Friday, 16 December 2016

LAPORAN DIFUSI DAN OSMOSIS









LAPORAN BIOLOGI DASAR
“ACARA V DIFUSI DAN OSMOSIS”



DISUSUN OLEH:
NAMA                   : FEBRIANA ARUMSARI
NIM                        : 150210103031






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.                    JUDUL
Acara V Difusi dan Osmosis
II.                 TUJUAN
Memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi fan osmosis.
III.              DASAR TEORI
Difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah , yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan dan penyebarannya) seimbang. Difusi merupakan proses fisik yg dapat diamati dengan bebrapa tipe molekul. (Rachmadiarti.2007:69)
Difusi lewat sekat jauh lebih pelan dan sulit daripada tanpa lewat sekat. Karena molekul zat itu harus melewati molekul-molekul membran yang bersusun rapat. (Yatim.1996:201)
Di dalam sel, energi untuk difusi ialah panas selnya. Karena sel tidak dapat memanfaatkan panas sel ini untuk pekerjaan lain, maka untuk difusi ini sel tidak perlu mengeluarkan energi. (Soemarwoto.1980:160)
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan  disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991: 185).
Untuk kecepatan difusi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a.       Ukuran. Lebih sedikit energi yang diperlukan untuk memindahkan molekul kecil sehingga molekul kecil dapat berdifusi lebih cepat.
b.      Suhu. Molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga mereka lebih sering bertumbukan.
c.       Perbedaan gradien konsentrasi. Kecepatan difusi lebih tinggi dalam gradien yang besar.
d.      Muatan. Tiap ion yang larut dalam cairan berkontribusi terhadap keseluruhan muatan listrik cairan.
e.       Tekanan. Tekanan mendekat molekul, sehingga molekul-molekul yang makin padat menjadi bertumbukan dan lebih sering berikatan. (Star,2012:91).
Osmosis adalah suatu difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secra diferensial. Secra sederhana dapat dikatan  bahwa osmosis adalah difusi air melalui selput yang permeabel secara  diferensial  dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. (Kimball.1983:123).
Osmosis juga bisa didefinisikan sebagai gerakan bersih (netto) pelarut dari suatu larutan lemah (atau pelarut murni) ke larutan lebih kuat jika kedua larutan itu dipisahkan oleh selaput semipermeabel. (Loveless,1991:140)
Osmosis istilah yang digunakan untuk melukiskan suatu tipe difusi yang khusus yaitu difusi air melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermiabel ialah selaput yang dapt dilalui oleh zat-zat tertentu saja. (Misbah.1998:2.26)
Ekstraksi dengan metode osmosis merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan penambahan sukrosa. (jurnal)
Jika sel darah merah ditempelkan di dalm media denga konsentrasi air yang sam dengan sitoplasmanya (plasma darah atau larutan garam 0,9%), sel drah itu tidak akan dapat tambahan atau kehilangan air dengan cara osmosis. Larutan demikian disebut isotonik. (Kimball.1983:125).



IV.              METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Cawan petri
b.      Scalpel atau pisau potong
c.       Gelas ukur
2.      Bahan
a.       Kentang atau wortel
b.      Garam dapur halus
c.       Air
4.1  Cara Kerja





Rectangle: Rounded Corners: Menyiapkan dua butir kentang atau wortel




Rectangle: Rounded Corners: Mengupas kentang atau wortel, memotong berbentuk kubus





Rectangle: Rounded Corners: Membuat cekungan yang sama pada dua buah potongan kentang atau wortel yang berbentuk kubus

 




v





Rectangle: Rounded Corners: Mengisi salah satu cekungan dengan garam, sebanyak cekungan pada kentang dan wortel




Rectangle: Rounded Corners: Meletakkan kedua kentang dan wortel ke dalam cawan petri yang telah diisi air dan diketahui volumenya





Rectangle: Rounded Corners: Membiarkan kentang dan wortel selama 15 menit





Rectangle: Rounded Corners: Mengamati kondisi kentang

 







