Friday, 16 December 2016

LAPORAN KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN






LAPORAN BIOLOGI DASAR
“KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN”



DISUSUN OLEH:
NAMA                   : FEBRIANA ARUMSARI
NIM                        : 150210103031
KELOMPOK         : 5
NO. HP                   : 085655632653


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015

I.                    JUDUL
Keanekaragaman Organisme Tumbuhan
II.                 TUJUAN
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
III.              DASAR TEORI
      Keanekaragaman organisme tumbuhan adalah bermacam-macamnya kehidupan tumbuhan. Kingdom plantae bersifat multiseluler, eukariotik, sel-sel jaringannya mengalami spesialisasi, autotrof fotosintetik, embrio multiseluler berkembang di dalam jaringan, gametofit multiselular dan sporofit yang bersifat diploid (2n) di dalam gametofit pada pergiliran keturunan dengan generasi gametofit yang bersifat haploid (n). (Waluyo, 2006: 101).
      Tumbuhan lumut (Bryophyta), yang biasa kita lihat itu adalah tumbuhan penghasil gamet (gametofit). Anteridium dan arkegonium pada batang tersendiri, meskipun mungkin rhizoid bersatu. Gamet jantan dan betina bersatu, zigot tumbuh menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan sporangium, di dalamnya dibentuk spora. Tersebar tumbuh menjadi gametofit baru. Seperti halnya paku, gamet jantan mencari gamet betina dalam medium air. Itulah sebabnya maka lumut dan paku dikenal sebagai tumbuhan air, membutuhkan substrat air dalam pembiakan (Yatim,1987:259).
Lumut daun tumbuh diberbagai tempat seperti tempat yang kering . lumut daun membentuk badan-badan yang berupa bantalan sedangkan yang hidup di tanah hutan membentuk lapisan seperti babut tetapi jarang hidup di air sehingga memperlihatkan struktur yang bermacam-macam (Waluyo,2010:90).
      Thallophyta, tumbuh-tumbuhan yang termasuk golongan ini adalah tumbuh-tumbuhan rendah dan terdiri atas organisme-organisme yang beraneka rupa bentuknya. Sel-selnya mempunyai inti, tetapi pada tubuhnya belum dapat dibedakan akar batang dan daun maupun berkas-berkas pengangkutan. Juga belum ditemukan alat kelamin betina yang berupa archegonium, dan bagian-bagisnnya yang menghasilkan spora atau gameta (sporangia) dan gametangia belum diselubungi oleh sel-sel yanng steril. Thallophyta dibagi menjadi 3 sub divisio, yaitu: algae (ganggan), fungi (cendawan atau jamur), lichenes (lumut kulit). (Nihayatis, Ellis. 1986:167)
      Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang, dan daun-daun. namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Alat perkembangbiakan paku yang utama adalah spora. (Tjisoepomo, Gambong. 1981:25)
      Anggota pinus ditandai dengan sifat utama daun yang bentuknya seperti jarum. Pada tingkat anakan daunnya tunggal yang tersusun secra spiral pada batang. Epidermisnya di tutup dengan kutikula yang tebal, dibawahnya terdapat satu atau dua lapis sel berdinding tebal yang disebut hipodermis. (Tjondronegoro, dkk.1989:94)
Kerucut betina pinus lebih besar pinus lebih besar dibandingkan kerucut jantannya dan mempunyai struktur yang rumit. Setiap bakal biji terdiri atas integumen yng mengitari dan bersatu dengan megasporangium. Setiap megasporangium berisi sel induk megaspora tunggal, dan sel tersebut setelah meiosis menghasilkan 4 megaspora yang tersusun dalam barisan. (Tjondronegoro, dkk.1989:97)
      Rumput teki (Cyperus rotundus L.), tumbuhan tegak, batang keluar dari rimpang yang sangat rapat, pangkal batangnyamenggelembung seperti umbi. Daun pada batang yang berbunga jauh lebih pendek dari daun pada batang yang tidak berbunga. Daun penumpu jauh lebih panjang dari bunga majemuknya. Bunga majemuk ramping dan bercabang-cabang. (Sudarnadi. 1996:49)



Perbedaan antara Monokotil dan Dikotil
No.
Monokotil
Dikotil
1
Akarnya tersusun dalam sistem akar serabut
Akar tersusun sistem akar tunggang
2
Akar dan batang tidak berkambium
Akar dan batang berkambium
3
Jumlah anggota bunga ada 3 atau kelipatannya
Jumlah mahkota bungan 4,5 atau kelipatannya
4
Ujung akar dan batang lembaga dikelilingi oleh koleorhiza
Tidak mempunyai pelindung
5
Kaliptra mempunyai kaliptrogen
Tidak mempunyai kaliptrogen
6
Susunan tulang sejajar atau melengkung
Susunan tulang daun menyirip atau menjari
7
Biji berkeping satu
Biji berkeping dua
(Waluyo,2010:93).















