LAPORAN
BIOLOGI DASAR
“GOLONGAN
DARAH PADA MANUSIA”
DISUSUN OLEH:
NAMA :
FEBRIANA ARUMSARI
NIM :
150210103031
KELOMPOK :
5
NO. HP :
085655632653
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
I.
JUDUL
Golongan Darah pada
Manusia
II.
TUJUAN
Setelah praktikum
mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah manusia.
III.
DASAR TEORI
Darah
adalah sejenis jaringan ikat khusus, dengan matriks cair yang disebut plasma,
tempat sel-sel darah terendam. Sel-sel darah meliputisel darah merah atau
eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan trombosit atau keping-keping
darah yang sebenarnya merupakan serpihan sitoplasma. (Bajpai.1989:51)
Plasma
adalah cairan bagian dari darah. Plasma membentuk sekitar 5% berat badan.
Plasma merupakan media sirkulasi elemen darah (eritrosit, leukosit, trombosit)
yang terbentuk; pengangkut zat anorganik dan organik dari satu organ atau
jaringan ke organ atau jaringan lain. (Gibson.2002:161)
Kandungan
eritrosit adalah senyawa kimia yag terdiri dari suatu lipid dan kompleks
protein koloid, terutama hemoglobin, yang tidak hanya menyebabkan warna
eritrosit menjadi merah, tapi ikut menentuka
bentuk eritrosit. (Tambajong & Wonodirekso.1996:160)
Orang
bergolongan darah A mempunyai antigen A, golongan B antigen B, golongan AB
mempunyai keduanya, dan golongan O tidak mempunyai keduanya.(Ganong.1999:520)
Golongan
darah rhesus, beberapa orang diketahui memiliki antigen khusus dan beberapa
tidak memilikinya. Faktor Rh positif diwariskan secara dominan dan faktor Rh
negatif secara resesif. Bila seseorang memilii Rh positif, baik satu atau kedua
orangtuanya harus Rh positif. Bila serang Rh negatif, kedua orangtuanya harus
Rh negatif. Terdapat beberapa faktor yang terlibat dan dari faktor-faktor
tersebut, D adalah faktor yang terpenting. (Gibson.2002:157)
Untuk
sistem rhesus, dijabarkan sebagai berikut: anti Rh0 (D) positif, dengan kontrol
Rh negatif, tipe Rh adalah D+, untuk Rh0 (D) negatif, dengan kontrol Rh negatif,
tipe Rh adalah D-(d), bila anti Rh0 (D) positif, kontrol Rh positif maka untuk
menentukan tipe Rh harus diulang atau diperiksa dengan Rh0 (D) typing (saline tube test). (Suega,K.
2011:52)
Eritrosit,
eritrosit sangat fleksibel, dan sifat ini memungkinkan eritrosit beradaptasi
terhadap bentuk ireguler dan garis tengah kapiler yang kecil. Eritrosit yang
baru dikeluarkan dari sumsum tulang ke dalam aliran darah mengandung ribosom
RNA ( rRNA). (Junqueira & Carneiro.1991:257)
Leukosit,
berperan dalm pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing.(
Junqueira & Carneiro.1991:259)
Keping-keping
darah (trombosit), jangka hidup 8 sampai 14 hari. Trombosit berwujud
unsur-unsur kecil dengan pembungkus sel tebal, tanpa inti. Bagian luarnya,
disebut hialomer, tampak bening atau pucat dan memiliki mikrotubul dan
mikrofilamen dari protein trombostenin. Trombosit bertugas untuk kerja
hemostatik (pencegah pendarahan), membekukan darah dan juga menempel pada
permukaan yang rusak karena memiliki kemampuan melekat dan mengendap.
(Bajpai.1989:56-57).
Dalam
sistem MNS orang dibagi atas berbagai jenis : MS, MNS, NS, Ms, MNs, dan Ns.
Disini juga hanya ada antigen pada eritrositnya, tetapi tidak ada aglutinin
dalam plasma darahnya(Yatim. 1987 : 213).
IV.
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Tusuk gigi
c.
Piset
d.
Pensil
e.
Lanset/jarum steril
f.
Gelas obyek
2.
Bahan
a.
Serum A dan B
b.
Alkohol 70%
c.
