dihadapinya. Siswa cenderung diam, sehingga disinilah peranan penting guru BK yaitu memahami siswa dan sebisa mungkin menjadi kawan baik bagi siswa.

c.              Beberapa Kasus yang Terjadi
1.      Kebiasaan merokok
Penanganan yang dilakukan Guru BK melakukan layanan perbaikan kepada siswa yang kedapatan merokok di sekolah, serta mulai mengagendakan bimbingan kelompok di kelas untuk mengefektifkan fungsi preventif sejak dini dengan materi tentang bahaya merokok dengan menampilkan beberapa media sebagai upaya mengarahkan anak pada pemahaman tentang bahaya merokok dan meninggalkannya.
2.      Bolos Sekolah
Guru BK bekerja sama dengan wali kelas menelusuri latar belakang bolos sekolah pada anak tertentu, kemudian menindaklanjutinya dengan
Layanan Perbaikan dan kunjungan rumah.



Pembahasan/Diskusi

Dengan dasar teori dan hasil observasi yang kami peroleh, maka kami diskusikan hasil observasi tersebut dengan dasar teori yang ada. Berikut paparan hasil diskusi kami:
1.      Struktur Organisasi
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu dipimipin langsung oleh Kepala Sekolah Bapak Drs.Mochammad Irfan, M.pd., sedangkan secara teknis, pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru BK yang berkoordinasi dan bekerja sama dengan wali kelas dari masing-masing kelas.
Guru BK yang ada di SMAN Ambulu sebanyak lima orang, yaitu Pak Mustofa, Ibu Hayumi, Ibu Sri Handayani, Pak Sucipto dan Ibu Sutiah. Banyaknya murid di SMAN Ambulu 927 siswa. Jumlah Guru BK ini belum mencukupi standar yang ditetapkan yaitu minimal satu guru BK melayani 150 siswa, sehingga dibutuhkan satu lagi guru BK di SMAN Ambulu.
2.      Peran Guru di Sekolah Dalam Pelaksaan BK
Wali kelas juga sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kepala sekolah mengintruksikan pada semua guru kelas agar melakukan bimbingan dikelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan adanya instruksi tersebut, setiap harinya guru mata pelajaran memberikan sedikit bimbingan sebelum memulai pelajaran. Bimbingan tersebut berupa motifasi atau bimbingan social, dan bimbingan karir. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Selain bimbingan dikelas, sebagian guru pelajaran juga membantu atau merangkap sebagai guru BK. Mereka tidak hanya membantu dalam konseling tetapi dalam administrasi yang berhubungan dengan BK.
Jika ada masalah di kelas, sebagai penindak lanjut yang pertama yaitu guru matapelajaran, setelah itu wali kelas, dan kemudian ke guru Bk. Jika masalah belum terselesaikan akan berlanjut ke bagian kesiswaan dan yang terakhir ke kepala sekolah.
3.      Mekaisme Penanganan Siswa bermasalah
Penanganan siswa bermasalah yang diterapkan di SMAN Ambulu sudah baik, yaitu siswa bermasalah dilaporkan kepada wali kelas untuk ditangani, wali kelas melakukan konsultasi dan koordinasi dengan guru BK dalam penanganan anak, jika tidak bisa diatasi, siswa diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan layanan perbaikan, jika guru BK tidak mampu menanganinya maka diserahkan kepada wali murid.
4.      Sarana dan Prasarana
Lembaga Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu telah memiliki ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan sarana dan yang cukup, sehingga dalam operasionalnya bisa dilakukan setiap hari kerja dengan baik. Ruangan yang cukup luas dan tempat untuk diskusi atau penyuluhan yang baik sangat mendukung dalam pelaksanaan layanan BK. Buku pedoman tentang Bimbingan dan Konseling juga disediakan, dan menjadi buku mata pelajaran.