IV.              METODE PERCOBAAN
4.1. Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Loupe
c.       Pinset
d.      Jarum pentul
e.       Silet
2.      Bahan
a.       Preparat awetan alga
b.      Tumbuhan lumut daun
c.       Tumbuhan paku-pakuan
d.      Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)
e.       Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)
f.        Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)

4.2. Cara kerja
a.       Tumbuhan lumut daun (Bryopsida)
Letakkan lumut daun di atas kertas
Gambarkan morfologinya dan tunjukkan bagian-bagiannya
Amati dengan loupe
 




b.      Tumbuhan paku-pakuan
Gambarkan keseluruhan bagian dari tumbuhan paku

Tunjukkan bagian-bagiannya

 





c.       Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)
Gambarkan keseluruhan bagian dari tumbuhan pinus

Tunjukkan bagian-bagiannya

 



d.      Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (Cyperus rotundus)
Gambarkan keseluruhan bagian dari rumput teki

Tunjukkan bagian-bagiannya

 



e.        Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (Impatient balsamina)
Gambarkan keseluruhan bagian dari pacar air

Tunjukkan bagian-bagiannya

 














V.                HASIL PENGAMATAN
a.     Tumbuhan lumut daun (Bryophyta)
Gambar
 
Keterangan:
1.     
Belum ada, karena masih muda
Rhizoid
2.      Batang
3.      Daun
4.      Sporogonium
5.      Seta




b.    Tumbuhan paku-pakuan
Gambar
Keterangan:
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Sporangium

c.     Tumbuhan berbiji terbuka tumbuhan pinus (Pinus sp.)
Gambar
Keterangan:
1.      Batang
2.      Daun
3.      Strobilus
4.      Biji
5.      Sayap biji bersayap

d.    Tumbuhan berbiji tertutup monokotil rumput teki (Cyperus rotundus)
Gambar
Keterangan:
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun


e.     Tumbuhan berbiji tertutup dikotil pacar air (Impatient balsamina)
Gambar
 
Keterangan:
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.     
Belum ada, karena masih muda
Bunga
Kelopak
Mahkota
Putik
Benang sari
5.      Buah
6.      Biji
7.      Warna mahkota
8.      Duduk daun






