LAPORAN
BIOLOGI DASAR
“ACARA
V DIFUSI DAN OSMOSIS”
DISUSUN OLEH:
NAMA :
FEBRIANA ARUMSARI
NIM :
150210103031
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
I.
JUDUL
Acara V Difusi dan Osmosis
II.
TUJUAN
Memahami permasalahan yang terjadi dalam
percobaan mengenai difusi fan osmosis.
III.
DASAR TEORI
Difusi
adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah , yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan dan
penyebarannya) seimbang. Difusi merupakan proses fisik yg dapat diamati dengan
bebrapa tipe molekul. (Rachmadiarti.2007:69)
Difusi
lewat sekat jauh lebih pelan dan sulit daripada tanpa lewat sekat. Karena molekul
zat itu harus melewati molekul-molekul membran yang bersusun rapat.
(Yatim.1996:201)
Di dalam sel, energi
untuk difusi ialah panas selnya. Karena sel tidak dapat memanfaatkan panas sel
ini untuk pekerjaan lain, maka untuk difusi ini sel tidak perlu mengeluarkan
energi. (Soemarwoto.1980:160)
Peristiwa difusi pada tumbuhan
sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon dioksida (CO2)
dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses
difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah
satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh
tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi
daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam
tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada
di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh
tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi
akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991: 185).
Untuk kecepatan difusi
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a. Ukuran.
Lebih sedikit energi yang diperlukan untuk memindahkan molekul kecil sehingga
molekul kecil dapat berdifusi lebih cepat.
b. Suhu.
Molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga mereka lebih
sering bertumbukan.
c. Perbedaan
gradien konsentrasi. Kecepatan difusi lebih tinggi dalam gradien yang besar.
d. Muatan.
Tiap ion yang larut dalam cairan berkontribusi terhadap keseluruhan muatan
listrik cairan.
e. Tekanan.
Tekanan mendekat molekul, sehingga molekul-molekul yang makin padat menjadi
bertumbukan dan lebih sering berikatan. (Star,2012:91).
Osmosis adalah suatu difusi dari tiap
pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secra diferensial. Secra sederhana
dapat dikatan bahwa osmosis adalah
difusi air melalui selput yang permeabel secara
diferensial dari suatu tempat
berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. (Kimball.1983:123).
Osmosis
juga bisa didefinisikan sebagai gerakan bersih (netto) pelarut dari suatu
larutan lemah (atau pelarut murni) ke larutan lebih kuat jika kedua larutan itu
dipisahkan oleh selaput semipermeabel. (Loveless,1991:140)
Osmosis
istilah yang digunakan untuk melukiskan suatu tipe difusi yang khusus yaitu
difusi air melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermiabel ialah selaput
yang dapt dilalui oleh zat-zat tertentu saja. (Misbah.1998:2.26)
Ekstraksi
dengan metode osmosis merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan penambahan
sukrosa. (jurnal)
Jika
sel darah merah ditempelkan di dalm media denga konsentrasi air yang sam dengan
sitoplasmanya (plasma darah atau larutan garam 0,9%), sel drah itu tidak akan
dapat tambahan atau kehilangan air dengan cara osmosis. Larutan demikian
disebut isotonik. (Kimball.1983:125).
IV.
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cawan
petri
b. Scalpel
atau pisau potong
c. Gelas
ukur
2. Bahan
a. Kentang
atau wortel
b. Garam
dapur halus
c. Air
4.1
Cara Kerja
v
V.
HASIL PENGAMATAN
a.