BAB 3

PENUTUP


Kesimpulan

Program Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali dalam dunia pendidikan karena sebagai sumber atau acuan untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang tertata dan tidak dilakukan sekedar saja atau hanya saat guru ingat saja.
Program Bimbingan dan Konseling dibuat agar dapat mencegah masalah-masalah yang terjadi pada siswa dan supaya siswa memperoleh Bimbingan dan Konseling sesuai dengan perkembangan usianya. Pada jenjang pendidikan dasar, layanan bimbingan dan konseling di SMA bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan, yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sehingga Bimbingan dan Konseling ini dapat diterima secara efektif oleh siswa.
Masalah belajar timbul karena ada sesuatu yang melatarbelakangi dan banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah yang ada, sehingga diperlukan adanya program Bimbingan dan Konseling.

Saran

Program Bimbingan konseling sangat penting. Untuk itu pihak-pihak yang terkait didalam dunia pendidikan harus saling mendukung terhadap adanya program ini. Menurut kelompok kami alangkah baiknya tenaga pendidik di tambah, khususnya pada bidang BP/BK.






DAFTAR PUSTAKA

Masyhud, S. 2014. Manajemen Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta.
Soetjipto dan Kosasi. 1999. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
































HASIL OBSERVASI PROFESI KEPENDIDIKAN
PENGELOLAAN BIMBINGAN PENYULUHAN
DI SMAN AMBULU, JEMBER


KELAS N

Nama Kelompok 5 :

                        Okta Vidi Yulia Fadma                      150210103002
Febriana Arumsari                               150210103031
Mohommad Faid Rizal Fahri              150210103101






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengelolaan Bimbingan Penyuluhan di SMA” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.







Jember, 14 Februari 2016


                                                                                                Penyusun






DAFTAR ISI
















BAB 1

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling pada tiap satuan pendidikan tentulah tidak sama. Karena para guru menghadapi siswa yang tidak sma pula. setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan mempengaruhi bagaimana suatu program Bimbinga dan Konseling dikelola. Maka dari itu pengelolaan Bimbingan dan Konseling sangatlah diperlukan, agra tujuan pemberian layanan dan bimbingan itu sendiri dapta berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam laporan ini dipaparkan instrumen dan peogram layanan Bimbingan dan Konseling sebagi salah satu bentuk nyata pelaksanaan layanan BK di tingkat satuan pendidikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling berupaya membantu siswa untuk menemukan kepribadiannya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta dapat menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai bentuk pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya, serta menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekaran maupunyang akan datang.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik di sekolah bersifat unik, karenanya guru dituntut untuk bisa mengakomodasi seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual serta mengarahkannya kepada hal yang positif.
Tugas ini merupakan bagian dari tugas bimbingan dan konseling. Dengan tugas ini diharapakan mahasiswa mengetahui dan belajar secara langsung tentang pelaksanan Bimbingan dan Konseling di suatu sekolah, serta menganalisis permasalahan dan solusinya. Observasi ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa calon pendidik sebelum terjun langsung pada dunia pendidikan yang sesungguhnya.


Rumusan Masalah

1.      Bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
2.      Hambatan apa saja yang sulit di hadapi oleh guru pembimbing?
3.      Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu?
4.      Bagaimana pendapat pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
5.      Pihak mana saja yang terkait terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?

Tujuan

1.      Observasi ini bertujuan untuk mengamati bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu, sehingga mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan memperoleh pengalaman langsung tentang Bimbingan dan Konseling.
2.      Observasi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kejadian di lapangan dalam kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga di temukan perbedaan keduanya dan menemukan reaksi dari perbedaan tersebut, apakah bersifat positif atau negatif.
3.      Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu.
4.      Observasi ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pendapat pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah.
5.      Observasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.