Kapas
d.
Darah segar
4.1 Cara Kerja
Membagi
gelas obyek menjadi dua bagian
|
Mencuci
tangan sampai bersih
|
Mengusapkan
kapas tersebut pada jari manis
|
Meneteskan
bagian darah pada bagian A dan B
|
Meneteskan
dengan segera serum A pada bagian A gelas obyek dan mengaduk secara merata
|
Membandingkan
ke dua bagian A dan B
|
Meletakkan
setetes anti B pada darah di bagian
gelas obyek bagian B
|
Menutup
bekas tusukan dengan kapas yang telah diberi alkohol
|
Menusuk
ujung jari manis tersebut
|
Mengambil
segumpal kapas dengan pinset dan mencelupkan kapas ke dalam alkohol
|
Menuliskan
huruf A dan B pada masing-masing pojok gelas obyek
|
V.
HASIL PENGAMATAN
Kelompok
|
Nama
Probandus
|
Serum
anti A
|
Serum
anti B
|
Golongan
darah
|
1.
|
Moh.
Khoirul Anam
|
menggumpal
|
Tidak menggumpal
|
A
|
2.
|
Lidya
Praktika Rosa
|
tidak
menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
O
|
3.
|
Akbar
Syahputra
|
menggumpal
|
menggumpal
|
AB
|
4.
|
Yolanda
Eka Pratiwi
|
tidak
menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
O
|
5.
|
Ari Dwi
Setya Laksana
|
menggumpal
|
tidak
menggumpal
|
A
|
6.
|
Ena
Milada Tri Handayanai
|
Tidak
menggumpal
|
menggumpal
|
B
|
7.
|
Farida Handayani
|
menggumpal
|
Tidak
menggumpal
|
A
|
kelompok
|
probandus
|
Serum A
|
Serum B
|
Golongan
darah
|
1.
|
Moh.
Khoirul Anam
|
menggumpal
|
Tidak menggumpal
|
A
|
2.
|
Lidya
Praktika Rosa
|
Tidak menggumpal
|
Tidak menggumpal
|
O
|
3.
|
Akbar
Syahputra
|
menggumpal
|
menggumpal
|
AB
|
4.
|
Yolanda
Eka Pratiwi
|
Tidak menggumpal
|
Tidak menggumpal
|
O
|
5.
|
Ari Dwi
Setya Laksana
|
menggumpal
|
Tidak menggumpal
|
A
|
6.
|
Ena
Milada Tri Handayani
|
Tidak menggumpal
|
menggumpal
|
B
|
7.
|
Farida
Handayani
|
menggumpal
|
Tidak menggumpal
|
A
|
Golongan darah A,
menggumpal ketika diberi serum anti A
Golongan darah B,
menggumpal ketika diberi serum anti B
Golongan darah AB,
menggumpal semua ketika diberi serum anti A dan anti B
Golongan darah O, tidak
mengalami penggumpalan ketika diberi serum anti A dan anti B
VI.
PEMBAHASAN
Kita
mengenal ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam sistem
golongan darah terdapat dua macam zat
sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B.
Golongan darah pada manusia diatur secara
genetic dan merupakan alel ganda. Saat ini, ditemukan system golongan darah
yaitu: golongan darah ABO, golongan darah rhesus, golongan darah MN.
Pada
praktikum kali ini, dilakukan uji golongan darah pada manusia dengan meneteskan
atau menambahkan sedikit serum A dan serum B pada darah probandus. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui golongan darah yang dimiliki probandus sesuai dengan
sistem ABO.
Darah
adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam matriks
airan (plasma). Darah berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat makanan dari
sistem pencernaan keseluruh tubuh, menjaga agar suhu badan tetap,
mempertahankan tubuh terhadap penyakit, mengangkut hormon, dan mengatur
kesimbangan asam basa.
Dalam
darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah adalah cairan yang berwarna kekuning-kuningan tersusun atas air, dan
bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam amino, dan lain
sebagainya. Sedangkan sel-sel darah mengandung 3 komponen yaitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit (keping darah).
Eritrosit atau sering disebut sel darah
merah, dalam keadaan normal jumlah eritrosit mencapai hampir separuh dari
volume darah. Eritrosit banyak mengandung hemoglobin dan darah berwarna merah
karena mengandung Fe. Hemoglobin berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.yang kedua yaitu leukosit,
leukosit betanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri.