Pengamatan tanpa garam
Kel.
|
Foto Hasil Pengamatan
|
Keterangan Hasil Pengamatan
|
|||
2
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 23 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
pucat
|
||||
3
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 23 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
pucat
|
b. Pengamatan
dengan menggunakan garam
Kel.
|
Foto Hasil Pengamatan
|
Keterangan Hasil Pengamatan
|
|||
4
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 40 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 39 ml
Rasa
air : agak
asin
Warna
kentang : kuning
pudar
|
||||
5
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 24 ml
Rasa
air : agak
asin
Warna
kentang :
kuning sedikit
coklat |
Kel.
|
Foto Hasil Pengamatan
|
Keterangan Hasil Pengamatan
|
|||
6
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 24 ml
Rasa
air : agak
asin
Warna
kentang : kuning
pucat
|
||||
7
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 24 ml
Rasa
air : agak
asin
Warna
kentang : kuning
sedikit
coklat |
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai peristiwa difusi dan
osmosis, osmosis
adalah pergerakan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi menuju
konsentrasi air yang rendah melalui selektif permeable (semipermeabel). Dengan
kata lain, osmosis adalah difusi molekul air melalui membrane semipermiabel.
Semipermiabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh molekul-molekul
air atau molekul-molekul seukuran dengan air. Sedangkan difusi adalah peristiwa
perpindahan molekul-molekul satu zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke
larutan yang berkonsentrasi rendah melalui membran semipermeabel. Peristiwa
difusi dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Pada difusi pergerakan molekul-molekul
melintasi membran dipengaruhi oleh gradient konsentrasi (membran bersifat
permeable terhadap molekul tersebut).
Dalam proses osmosis, pada larutan
hipertonik, sebagian besar molekul air terikat ke molekul gula/garam
(terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air
yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul
air yang melewati membran.
Dalam
melaksanakan praktikum ini kami menggunakan kentang (Solanum tuberosum) sebagai
indikator dan bahan utama untuk mengetahui adanya peristiwa difusi dan osmosis.
Kentang disini berfungsi sebagai membran semipermeabel. Dalam melaksanakan praktikum, membutuhkan dua
kentang, kupas kulit kentang, lalu buat sayatan pada permukaanya yang nantinya
akan di buat cekungan. kentang di potong dengan bentuk kubus, supaya dapat ditegakkan.
Cekungan pada kentag yang sau diberi garam dapur halus, sedangkan pada kentang
satunya dibiarkan kosong atau tanpa diisi garam.
Untuk
pengambilan data pertama kami menggunakan data dari kelompok 2-3
melaksanakan pengamatan tanpa garam. Dengan menggunakan kentang dengan ukuran
3x3 cm, dan membuat cekungansedalam 1.5cm. Dalam cekungan kentang tidak di beri
garam. Kentang dimasukkan ke dalam air yang volume mula-mula nya 25 ml dan
didiamkan selama 15 menit, tekstur kentang menjadi keras. Hal ini disebabkan
tidak adanya molekul-molekul pada kentang yang berpindah. Volume yang mula-mula
25 ml setelah dilakukan percobaan menjadi 23 ml. Hal ini terjadi perpindahan
molekulnya, sehingga perbedaan volume mula-mula dan volume akhir tidak jauh
berbeda. Rasa air tidak mengalami perubahan, tetapi dalam warna kentang terjadi
perubahan yang mana sebelum percobaan warna kentang kuning dan setelah
percobaan menjadi kuning pucat. Pada percobaan ini terjadi proses difusi, yaitu
berpindahnya suatu zat terlarut. Pada percobaan ini sudah benar.
Dalam
percobaan selanjutnya dilakukan oleh kelompok 4, dengan menggunakan bahan kentang
yang sama, yang membedakan adalah ukuran volume air mula-mula yang di pakia,.