BAB 2

PEMBAHASAN


Dasar Teori

Tokoh pertama gerakan bimbingan anak-anak pada tahun 1896 adalah Witner yang mendirikan klink di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. Pada tahun 1909 dimulai adanya bimbingan modern yang berdasarkan landasan teoritis yang dipelopori Willian Healy. hal inilah yang yang mendorong perkembangan bimbingan dan konseling secara luas.
Di Indonesia hal ini mulai diperbincangkan pada tahun 1962 yang ditandai dengan penjurusan di SMA tidak lagi diselesaikan pada kelas I melainkan pada kelas II. Dan pada tahun 1970/1971 diperkenalkan gagasan sekolah pembangunan. Hingga saat ini bimbingan dan penyuluhan disekolah terus berkembang dan diatur dalam UU no.2/1989 dan diperbaharui dengan UU No.20/2003. Keberadaan profesionalisme bimbingan dan penyuluhan ini berdasarkan Peraturan Kemendiknas No. 35/2010.
A.    Pengertian Bimbingan
Orang awam mengartikan bimbingan sebagai pelayanan khusus untuk siswa yang nakal di sekolahh. Hal ini merupakan hal salah dan tidak sesuai dengan hakekat bimbingan itu sendiri sehingga menimbulkan kesan yang negatif dan menghambat program itu sendiri.
Suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus (continue), supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.
Bimo Walgito (1982: 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejarahan hidupnya.
James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a) konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Menurut Rochman Widjaja (1972), bimbingan memilki misi untuk membantu siswa tanpa kecuali agar para siswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat mengenal dirinya serta dapat memperoleh kebahagiaan hidup. Bimbingan memiliki 6 unsur yaitu bimbingan merupakan suatu proses, mengandung makna bantuan, diperuntukkan bagi semua individu yang memerlukandan sebagainya.
B.     Alasan Perlunya Program Bimbingan
Dalam keadaan tertentu bimbingan dipergunakan sebagai metode atau alat untuk mencapai tujuan program pendidikan disekolah. Alasan perlunya program bimbingan dikemukakan oleh BP3K Depdikbud (1975) salah satunya adalah beberapa masalah yang tidak mungkin diselesaikan oleh guru sebagai pengajar, beberapa kegiatan dalam rangka mendidik murid yang harus dilakukan oleh petugas sekolah, dan sebagainya. Jadi posisi program bimbingan dalam kerangka program pendidikan disekolah dapat diidentifikasi dalam idang pembinaan murid atau bidang “pupil personnnel work” yang berfungsi memberikan bantuan/ pelayanan kepada siswa.
Proporsi tenaga BK selanjutnya diatur dalam SK Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993. Dalam perturan tersebut ditekankan bahwa satu sekolah ada seorang petugas BP dengan rasio 1 : 150 siswa sehingga satu tenaga BP menangani 3 kelas. Namun kenyataan di lapangan rata-rata memilki rasio 1 : 450, artinya satu tenaga BP melayani 9 kelas padat peserta didik.
C.     Tujuan Program Bimbingan
Program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan membantu indivisdu mencapai kebahagiaan probadi, mencapai kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat, mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain dan mencapai harmoni antara cita-cita dengan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan dinyatakan berhasil apabila individu dapat mencapai empat tujuan tersebut.
D.    Sifat Bimbingan
Program bimbingan menekankan pada sifat pemberian bantuan yaitu sifat pencegahan (bantuan sebelum menghadapi kesulitan), pengembangan (bantuan dengan mengikuti perkembangan mentalnya), penyembuhan (bantuan setelah murid mengalami persoalan serius) dan pemeliharaan (bantuan untuk memupuk dan mempertahankan hasil positif).
E.     Fungsi Bimbingan
Fungsi pelayana bimbingan disekolah adalah penyaluran (membantu murid untuk memilih ke jenjang berikutnya), pengadaptasian (membantu guru dalam mengadaptasi program pengajaran), dan peneyesuaian (membantu murid dalam penyesuain pribadi dan memperoleh perkembangan secara optimal.
F.      Prinsip-prinsip Bimbingan