               





V.            HASIL PENGAMATAN
a.       Pengamatan tanpa garam
Kel.
Foto Hasil Pengamatan
Keterangan Hasil Pengamatan
2
Sebelum :


 



Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air             : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 23 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning pucat
3
Sebelum :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 23 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning pucat

b.      Pengamatan dengan menggunakan garam
Kel.
Foto Hasil Pengamatan
Keterangan Hasil Pengamatan
4
Sebelum :


 



Tekstur              : keras
Jumlah air         : 40 ml
Rasa air             : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 39 ml
Rasa air              : agak asin
Warna kentang : kuning pudar
5
Sebelum :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 24 ml
Rasa air              : agak asin
Warna kentang : kuning sedikit
                              coklat


Kel.
Foto Hasil Pengamatan
Keterangan Hasil Pengamatan
6
Sebelum :


 



Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air             : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 24 ml
Rasa air              : agak asin
Warna kentang : kuning pucat
7
Sebelum :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 24 ml
Rasa air              : agak asin
Warna kentang : kuning sedikit
                              coklat


VI.          PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai peristiwa difusi dan osmosis, osmosis adalah pergerakan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi menuju konsentrasi air yang rendah melalui selektif permeable (semipermeabel). Dengan kata lain, osmosis adalah difusi molekul air melalui membrane semipermiabel. Semipermiabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh molekul-molekul air atau molekul-molekul seukuran dengan air. Sedangkan difusi adalah peristiwa perpindahan molekul-molekul satu zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah melalui membran semipermeabel. Peristiwa difusi dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Pada difusi pergerakan molekul-molekul melintasi membran dipengaruhi oleh gradient konsentrasi (membran bersifat permeable terhadap molekul tersebut).
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat ke molekul gula/garam (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
Dalam melaksanakan praktikum ini kami menggunakan kentang (Solanum tuberosum) sebagai indikator dan bahan utama untuk mengetahui adanya peristiwa difusi dan osmosis. Kentang disini berfungsi sebagai membran semipermeabel.  Dalam melaksanakan praktikum, membutuhkan dua kentang, kupas kulit kentang, lalu buat sayatan pada permukaanya yang nantinya akan di buat cekungan. kentang di potong dengan bentuk kubus, supaya dapat ditegakkan. Cekungan pada kentag yang sau diberi garam dapur halus, sedangkan pada kentang satunya dibiarkan kosong atau tanpa diisi garam.
Untuk pengambilan data pertama kami menggunakan data dari kelompok 2-3 melaksanakan pengamatan tanpa garam. Dengan menggunakan kentang dengan ukuran 3x3 cm, dan membuat cekungansedalam 1.5cm. Dalam cekungan kentang tidak di beri garam. Kentang dimasukkan ke dalam air yang volume mula-mula nya 25 ml dan didiamkan selama 15 menit, tekstur kentang menjadi keras. Hal ini disebabkan tidak adanya molekul-molekul pada kentang yang berpindah. Volume yang mula-mula 25 ml setelah dilakukan percobaan menjadi 23 ml. Hal ini terjadi perpindahan molekulnya, sehingga perbedaan volume mula-mula dan volume akhir tidak jauh berbeda. Rasa air tidak mengalami perubahan, tetapi dalam warna kentang terjadi perubahan yang mana sebelum percobaan warna kentang kuning dan setelah percobaan menjadi kuning pucat. Pada percobaan ini terjadi proses difusi, yaitu berpindahnya suatu zat terlarut. Pada percobaan ini sudah benar.
Dalam percobaan selanjutnya dilakukan oleh kelompok 4, dengan menggunakan bahan kentang yang sama, yang membedakan adalah ukuran volume air mula-mula yang di pakia,. Dalam percobaan ini kelompok 4 menggunakan volume air mula-mula 40 ml, dan di diamkan selama 15 menit dan di adakan pengamatan volume air berubah menjadi 39 ml. Data dari hasil pengamatan ini tidak sesuai dengan konsep osmosis. Air yang ada dalam cawan petri menjadi berkurang karena masuk ke dalam larutan garam di kentang yang berkonsentrasi air rendah. Air disisni mengalami hipotonis yaitu zat pelarutnya tinggi atau naik, sehingga zat pelarut rendah atau dapat disimpulkan air mengalami osmosis. Sedangkan larutan garam mengalami hipertonis, karena zat terlarut naik, sehingga garam merupakan zat terlarut rendah, dan dapat disimpulkan garam mengalami difusi. Rasa air sebelum percobaan tawar dan setelah dilakukan percobaan rasa air menjadi agak asin. Warna kentang yang sebelum percobaan kuning, dan setelah percobaan warna kentang menjadi kuning pucat. Yang membendakan dari percobaan kelompok 4 adalah hanya volume mula-mulanya saja, dari hasil pengamatan yang lainnya menunjukkan kesamaan hasil pengamatan dengan kelompok 5-7 Pada percobaan ini sudah benar.