Leukosit
atau sering disebut dengan sel darah putih, bentuknya tidak tetap dan dibuat di
sumsum tulang merah dan juga kelenjar limpa. Fungsi sel darah putih ini untuk
memberantas kuman-kuman penyakit, sebagai anti body atau sistem imun dalam
tubuh.
Trombosi,t
merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel
darah merah dan sel darah putih. Trombosit diproduksi di sumsum merah dan
berperan penting pada proses pembekuan darah.
Penggolongan darah dapat dilakukan dengan
cara seperti praktikum yang dilakukan kali ini. Langakah yang dilakukan
pertama-tama dalam praktikum ini adalah menyiapkan gelas objek yang fungsinya
untuk tempat meneteskan darah segar manusia yang akan di uji golongan darahnya.
Gelas objek di tarik garis menjadi dua bagian, lalu di beri pembeda dengan
melekatkan kertas huruf A dan B pada ujung kaca benda tersebut. Kemudian
tetesan darah yang sudah di teteskan pada kaca benda satu bagian diberi serum A dan bagian lainnya
diberi serum B. Pada bagian A darah ditetesi dengan serum A dan pada bagian B
darah ditetesi serum B. Pada bagian A terjadi penggumpalan, sedangkan pada
bagian B tidak, maka itu berarti darah nya
bergolongan darah A, darah golongan A mempunyai
aglutinogen A dan karena itu mengalami aglutinasi dengan aglutinin anti-A,
karena di dalam darah terdapat aglitinogen A dan aglutinin B sehingga akan mengalami
aglutinasi (penggumpalan) apabila deberi serum A. Apabila yang menggumpal
bagian B yang mengalami penggumpalan, sedangkan pada bagian A tidak, maka itu
berarti darahnya bergolongan darah B, kaena darah
golongan B mempunyai aglutinogen B dan mengalami aglutinasi (penggumpalan)
dengan serum anti-B. Apabila dua-duanya mengalami
penggumpalan berarti darahnya bergolongan AB. Dan apabila tidak mengalami
penggumpalan dua-duanya berarti darahnya bergolongan O, sel darah
merah golongan O tidak mempunyai aglutinogen, oleh karena itu, tidak bereaksi
dengan serum anti-A atau serum anti-B.
Secara umum penggolongan darah dapat
dilakukan dengan mengencerkan sel-sel darah dengan garam tertentu, lalu satu
bagian ditetesi dengan aglutinin (anti A) dan yang lain dicampur dengan
aglutinin (anti B). Setelah beberapa saat darah diamati apakah terjadi
penggumpalan pada salah satu bagiannya. Setelah itu darah probandus termasuk
kedalam golongan darah apa. Golongan darah A, jika memiliki aglutinogen A dan
terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum A. B, jika memiliki aglutinogen
B dan terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum B. AB, jika memiliki
aglutinogen A dan B terjadi penggumpalan jika ditetesi serum A dan B ataupun
serum B O, jika tidak memiliki aglutinogen A maupun B tidak terjadi
penggumpalan saat ditetesi serum A maupun serum B.
Penggolongan darah pada manusia selain dengan sistem
ABO, juga dapat digolongkan berdasarkan sistem MN. Sistem ini sama halnya
dengan sistem ABO, apabila di dalam eritrosit seseorang terdapat antigen M maka
golongan darah orang tersebut disebut golongan darah M, apabila di dalam
eritrosit seseorang yang lain terdapat antigen N maka golongan darah orang
tersebut disebut golongan darah N, dan apabila sesorang yang lain lagi memiliki
kedua antigen tersebut (MN) maka orang tersebut bergolongan darah MN. Di dalam
eritrosit, antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang memiliki alel
ganda, yaitu alel LM yang mengendalikan antigen M dan alel LN yang
mengendalikan antigen N. Pada penggolongan darah MN ini tidak terdapat dominansi
antara alel LM dan alel LN, artinya apabila seseorang memiliki kedua antigen
tersebut (M dan N) maka orang itu bergolongan darah MN.