Dalam percobaan ini kelompok 4 menggunakan volume air mula-mula 40 ml, dan di
diamkan selama 15 menit dan di adakan pengamatan volume air berubah menjadi 39
ml. Data dari hasil pengamatan ini tidak sesuai dengan konsep osmosis. Air yang
ada dalam cawan petri menjadi berkurang karena masuk ke dalam larutan garam di
kentang yang berkonsentrasi air rendah. Air disisni mengalami hipotonis yaitu
zat pelarutnya tinggi atau naik, sehingga zat pelarut rendah atau dapat
disimpulkan air mengalami osmosis. Sedangkan larutan garam mengalami
hipertonis, karena zat terlarut naik, sehingga garam merupakan zat terlarut rendah,
dan dapat disimpulkan garam mengalami difusi. Rasa air sebelum percobaan tawar dan
setelah dilakukan percobaan rasa air menjadi agak asin. Warna kentang yang
sebelum percobaan kuning, dan setelah percobaan warna kentang menjadi kuning
pucat. Yang membendakan dari percobaan kelompok 4
adalah hanya volume mula-mulanya saja, dari hasil pengamatan yang lainnya
menunjukkan kesamaan hasil pengamatan dengan kelompok 5-7 Pada percobaan ini
sudah benar.
Pada percobaan selanjutnya pengamatan
dari kelompok 5-7 dengan percobaan menggunakan garam, dalam praktikum ini juga
menggunakan kentang (Solanum
tuberosum)
yang telah diukur sebelumnya 3x3 cm dan tinggi cekungan 1.5 cm, yang mana
cekungan tersebut di isi dengan garam dapur halus separuh dari cekungan tersebut.
Masukkan kentang yang sudah dipotong kubus tadi ke dalam petri yang telah diisi
air yang mula-mula volume air 25 ml. Setelah didiamkan selama 15 menit, tekstur
kentang menjadi lembek, volume mula-mula 25 ml setelah dilakukan percobaan
menjadi 24 ml. Data hasil ini tidak sesuai dengan konsep
osmosis. Air yang ada dalam cawan petri menjadi berkurang
karena masuk ke dalam larutan garam di kentang yang berkonsentrasi air rendah. Rasa air sebelum percobaan tawar dan
setelah dilakukan percobaan rasa air menjadi agak asin. Warna kentang yang
sebelum percobaan kuning, dan setelah percobaan warna kentang menjadi kuning
pucat.
Hal
ini terjadi karena adanya proses osmosis, karena perpindahan molekul selama
potongan kentang direndam dalam air dan dalam cekungan yang diberi garam.
Konsentrasi kentang yang diberi garam lebih besar daripada konsentrasi air,
sehingga molekul air berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Apabila garam pada cekungan ditambah, maka perubahan volume air akan semakin
besar dan cepat karena konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut
mengakibatkan air semakin cepat berpindah. Inilah fungsi garam dalam praktikum
kali ini, yaitu agar mempercepat proses osmosis pada kentang. Kentang yang mengalami peristiwa osmosis akan mengalami perubahan pada
strukturnya yaitu yang semula kaku akan menjadi lembek. Hal itu disebabkan
karena air yang ada di luar kentang akan masuk ke dalamnya sehingga kentang
yang kaku dimana hal ini bisa dikatakan bahwa kandungan air dalam kentang masih
sedikit akan menjadi lembek karena kandungan air dalam kentang bertambah yang
menyebabkan garam dalam cekungannya menjadi larut oleh perembesan air dari luar
tadi. Sedangkan pada kentang yang tidak diberi garam, tidak terjadi perubahan
volume air dan struktur kentang, karena larutan dan kandungan air yang ada pada
kentang sama-sama hipotonik, sehingga struktur kentang tetap keras dan volume
air sebelum dan sesudah di letakkan pada cawan, tetap.
Luas
permukaan kentang dalam dalam percobaan ini, panjang dan lebar kentang ikut
mempengaruhi osmosis, semakin tebal kentang atau semakin besar luas permukaan
kentang, maka semakin lambat peristiwa osmosis yang terjadi, dan juga
sebaliknya, semakin kecil luas permukaan kentang maka semakin cepat peristiwa
osmosis yang terjadi. Karena air semakin lama menembus membran semipermeable
yaitu kentang itu sendiri pemberian garam pada cekungan kentang dimaksudkan
untuk membedakan konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar membran,
sehingga peristiwa osmosis dapat terjadi.