Prinsip bimbingan berfungsi sebagai pegangan atau pedoman dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah agar sasaran atau tujuan program bimbingan dapat tercapai secara optimal, efektif dan efisien. Menurut BP3K  Depsdikbud (1975), bimbingan dikelompokkan menjadi 4 kelompok prinsip:
1.      Prinsip-prinsip umum. Terdapat 10 prinsip, salah satunya adalah bimbingan itu brhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, membantu individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
2.      Prinsip-prinsip khusus yang berkaitan dengan individu yang dibimbing. Terdapat 7 prinsip salah satunya adalah pelayanan bimbingan dilaksanakan secara kontinyu dan diberikan kepada seluruh murid serta berpusat dalam diri murid tersebut.
3.      Prinsip-prinsip khusus berkaitan dengan individu yang memberi bimbingan. Trdapat 8 prinsip, salah satunya adalah petugas bimbingan melakukan bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kewajibannya masing-masing.
4.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan. Terdapat 9 macam prinsip salah satunya adalah adanya catatan pribadi setiap individu yang dibimbing.
G.    Ruang Lingkup dan program Bimbingan yang Baik
Batas ruang lingkup bimbingan meliputi bimbingan melayani semua murid, membantu murid membuat perencanaan dan keputusan, membantu guru dan staf, tidak melakukan pekerjaan diluar keahlian, melakukan pada saat waktu kegiatan kurikuler resmi wewenang dan tanggung jawab bimbingan menyangkut bidan layanan bantuan profesional.
Ciri program bimbingan yang baik dikemukan oleh Depdikbud (1975) yaitu program dilaksanakan berangsur-angsur, memiliki tujuan yang ideal dan pelaksanaannya realistis, menyediakan fasilitas yang diperlukan, mencerminkan komunikasi yang kontinyu antar semua staf pelaksana dan sebagainya.
H.    Kegiatan Pokok Bimbingan
Mencakup 4 macam kegiatan pokok:
1.      pelayanan pengumpulan data tentang diri murid dan lingkungannya untuk memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkapnya tentang diri murid.
2.      Pelayanan penyuluhan yang memberi kesempatan murid mendapat bantuan secara probadi dan langsug dalam menyelesaikan masalah dan kesulitannya. Penyuluhan ini ada beberapa macam yaitu penyuluhan directive (penyuluhan yang berpusat pada konselor), penyuluhan non-directive (klien menjadi titik tolak penyuluhan), penyuluhan eclectic (perpaduan antara directive dan non directive yang mempergunakan unsur posotifnya).
3.      Pelayanan informasi dan penempatan yang bertujuan mengorientasikan murid dikehidupan pada masa datang, mengetahui sumber yang berguna dalam memperoleh informasi, murid menggunakan kegiatan kelompok untuk memperoleh informasi yang diperlukan serta dapat memilih dengan tepat kesempatan yang ada dilingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut pelayanan informasi dan penempatan harus mencakup empat unsur yaitu program orientasu, sumber informasi yang dapat disediakan, metode pelayanan informasi yang dapat disediakan, dan pelayanan penempatan.
4.      Pelayanan penilaian dan penelitian dengan cara survei sekolah, studi lanjutan dan penilaian terhadap program bimbingan.
I.        Petugas Bimbingan dan Deskripsi Tugasnya
Petugas bimbingan mencakup seluruh staf yang ada disekolah namun peranan yang penting dalam perencanaan program bimbingan adalah:
1.      Kepala sekolah memiliki tugas membantu semua petugas bimbingan untuk memusatkan perhatian pada masalah, kebutuhan dan sifat murid serta memahami pembagian tugasnya dan untuk berkerja secara efektif. Lalu bertanggung jawab melaksanakan tugas pimpinan sekolah dan sebagainya.
2.      Guru memiliki tugas mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta gejala salah penyesuaian murid, mendorong pertumbuhan dan perkembangan murid, melaksanakan bimbingan kelompok dalam kelas, mengajar sesuai kebutuhan murid dan sebagainya.
3.      Penyuluh dan guru Penyuluh sebagai tenaga inti dalam program bimbingan di sekolah. Tugasnya mencakup tanggung jawab  keseluruhan pelaksanaan penyuluhan di sekolah, mengumpulkan dan menyusun data pokok, membantu petugas bimbingan mengenal dan menggunakan lembaga diluar sekolah dan membantu kontak langsung dengan orang tua murid, dan sebagainya.