Pada percobaan yang kami lakukan dalam menentukan
golongan darah manusia, didapatkan empat hasil golongan darah. Yaitu glongan
darah A, B, O, dan AB. Golongan darah A dimiliki oleh Moh. Khoirul Anam dari
kelompok 1, Ari Dwi Setya Laksan dari kelompok 5, dan Farida Handayani dari
kelompok 7. Golongan darah B dimiliki oleh Ena Milada Tri Handayani dari
kelompok 6. Golongan darah O dimiliki oleh Lidya Praktika Rosa dari kelompok 2,
dan Yolanda Eka Pratiwi dari kelompok 4. Dan yang terakhir golongan darah AB
dimiliki oleh Akbar Syahputra dari kelompok 3.
Percobaan dari kelompok 1, 5, dan 7, probandus dengan
golongan darah A, kami dapatkan bahwa ketika ditetesi dengan serum A dan
diaduk, maka terjadi penggumpalan, sedangkan ketika ditetesi serum B tidak
terjadi penggumpalan. Hal ini dikarenakan darah tersebut memiliki aglutinin B (anti B) pada plasma
darahnya. Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen A. Penggumpalan
yang terjadi ditandai dengan munculnya butiran butiran seperti pasir pada
bagian darah yang ditetesi serum A. Penggumpalan ini disebabkan karena pada
eritrosit mengandung aglutinogen A. Sehingga jika diberi antinya (anti A), maka
akan terjadi proses aglutinasi. Pengamatan ini sama dengan dasar teori, apabila
darah menggumpal saat ditetesi anti A, berarti darah tersebut bergolongan darah
A.
Percobaan dari kelompok 6, probandus bergolongan darah
B. Pada pengamatan yang dilakukan, darah probandus mengalami penggumpalan
ketika ditetesi serum B. Sedangkan saat ditetesi dengan serum A, darah tidak
mengalami penggumpalan. Hal ini dikarenakan pada plasma darahnya mengandung
aglutinin A (anti A). Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen B.
jadi ketika darah ditetesi dengan anti B, maka akan terjadi reaksi aglutinasi
antara eritrosit dan serum tersebut. Reaksi yang terjadi menyebabkan darah
menggumpal. Penggumpalan ditandai dengan adanya butiran butiran seperti pasir
yang ada pada darah yang ditetesi serum B. Hal ini sama dengan dasar teori, apabila
ditetesi dengan anti B menggumpal maka darah tersebut bergolongan darah B.
Percobaan dari kelompok 2 dan 4, probandus bergolongan
darah O. Pengamatan yang dilakukan, memberikan hasil bahwa ketika darah
ditetesi dengan serum A dan B, darah tidak mengalami penggumpalan. Hal ini
disebabkan karena plasma darah mereka mengandung aglutinin A (anti A) dan
aglutinin B (anti B). Sedangkan pada eritrositnya tidak memiliki aglutinogen
sama sekali. Sehingga ketika darah mereka ditetesi dengan serum anti A maupun
anti B, eritrosit tidak bereaksi. Hal inilah yang menjadikan darah tidak
menggumpal dan seseorang tersebut dikatakan bergolongan darah O. Yang artinya
tidak memiliki aglutinogen sama sekali pada eritrositnya. Hal ini sam dengan
kosep dasar teori, bahwa golongan darah O apabila ditetesi anti A maupun B
tidak ada gumpalan.
Percobaan dari kelompok 3, probandus bergolongan darah
AB. Dalam satu kelas yang memiliki darah
AB hanya 1 anak dari 36 anak. Hal ini dikarenakan langkanya seseorang yang
bergolongan darah AB. Golongan darah AB ini langka karena pada plasma darah
seseorang yang bergolongan darah AB tidak didapati adanya aglutinin A maupun B.
Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B.
Sehingga apabila darah seseorang tersebut ditetesi dengan serum anti A maupun
anti B, akan terjadi reaksi antara eritrosit dan kedua serum tersebut. Reaksi
terjadi mengakibatkan darah seseorang tersebut mengalami aglutinasi. Percobaan
ini sama dengan dasar teori, yang mana darah di tetesi serum anti A maupun B
menggumpal berarti darah tersebut bergolongan darah AB.
Dalam praktikum ini kami menggunakan alkohol 70%.