Variabel
bebas pada percobaan kali ini yaitu kentang, variabel bebas disini yaitu
variabel yang dibuat bervariasi/berbeda, kentang pada percobaan kali ini dibuat
2 variasi yaitu dengan menggunakan garam, dan tanpa garam. Variabel bebas
memunculkan variabel terikat, variabel terikat yaitu variabel yang muncul
akibat adanya variabel bebas. Dalam praktikum ini variabel terikatnya yaitu
air. Air dikatakan variabel terikat karena massanya tetap yaitu 25 ml setiap
percobaan, keculi pada kelompok 4 yaitu 40 ml karena ada kesalahan saat
percobaan. Variabel kontrol adalah variabel/faktor lain yang ikut berpengaruh
yang dibuat sama pada setiap percobaan. Variabel kontrol dari percobaan ini
yaitu jumlah zat cair, ukuran pemotongan.
Dalam percobaan ini
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis yaitu luas permukaan kentang
(Solanum tuberosum) juga mempengaruhi
osmosis, semakin tebal dan besar permukaan kentang, maka semakin lambat
peristiwa osmosis, dan semakin kecil luas permukaan kentang maka semakin cepat
peristiwa osmosis.
VII.
PENUTUP
Kesimpulan:
Peristiwa
osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah melalui membran semipermeabel yang dalam praktikum ini ditunjukkan
oleh kentang yang cekungannya diberi garam. Sedangkan peristiwa difusi adalah
perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah baik membran ataupun tidak.
Kentang yang direndam
dalam larutan garam atau ditengahnya terdapat cekungan yang berisi garam akan
mengalami osmosis dimana kandungan air dalam kentang sehingga air cenderung
keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang.
Kentang yang direndam
dalam air biasa juga mengalami osmosis dimana kandungan air yang ada diluar
kentang lebih besar sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan bentuk kentang
bertambah.
Saran:
-
Diharapkan pada praktikum
ini, praktikan dapat mengetahui dan menjelaskan lebih spesifik proses difusi
dan osmosis.
-
Diharapakan para
praktikan lebih cepat saat melakukan pengupasan kulit kentang dan saat membuat
membuat cekungan.
-
Diharapkan para praktikan
lebih hati-hati dan menyimpulkan suatu hal.
-
Diharapkan para praktikan
lebih mengurangi bicara dan berguraunya, agar praktikum cepat terselasaikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arumaningrum,Devita.dkk. 2015 .Pengaruh
Proporsi Sukrosa dan Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari Buah Naga Putih (Hylocereusundatus). Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3:100-105. Malang.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
Daerah Tropik I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Misbah. 1998. Kapita Selekta Biologi Sekolah I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rachmadiarti Fida, dkk.
2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa
University Press.
Soemarwoto, dkk. 1980. Biologi Umum II. Jakarta: PT Gramedia.
Star,Cacie.2012.Biologi.Jakarta: Salemba Teknika.
Wildan, Yatim. 1996. Biologi Modern. Bandung: Tarsito.
Lampiran:
Kel.
|
Foto Hasil Pengamatan
Tanpa menggunakan garam
|
Keterangan Hasil Pengamatan
|
|||
2
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 23 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
pucat
|
||||
3
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 23 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
pucat
|
Kel.
|
Foto Hasil Pengamatan menggunakan garam
|
Keterangan Hasil Pengamatan
|
|||
4
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 40 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 39 ml
Rasa
air : agak
asin
Warna
kentang : kuning
pudar
|
||||
5
|
Sebelum
:
|
Tekstur : keras
Jumlah
air : 25 ml
Rasa
air : tawar
Warna
kentang : kuning
|
|||
Sesudah
:
|
Tekstur : agak lembek
Jumlah
air : 24 ml
Rasa
air : agak
asin
Warna
kentang :
kuning sedikit
coklat |
0 comments:
Post a Comment