VI.              PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum yang berjudul keanekaragaman organisme tumbuhan. Dalam praktikum kali ini kami membahas tentang keanekaragaman organisme pada tumbuhan.  Tujuan diadakannya praktikum kali ini adalah agar para mahasiswa dapat menjelaskan dan mengetahui struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Beberapa alat yang dipergunakan dalam praktikum kali ini adalah mikroskop, loupe, pinset, jarum pentul, dan silet. Sedangkan, untuk bahannya adalah tumbuhan lumut daun (Bryophyta), tumbuhan paku-pakuan, tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.), tumbuhan berbiji tertutup monokotil rumput teki (Cyperus rotundus), dan tumbuhan berbiji tertutup dikotil pacar air (Impatient balsamina).
Pada percobaan kali ini kami mengamati lima macam tumbuhan dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat tinggi telah mempunyai jaringan pembuluh (memiliki jaringan pengangkut, dan memiliki daun, batang dan akar). Contohnya pteridophyta (paku)  dan spermatophyta (tumbuhan bunga). Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh, sehingga materi disalurkan dengan cara difusi antarsel. Contohnya Bryophyta (lumut).
Tumbuhan yang pertama yang kami amati adalah dari golongan Bryophyta. Tumbuhan yang kami amati adalah tumbuhan lumut daun (Bryophyta). Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat kami ketahui bahwa lumut daun sudah memiliki akar, namun bukan akar sejati, yang disebut dengan rhizoid, serta batang dan daun yang belum sejati. Pada tumbuhan lumut yang termasuk dalam divisi Bryophyta karena tumbuhan lumut masih berupa talus yaitu tumbuhan yang akar, batang dan daunnya belum sejati. Lumut yang diamati termasuk kedalam golongan Musci (lumun daun), termasuk dalam suku Politrichaceae dan dari marga Poganatum. Sehingga lumut daun yang diamati ini dari spesies atau jenis Poganatum sp. Ketika dilakukan pengamatan, lumut ini telah memilki organ yang menyerupai akar, batang dan daun yang belum sempurna. Tapi ada yang sudah mempunyai daun, batang dan akar yang disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini berfungsi untuk menempelkan tubuhnya pada dimana lumut itu hidup. Batang pada lumut daun belum sejati dan daunnya berwarna hijau yang menandakan terdapat klorofil sehingga lumut bisa melakukan fotosintesis. Pada pengamatan ini lumut daun yang kami amati belum terdapat bunga atau Sporophyte, karena lumut daun yang kami amati masih muda. Tumbuhan lumut daun termasuk tumbuhan tidak berpembuluh sehingga tidak memiliki xilem dan floem. Pada tumbuhan lumut terdapat sporogonium yaitu kotak spora yang merupakan tempat pembentukan spora. Sporogonium ini dihasilkan pada fase sporofit yaitu dimana bisa menghasilkan spora. Kemudian spora ini menjadi alat perkembangbiakan pada lumut yang menghasilkan sel gamet jantan pada anteridium dan sel gamet betina pada arkegonium. Pada saat menghasilkan gamet tersebut, tumbuhan lumut daun mengalami fase gametofit. Sehingga pada lumut terdapat dua fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Fase dominan pada lumut daun yaitu fase gametofit.
 Lalu pada pengamatan kedua tumbuhan yang diamati adalah kelompok paku-pakuan. Bila dibandingkan dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memilki xilem dan floem karena tumbuhan paku termasuk tumbuhan berpembuluh sehingga termasuk ke dalam divisi Pteridophyta. Divisi ini dalam daur perkembangannya pun telah menunjukkan dua keturunan yang haploid dan diploid yang bergiliran secara teratur. Pada bryophyta gametofit merupakan  tumbuha lumut tetapi pteridophyta gametofit berupa tumbuhan kecil yang bersifat seperti talus, sedang tumbuhannya sendiri adalah sporofit yang pada golongan tumbuhan telah jelas dapat dibedakan dalam: akar , batang, dan daun. Jadi pteridophyta berdasarkan susunan tubuhnya itu merupakan warga Cormophyta. Pertumbuha  hanya dapat berlangsung jika ada air Pada morfologi daun tumbuhan paku yang kami amati terlihat lebih lebar dari pada tumbuhan paku yang lainnya. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun yang sesungguhnya sehingga tumbuhan paku ini termasuk ke dalam kelompok kormophyta. Namun tumbuhan paku ini masih termasuk tumbuhan tingkat rendah karena belum memilki bunga dan belum menghasilkan biji. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Batang tumbuhan paku(rhizoma) terdapat dibawah tanah, batang tersebut tumbuhnya mendatar di bawah atau ada di atas permukaan tanah. Daun tumbuhan paku berwarna hijau karena banyak mengandung klorofil dan pada umumnya merupakan daun majemuk yang berbentuk menyirip. Pada tumbuhan paku juga terdapat sporangium yang didalamnya terdapat spora, pada fase ini disebut dengan fase sporofit. Ketika spora pada sporangium tersebut jatuh pada tempat yang cocok maka akan tumbuh dan membentuk protalium yang mengandung sel kelamin jantan dan betina, yang mana protalium ini merupakan fase gametofit pada tumbuhan paku. Letak sporangium pada tumbuhan paku yang diamati terdapat pada bagian bawah daun. Kumpulan dari beberapa sporangium disebut dengan sorus. Fase sporofit pada tumbuhan paku lebih dominan dari pada fase gametofitnya karena gametofitnya merupakan protalus yang berupa protalium.