Pada percobaan selanjutnya pengamatan dari kelompok 5-7 dengan percobaan menggunakan garam, dalam praktikum ini juga menggunakan kentang (Solanum tuberosum) yang telah diukur sebelumnya 3x3 cm dan tinggi cekungan 1.5 cm, yang mana cekungan tersebut di isi dengan garam dapur halus separuh dari cekungan tersebut. Masukkan kentang yang sudah dipotong kubus tadi ke dalam petri yang telah diisi air yang mula-mula volume air 25 ml. Setelah didiamkan selama 15 menit, tekstur kentang menjadi lembek, volume mula-mula 25 ml setelah dilakukan percobaan menjadi 24 ml. Data hasil ini tidak sesuai dengan konsep osmosis. Air yang ada dalam cawan petri menjadi berkurang karena masuk ke dalam larutan garam di kentang yang berkonsentrasi air rendah. Rasa air sebelum percobaan tawar dan setelah dilakukan percobaan rasa air menjadi agak asin. Warna kentang yang sebelum percobaan kuning, dan setelah percobaan warna kentang menjadi kuning pucat.
Hal ini terjadi karena adanya proses osmosis, karena perpindahan molekul selama potongan kentang direndam dalam air dan dalam cekungan yang diberi garam. Konsentrasi kentang yang diberi garam lebih besar daripada konsentrasi air, sehingga molekul air berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Apabila garam pada cekungan ditambah, maka perubahan volume air akan semakin besar dan cepat karena konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan air semakin cepat berpindah. Inilah fungsi garam dalam praktikum kali ini, yaitu agar mempercepat proses osmosis pada kentang. Kentang yang mengalami peristiwa osmosis akan mengalami perubahan pada strukturnya yaitu yang semula kaku akan menjadi lembek. Hal itu disebabkan karena air yang ada di luar kentang akan masuk ke dalamnya sehingga kentang yang kaku dimana hal ini bisa dikatakan bahwa kandungan air dalam kentang masih sedikit akan menjadi lembek karena kandungan air dalam kentang bertambah yang menyebabkan garam dalam cekungannya menjadi larut oleh perembesan air dari luar tadi. Sedangkan pada kentang yang tidak diberi garam, tidak terjadi perubahan volume air dan struktur kentang, karena larutan dan kandungan air yang ada pada kentang sama-sama hipotonik, sehingga struktur kentang tetap keras dan volume air sebelum dan sesudah di letakkan pada cawan, tetap.
Luas permukaan kentang dalam dalam percobaan ini, panjang dan lebar kentang ikut mempengaruhi osmosis, semakin tebal kentang atau semakin besar luas permukaan kentang, maka semakin lambat peristiwa osmosis yang terjadi, dan juga sebaliknya, semakin kecil luas permukaan kentang maka semakin cepat peristiwa osmosis yang terjadi. Karena air semakin lama menembus membran semipermeable yaitu kentang itu sendiri pemberian garam pada cekungan kentang dimaksudkan untuk membedakan konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar membran, sehingga peristiwa osmosis dapat terjadi.
Variabel bebas pada percobaan kali ini yaitu kentang, variabel bebas disini yaitu variabel yang dibuat bervariasi/berbeda, kentang pada percobaan kali ini dibuat 2 variasi yaitu dengan menggunakan garam, dan tanpa garam. Variabel bebas memunculkan variabel terikat, variabel terikat yaitu variabel yang muncul akibat adanya variabel bebas. Dalam praktikum ini variabel terikatnya yaitu air. Air dikatakan variabel terikat karena massanya tetap yaitu 25 ml setiap percobaan, keculi pada kelompok 4 yaitu 40 ml karena ada kesalahan saat percobaan. Variabel kontrol adalah variabel/faktor lain yang ikut berpengaruh yang dibuat sama pada setiap percobaan. Variabel kontrol dari percobaan ini yaitu jumlah zat cair, ukuran pemotongan.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis yaitu luas permukaan kentang (Solanum tuberosum) juga mempengaruhi osmosis, semakin tebal dan besar permukaan kentang, maka semakin lambat peristiwa osmosis, dan semakin kecil luas permukaan kentang maka semakin cepat peristiwa osmosis.