Paparan Hasil Observasi

a.         Deskripsi Lokasi Observasi
Indentitas Sekolah
1.      Nama sekolah              : SMAN Ambulu
2.      Staus sekolah              : Negeri
3.      Alamat
Alamat Sekolah           : Jl Candra dimuka no. 42 Ambulu, Jember
4.      Telp./ Fax                    : (0336) 881260
5.      e-mail                          : ambulu.sman@yahoo.co.id
6.      Website                       : smanambulu.sch.id
7.      Status Akreditasi         : A

b.    Hasil Wawancara
Hasil wawancara kami dengan Guru Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah SMAN Ambulu yaitu dengan Ibu Sutiah S.pd. dengan tujuan untuk megetahui program Bimbingan dan Konseling serta  pelaksanaannya, berikut hasil wawancara yang kami peroleh:
Pewawancara     : Apa tujuan sebenarnya dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri bu?
Narasumber       : Pelayanan Bimbingan dan Konseling ini memiliki tujuan, yaitu untuk membantu dan membimbing siswa-siswi dalam mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Pewawancara     : Bagaimana peran Guru  Bimbingan dan Konseling di sekolah dan juga peran bagi siswa?
Narasumber       : Peran guru Bimbingan dan Konseling tidak hanya sebagai pengurus persoalan Bimbingan dan Konseling, tetapi juga sebagai guru mata pelajaran BK di kelas, sehingga peranan guru BK sangat membantu dalam menangani masalah pembelajaran siswa di kelas.
Pewawancara     : bagaimana metode atau teknik menghadapi siswa dalam Bimbuingan dan Konseling tersebut?
Narasumber       : metode atau teknik yang sering di terapkan dalam Bimbingan dan Konseling seperti, mengadakan bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individu, dan bimbingan klasikal.
Pewawancara     : bagaimana pandangan siswa dan siswi tentang Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah?
Narasumber       : kebanyakan siswa-siswi beranggapan bahwa BK itu tempat anak-anak yang nakal, sehingga saat di panggil untuk mengahadap ke BK mereka takut. Sebenarnya, tidak semua yang di panggil ke BK itu adalah anak-anak yang bermasalah saja. BK sebenarnya tempat anak-anak untuk mengkoreksi diri atau mencari solusi terbaik bagi dirinya.
Pewawancara     : hambatan apa saja yang sulit dihadapi oleh guru pembimbing?
Narasumber       : hambatanya yaitu siswa cenderung tertutup dengan masalah yang dihadapinya. Siswa cenderung diam, sehingga disinilah peranan penting guru BK yaitu memahami siswa dan sebisa mungkin menjadi kawan baik bagi siswa.

c.              Beberapa Kasus yang Terjadi
1.      Kebiasaan merokok
Penanganan yang dilakukan Guru BK melakukan layanan perbaikan kepada siswa yang kedapatan merokok di sekolah, serta mulai mengagendakan bimbingan kelompok di kelas untuk mengefektifkan fungsi preventif sejak dini dengan materi tentang bahaya merokok dengan menampilkan beberapa media sebagai upaya mengarahkan anak pada pemahaman tentang bahaya merokok dan meninggalkannya.
2.      Bolos Sekolah
Guru BK bekerja sama dengan wali kelas menelusuri latar belakang bolos sekolah pada anak tertentu, kemudian menindaklanjutinya dengan
Layanan Perbaikan dan kunjungan rumah.