Pengamatan ketiga di lakukan pada salah satu tumbuhan Gymnospermae yang diamati pada saat praktikum adalah tumbuhan pinus. Pinus termasuk dalam divisi Pinophyta yaitu tumbuhan berbiji terbuka. Pinus yang termasuk Coniferophyta (tumbuhan konifer) yaitu tumbuhan yang memiliki runjung pengangkut. Termasuk ke dalam golongan Pinopsida, ordo Pinales, suku Pinaceae dan termasuk marga Pinus sehingga pinus terkenal dengan Pinus merkusii. Tumbuhan pinus ini termasuk ke dalam tumbuhan berbiji terbukan (Pinophyta) karena bakal bijinya tidak dilindungi oleh buah dan letak bijinya yang langsung berada pada megastrobilus. Setelah kami melakukan pengamatan kami dapat menyimpulkam morfologi dari tumbuhan pinus yaitu, daunnya berbentuk jarum, memiliki akar tunggang, batangnya berkayu dan sudah memilki xilem dan floem sehingga termasuk tumbuhan kormophyta serta batangnya tumbuh tegak, namun pinus belum mempunyai bunga sehingga alat perkembangbiakannya dengan calon bunga yang disebut strobilus. Strobilus ini ada strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan letaknya berada pada ujung apikal tanaman dan bentuknya kecil agak panjang, sedangkan strobilus betina terletak pada bagian aksilar atau ketiak daun dan bentuknya lebih lebar jika dibandingkan dengan strobilus jantan. Letak strobilus jantan yang lebih tinggi yaitu pada ujung tanaman ini dapat memudahkan tumbuhan pinus dalam proses penyerbukan. Biji pinus betina lebih besar dari pada biji pinus jantan.
     Untuk tumbuhan berbiji tertutup dibedakan atas tumbuhan berbiji tertutup monokotil dan tumbuhan ber   iji tertutup dikotil yang teramasuk dalam divisi Magnioliophyta. Pada pengamatan keempat ini dilakukan pada tumbuhanberbiji tertutup monokotil. Bahan yang kami gunakan untuk pengamatan adalah rumput teki (Cyperus rotusdus). Rumput teki ini termasuk dalam divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup), termasuk ke dalam golongan Liliopsida, ordo Cyperales, suku Cyperaceae dan termasuk ke dalam marga Cyperus. Pada rumput teki,  akar, batang dan daunya juga sudah dapat dibedakan atau biasa disebut dengan tumbuhan kormus atau kormophyta. Akar pada rumput teki berupa akar serabut, yanng berfungsi sebagai penyerap air dan mineral dari dalam tanah. Daun rumput teki memiliki pertulangan daun yang sejajar. Daun pada rumput teki juga terbagi menjadi dua bagian yaitu daun yang melindungi batang dan daun yang berada di bagian bawah bunga. Daun yang melindungi batang ini bentuknya menjarum dan memanjang ke atas dari permukaan tanah. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis. Sedangkan daun yang melindungi bunga (daun brakhteral) merupakan daun yang berada di bagian bawah bunga. Selain sebagai pelindung bunga, daun ini juga berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Batang pada rumput teki apabila dipotong melintang akan terlihat kalau batangnya berbentuk segitiga. Pada tumbuhan rumput teki yang masih muda, batang yang ke atas tidak kelihatan tapi kalau sudah menghasilkan bunga maka batang yang tumbuh ke atas akan terlihat. Bunga pada rumput teki berada di ujung atau apikal. Berfungsi sebagai alat perkembang biakan karena rumput teki tidak memiliki buah dan biji. Bunga pada rumput teki termasuk bunga majemuk , disekitar bunga ada daun yang disebut dengan braktea. Karakteristik tumbuhan pinophyta ini adalah habitatnya herba, semak, perdu/pohon, dan memiliki bunga tunggal.
Lalu yang terakhir adalah pengamatan pada tumbuhan berbiji tertutup dikotil. dilakukan pengamatan pada tumbuhan dari divisi Magnoliophyta dari golongan Magnoliopsida, dari ordo Ericales, suku Balsaminaseae dan termasuk marga Impatiens sehingga tumbuhan yang diamati adalah spesies Impatiens balsamina atau lebih sering dikenal dengan tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina).  Selain sebagai tumbuhan dikotil, pacar air juga merupakan tumbuhan kormophyta dan tumbuhan magnoliophyta (dulu angiospermae) atau tumbuhan berbiji tertutup. Sama seperti tumbuhan tingkat atas lainnya tumbuhan pacar air merupakan tumbuhan kormophyta karena akar, batang dan daunnya juga sudah dapat dibedakan. Akar pada tumbuhan pacar air adalah akar tunggang. Pacar air termasuk tanaman yang batangnya basah, lunak, bulat, bercabang dan warnanya hijau kekuningan serta batangnya berpembuluh. Batangnya berbentuk silinder. Batang pacar air  berharbitus herba yaitu batangnya mengandung air. Daunnya tersebar dan bentuk daunnya lanset memanjang, pada pinggirnya bergerigi, ujungnya lancip dan bentuk tulang daunnya menyirip. Pacar air yang kami amati masih muda, sehingga belum terdapat bunga. Tapi umumnya bunganya berada pada ketiak daun. Bunga pada pacar air sudah termasuk bunga lengkap karena terdiri dari kelopak, mahkota, putik dan benang sari. Biji pada tanaman ini tertutup oleh buah sehingga termasuk tumbuhan berbiji tertutup.