Adapun fungsi dari alkohol itu sendiri yaitu: sebelum
di tusuk jarum (lanset), digunakan untuk membunuh bakteri yang menempel pada
jari telunjuk agar tidak terjadi pencampuran antara darah yang bersih dengan
bakteri yang timbul. Sesudah di tusuk jarum (lanset), digunakan untuk
memampatkan darah yang keluar atau mempercepat penutupan luka atau penyembuhan
luka.
Penggolongan darah ini sebenarnya bertujuan untuk
memudahkan dalam melakukan kegiatan tranfusi darah, dan tidak membahayakan.
Dengan adanya percobaan ini, kami mengetahui golongan darah apa yang akan
menggumpal apabila dicampur dengan seru A atau serum B. Penggumpalan darah ini
disebut dengan aglutinasi.
Aglutinogen yaitu protein dalam sel darah merah yang
daat digumpalkan okeh aglutinin. Sedangkan aglutinin adalah zat yang digunakan
untuk poses menggumpalkan aglutinogen.
Aglutinogen
dibagi menjadi dua, yaitu aglutinogen A: memiliki enzim glikosil transferase
yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Aglutinogen
B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinin
dibedakan menjadi aglutinin α dan β .
Darah
seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B
saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga
yang tidak mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin
inilah yang menjadi dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO.
Antigen
tertentu dalam darah Maccacus rhesus, yang diberi nama antigen rhesus
(Rh). Antigen ini jugaditemukan dalamsel darah merah manusia, sehingga darah
manusia di golongkanmenjadi 2 yaitu Rh+ dan Rh-. Adanya
antigen Rh di dalamdarah dikendalikan oleh gen IRh, yang
dominanterhadap Irh.
VII.
PENUTUP
Kesimpulan:
Penggolongan darah dapat
dilakukan dengan sistem Rhesus, MN, dan ABO, tetapi yang paling sering
digunakan adalah sistem ABO.
Penggolongan darah dengan
sistem ABO terdapat 4 macam,
-
Golongan darah A, jika
dalam eritrositnya mengandung aglutinogen A dan aglutinin B dalam plasma
darahnya.
-
Golongan darah B, jika beraglutinogen
B dalam eritrosit dan aglutinin A dalam plasma darahnya.
-
Golongan darah AB jika
mempunyai aglitinogen A dan B dan tidak mempunyai aglutinin dalam plasma
darahnya
-
Golongan darah O jika
dalam eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen tetapi mempunyai aglutinin A dan
B pada plasma darahnya.
Pada tranfusi darah, A hanya dapat menerima donor dari
A dan O saja. B hanya dapat menerima donor dari B
dan O saja. O hanya dapat menerima donor
dari O saja, tetapi dapat mendonorkan ke semua golongan darah yaitu A, B, O
maupun AB. Sehingga disebut sebagai donor universal. AB hanya
mendonorkan ke AB saja. Tetapi dapat menerima donor dari A, B, O, maupun AB
sendiri. Sehingga disebut resipien universal.
Saran:
Diharapkan para praktikan
tidak memakai secara bergantian lanset yang sudah digunakan. Dalam memakai
serum A dan B, diharapkan para praktikan tidak menggunakan secara berlebih. Praktikan
diharapkan membersihkan kembali alat-alat yang telah dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Bajpai, R.N.1989. Histologi Dasar Edisi 4.
Jakarta:Binarupa Aksara.
Ganong, William F.
1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gibson, John.
2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk
Perawat Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Junqueira, Luis C
& Carneiro Jose. 1991. Histologi
Dasar Edisi 3. Jakarta: EGC.
Tambajong, Jan
& Wonodirekso Sugito.1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Suega K, Adnyana
Losen IW. 2011. Perubahan Golongan Darah Pada Penderita Leukimia Mieloblastik
Akut. SMF Ilmu Penyakit Dalam, FK Unud, RS Sanglah Denpasar. Denpasar.
Yatim, Wildan.
1987. Biologi. Bandung. Tarsito.
Lampiran:
Kelompok
2
|
Kelompok
1
|
Kelompok
4
|
Kelompok
3
|
Kelompok
6
|
Kelompok
5
|
Kelompok
7
|
0 comments:
Post a Comment