VII.           PENUTUP
Kesimpulan:
Peristiwa osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeabel yang dalam praktikum ini ditunjukkan oleh kentang yang cekungannya diberi garam. Sedangkan peristiwa difusi adalah perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah baik membran ataupun tidak.
Kentang yang direndam dalam larutan garam atau ditengahnya terdapat cekungan yang berisi garam akan mengalami osmosis dimana kandungan air dalam kentang sehingga air cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang.
Kentang yang direndam dalam air biasa juga mengalami osmosis dimana kandungan air yang ada diluar kentang lebih besar sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan bentuk kentang bertambah.
Saran:
-          Diharapkan pada praktikum ini, praktikan dapat mengetahui dan menjelaskan lebih spesifik proses difusi dan osmosis.
-          Diharapakan para praktikan lebih cepat saat melakukan pengupasan kulit kentang dan saat membuat membuat cekungan.
-          Diharapkan para praktikan lebih hati-hati dan menyimpulkan suatu hal.
-          Diharapkan para praktikan lebih mengurangi bicara dan berguraunya, agar praktikum cepat terselasaikan.








DAFTAR PUSTAKA
Arumaningrum,Devita.dkk. 2015 .Pengaruh Proporsi Sukrosa dan Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari Buah Naga Putih (Hylocereusundatus). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3:100-105. Malang.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Misbah. 1998. Kapita Selekta Biologi Sekolah I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rachmadiarti Fida, dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa University Press.
Soemarwoto, dkk. 1980. Biologi Umum II. Jakarta: PT Gramedia.
Star,Cacie.2012.Biologi.Jakarta: Salemba Teknika.
Wildan, Yatim. 1996. Biologi Modern. Bandung: Tarsito.



















Lampiran:
   
















Kel.
Foto Hasil Pengamatan
Tanpa menggunakan garam
Keterangan Hasil Pengamatan
2
Sebelum :


 



Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air             : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 23 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning pucat
3
Sebelum :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 23 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning pucat





Kel.
Foto Hasil Pengamatan menggunakan garam
Keterangan Hasil Pengamatan
4
Sebelum :


 



Tekstur              : keras
Jumlah air         : 40 ml
Rasa air             : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 39 ml
Rasa air              : agak asin
Warna kentang : kuning pudar
5
Sebelum :
Tekstur              : keras
Jumlah air         : 25 ml
Rasa air              : tawar
Warna kentang : kuning
Sesudah :
Tekstur              : agak lembek
Jumlah air         : 24 ml
Rasa air              : agak asin
Warna kentang : kuning sedikit
                              coklat

0 comments:

Post a Comment