Pembahasan/Diskusi

Dengan dasar teori dan hasil observasi yang kami peroleh, maka kami diskusikan hasil observasi tersebut dengan dasar teori yang ada. Berikut paparan hasil diskusi kami:
1.      Struktur Organisasi
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu dipimipin langsung oleh Kepala Sekolah Bapak Drs.Mochammad Irfan, M.pd., sedangkan secara teknis, pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru BK yang berkoordinasi dan bekerja sama dengan wali kelas dari masing-masing kelas.
Guru BK yang ada di SMAN Ambulu sebanyak lima orang, yaitu Pak Mustofa, Ibu Hayumi, Ibu Sri Handayani, Pak Sucipto dan Ibu Sutiah. Banyaknya murid di SMAN Ambulu 927 siswa. Jumlah Guru BK ini belum mencukupi standar yang ditetapkan yaitu minimal satu guru BK melayani 150 siswa, sehingga dibutuhkan satu lagi guru BK di SMAN Ambulu.
2.      Peran Guru di Sekolah Dalam Pelaksaan BK
Wali kelas juga sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Kepala sekolah mengintruksikan pada semua guru kelas agar melakukan bimbingan dikelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan adanya instruksi tersebut, setiap harinya guru mata pelajaran memberikan sedikit bimbingan sebelum memulai pelajaran. Bimbingan tersebut berupa motifasi atau bimbingan social, dan bimbingan karir. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan para siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Selain bimbingan dikelas, sebagian guru pelajaran juga membantu atau merangkap sebagai guru BK. Mereka tidak hanya membantu dalam konseling tetapi dalam administrasi yang berhubungan dengan BK.
Jika ada masalah di kelas, sebagai penindak lanjut yang pertama yaitu guru matapelajaran, setelah itu wali kelas, dan kemudian ke guru Bk. Jika masalah belum terselesaikan akan berlanjut ke bagian kesiswaan dan yang terakhir ke kepala sekolah.
3.      Mekaisme Penanganan Siswa bermasalah
Penanganan siswa bermasalah yang diterapkan di SMAN Ambulu sudah baik, yaitu siswa bermasalah dilaporkan kepada wali kelas untuk ditangani, wali kelas melakukan konsultasi dan koordinasi dengan guru BK dalam penanganan anak, jika tidak bisa diatasi, siswa diserahkan kepada guru BK untuk mendapatkan layanan perbaikan, jika guru BK tidak mampu menanganinya maka diserahkan kepada wali murid.
4.      Sarana dan Prasarana
Lembaga Bimbingan dan Konseling di SMAN Ambulu telah memiliki ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan sarana dan yang cukup, sehingga dalam operasionalnya bisa dilakukan setiap hari kerja dengan baik. Ruangan yang cukup luas dan tempat untuk diskusi atau penyuluhan yang baik sangat mendukung dalam pelaksanaan layanan BK. Buku pedoman tentang Bimbingan dan Konseling juga disediakan, dan menjadi buku mata pelajaran.














BAB 3

PENUTUP


Kesimpulan

Program Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali dalam dunia pendidikan karena sebagai sumber atau acuan untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling yang tertata dan tidak dilakukan sekedar saja atau hanya saat guru ingat saja.
Program Bimbingan dan Konseling dibuat agar dapat mencegah masalah-masalah yang terjadi pada siswa dan supaya siswa memperoleh Bimbingan dan Konseling sesuai dengan perkembangan usianya. Pada jenjang pendidikan dasar, layanan bimbingan dan konseling di SMA bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan, yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sehingga Bimbingan dan Konseling ini dapat diterima secara efektif oleh siswa.
Masalah belajar timbul karena ada sesuatu yang melatarbelakangi dan banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah yang ada, sehingga diperlukan adanya program Bimbingan dan Konseling.

Saran

Program Bimbingan konseling sangat penting. Untuk itu pihak-pihak yang terkait didalam dunia pendidikan harus saling mendukung terhadap adanya program ini. Menurut kelompok kami alangkah baiknya tenaga pendidik di tambah, khususnya pada bidang BP/BK.






DAFTAR PUSTAKA

Masyhud, S. 2014. Manajemen Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta.
Soetjipto dan Kosasi. 1999. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.




























Lampiran:
Lampiran:

0 comments:

Post a Comment