Berdasarkan tingkat kerumitannya, tumbuhan hasil percobaan ini jika diurutkan mulai dari yang terendah adalah:  Lumut daun ( Bryophyta), tumbuhan paku, pinus (Pinus sp.), rumput teki (Cyprinus rotundus), pacar air (Impatiens balsamina). Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, terdapat 4 divisi kingdom yaitu Bryophyta, contoh lumut daun; Pteridophyta, contoh tumbuhan paku; dan yang terakhir Spermatophyta yang mencangkup  Pinophyyta (tumbuhan berbiji terbuka), contoh tumbuhan pinus, dan Magniolophyta (tumbuhan berbiji tertutup dikoti dan monokotil), contoh untuk monokotil itu rumput teki sedangkan untuk dikotilnya pacar air.
      Tumbuhan berbiji (Spermatophyta), merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenik tertinggi. Seperti halnya tumbuhan paku, tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan berkormus sejati (Chormophyta) karena tubuhnya sudah dapat di bedakan mana akar, batang, dan daun. Thalliophyta atau tumbuhan talus yaitu tumbuha yang masih belum dapat di bedakan akar, batang, dan daunnya.
Thallophyta dibagi menjadi 3 sub divisio, yaitu: algae (ganggan), fungi (cendawan atau jamur), lichenes (lumut kulit). (Nihayatis, Ellis. 1986:167)
Perbedaan antara tumbuhan lumut (Bryophyta) dengan tumbuhan paku (Pteridophyta) yaitu: Dalam Pteridophyta, fase dominan adalah generasi sporofit. Sedangkan, pada lumut, fase dominan adalah generasi gametofit. Pada lumut, akar, batang dan daun masih belum sejati, jadi masih termasuk ke dalam golongan tumbuhan talus atau Thalliophyta. Sedangkan pada lumut, kara , batang, dan daun sudah dapat dibedakan, sehingga merupakan tumbuhan kormus atau Chormophyta. Pada tumbuhan lumut sistem akar belum berkembang dengan baik, artinya belum sempurna. Sedangkan pada tumbuhan paku akar sistem akar sudah berkembang dengan baik, yang berfungsi sebagai pnyerapan dan jangkar. Pada tumbuhan lumut tidak terdapat sistem vaskuler atau xilem dan floemnya belum sempurna atau belum diketahui. Sedangkan pada tumbuhan paku sudah terdapat sistem pembluh xilem dan floem. pada  tumbuhan lumut tidak terdapat kutikula. Sedangkan pada tumbuhan paku bagian area sporofit ditutupi dengan kutikula untuk transpirasi.
Perbedaan tumbuhan dikotil dengan mookotil, yaitu:
Dilihat dari bentuk akarnya:
Tumbuhan dikotil, akar tersusun dalam akar tunggang yang kokoh dan ujung akar tidak diliputi oleh selaput pelindung. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, akar tersusun dalam akr serabiut yang kurang kokoh, dan ujung akar lembaga pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil.
Dilihat dari kambiumnya:
tumbuhan dikotil, akar dan batang berkambium sehingga dapt mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar serta mininggi.
Tumbuhan monokotil, akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada halnya pertumbuhan meninggi.
Dilihat dari batangnya:
Tumbuhan dikotil, batang bercabang-cabanng. Sedangkan tumbuhan monokotil batang tidak bercabng-cabang.
Dilihat dari daunnya:
Tumbuhan dikotil, pertulangan daun menyirip atau menjari. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, pertulangan daun sejajar atau melengkung.
Dilihat dari bijinya:
Tumbuhan dikotil, biji yang berkecambah tetrbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping dua). Sedangkan tumbuhan monokotil, biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji berkeping satu).
Dilihat dari pembuluh angkutnya:
Tumbuhan dikotil, berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran atau cincin. Sedagkan, pada tumbuhan monokotil, berkas pembuluh angkut tidak teratur.
Dilihat dari bunganya:
Tumbuhan dikotil, jumlah bagian-bagian bunganya 4, 5, atau kelipatanyya. Sedangkan, tumbuhan monokotil, jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya.
      Perbedaan biji terbuka dan biji tertutup. Perbedaan utamanya adalah terletak pada bijinya. Pada tumbuhan biji terbuka, bijinya tidak ditutupi oleh buah, jadi bijinya terletak diluar. Sedangkan pada tumbuhan biji tertutup, bijinya ditutupi oleh buah. Alat reproduksi pada tumbuhan berbiji terbuka disebut strobilus atau runjung. Sedangkan pada tumbuhan berbiji tertutup disebut bunga. Pada tumbuhan berbiji terbuka terjadi pembuahan tunggal. Sedangkan, pada tumbuhan berbiji tertutup terjadi pembuahan ganda. Batang tumbuhan biji terbuka tegak lurus, bercabang-cabang. Sedangkan pada tumbuhan berbiji tertutup bermacam-macam, bercabang-cabang atau tidak.

VII.           PENUTUP
7.1. Kesimpulan
            Tumbuhan tingkat tinggi telah mempunyai jaringan pembuluh (memiliki jaringan pengangkut, dan memiliki daun,batang dan akar). Contohnya pteridophyta (paku)  dan spermatophyta (tumbuhan bunga). Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh, sehingga materi disalurkan dengan cara difusi antarsel. Contohnya Bryophyta (lumut) dan ganggang. Tumbuhan tingkat tinggi harus sudah dapat dibedakan menjadi akar,batang dan daun yang jelas. Dengan demikian jelas bahwa jamur adalah tumbuhan tingkat rendah. Jamur berbeda dengan tumbuhan karena jamur tidak memiliki akar dan daun.
            Lumut daun belum memiliki akar, batang dan daun yang sejati. Namun ia sudah memiliki akar sederhana yang disebut dengan rhizoid. Lumut memiliki sporogoium yang ditutup dengan kap sporogonium.
Paku-pakuan atau suplir sudah memiliki akar batang dan daun yang sejati. Suplir memiliki tiga jenis daun yaitu daun fertile, daun steril dan daun muda.
Pinus merupakan tumbuhan tingkat atas sehingga akar, batang dan daunnya sudah dapat dibedakan. Daun pinus berbentuk runcing. Sedangkan bunganya terdiri dari dua macam yaitu strobilus jantan dan strobilus betina.
Rumput teki memiliki akar dan daun yang sudah dapat dibedakan. Akarnya berupa akar serabut, batangnya berupa batang segitiga, dan daunnya berbentuk sejajar. Rumput memiliki bunga apical yang letaknya di ujung.
Pacar air memiliki akar serabut, batang berbentuk silinder, daun berseling, dan bunga yang ada di ketiak daun. Ia juga memiliki buah yang didalamnya terdapat biji. Posisi duduk daunnya tersebar dan tipe tulang daunnya adalah menyirip serta tepi daunnya adalah bergerigi.
7.2.  Saran
-          Diharapkan dari praktikum ini, kita dapat mengetahui dan menjelaskan lebih spesifik tentang keanekaragaman organism pada tumbuhan..
-          Diharapkan para praktikan lebih hati-hati dalam menyimpulkan sesuatu hal.
-          Dapat membuat laporan laboratorium ini sebagai sarana untuk mendorong praktikan untuk berpikir aktif dan kreatif dalam kegiatan praktikum.





DAFTAR PUSTAKA
Nihayatis, Ellis. 1986. Anatomi Tumbuhan. Malang: Rajawali
Sudarnadi, Hartono. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1981. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus). Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Tjondronegoro, Puspa Dewi, dkk. 1989. Botani Umum II. Bogor: ITB.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember : Jember University Press.
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : Jember University Press.
Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito




 SEMOGA BERMANFAAT :)






















Lampiran:
 
 
 
LUMUT DAUN
 
PINUS
PACAR AIR
JANTAN
BETINA
 

TUMBUHAN PAKU
RUMPUT TEKI

0 comments:

Post a Comment