LAPORAN
BIOLOGI DASAR
“KEANEKARAGAMAN
ORGANISME TUMBUHAN”
DISUSUN OLEH:
NAMA : FEBRIANA ARUMSARI
NIM : 150210103031
KELOMPOK : 5
NO.
HP : 085655632653
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
I.
JUDUL
Keanekaragaman
Organisme Tumbuhan
II.
TUJUAN
Setelah
selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi
beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
III.
DASAR TEORI
Keanekaragaman organisme tumbuhan adalah
bermacam-macamnya kehidupan tumbuhan. Kingdom plantae bersifat multiseluler,
eukariotik, sel-sel jaringannya mengalami spesialisasi, autotrof fotosintetik,
embrio multiseluler berkembang di dalam jaringan, gametofit multiselular dan
sporofit yang bersifat diploid (2n) di dalam gametofit pada pergiliran
keturunan dengan generasi gametofit yang bersifat haploid (n). (Waluyo, 2006:
101).
Tumbuhan lumut (Bryophyta), yang
biasa kita lihat itu adalah tumbuhan penghasil gamet (gametofit). Anteridium
dan arkegonium pada batang tersendiri, meskipun mungkin rhizoid bersatu. Gamet
jantan dan betina bersatu, zigot tumbuh menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan
sporangium, di dalamnya dibentuk spora. Tersebar tumbuh menjadi gametofit baru.
Seperti halnya paku, gamet jantan mencari gamet betina dalam medium air. Itulah
sebabnya maka lumut dan paku dikenal sebagai tumbuhan air, membutuhkan substrat
air dalam pembiakan (Yatim,1987:259).
Lumut daun
tumbuh diberbagai tempat seperti tempat yang kering . lumut daun membentuk
badan-badan yang berupa bantalan sedangkan yang hidup di tanah hutan membentuk
lapisan seperti babut tetapi jarang hidup di air sehingga memperlihatkan
struktur yang bermacam-macam (Waluyo,2010:90).
Thallophyta, tumbuh-tumbuhan yang termasuk
golongan ini adalah tumbuh-tumbuhan rendah dan terdiri atas organisme-organisme
yang beraneka rupa bentuknya. Sel-selnya mempunyai inti, tetapi pada tubuhnya
belum dapat dibedakan akar batang dan daun maupun berkas-berkas pengangkutan.
Juga belum ditemukan alat kelamin betina yang berupa archegonium, dan
bagian-bagisnnya yang menghasilkan spora atau gameta (sporangia) dan gametangia
belum diselubungi oleh sel-sel yanng steril. Thallophyta dibagi menjadi 3 sub
divisio, yaitu: algae (ganggan), fungi (cendawan atau jamur), lichenes (lumut
kulit). (Nihayatis, Ellis. 1986:167)
Tumbuhan paku
merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya
tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar,
batang, dan daun-daun. namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan
biji. Alat perkembangbiakan paku yang utama adalah spora. (Tjisoepomo, Gambong.
1981:25)
Anggota pinus ditandai dengan sifat utama daun yang bentuknya
seperti jarum. Pada tingkat anakan daunnya tunggal yang tersusun secra spiral
pada batang. Epidermisnya di tutup dengan kutikula yang tebal, dibawahnya
terdapat satu atau dua lapis sel berdinding tebal yang disebut hipodermis.
(Tjondronegoro, dkk.1989:94)
Kerucut betina pinus
lebih besar pinus lebih besar dibandingkan kerucut jantannya dan mempunyai
struktur yang rumit. Setiap bakal biji terdiri atas integumen yng mengitari dan
bersatu dengan megasporangium. Setiap megasporangium berisi sel induk megaspora
tunggal, dan sel tersebut setelah meiosis menghasilkan 4 megaspora yang
tersusun dalam barisan. (Tjondronegoro, dkk.1989:97)
Rumput teki (Cyperus
rotundus L.), tumbuhan tegak, batang keluar dari rimpang yang sangat rapat,
pangkal batangnyamenggelembung seperti umbi. Daun pada batang yang berbunga
jauh lebih pendek dari daun pada batang yang tidak berbunga. Daun penumpu jauh
lebih panjang dari bunga majemuknya. Bunga majemuk ramping dan
bercabang-cabang. (Sudarnadi. 1996:49)
Perbedaan antara Monokotil dan
Dikotil
No.
|
Monokotil
|
Dikotil
|
1
|
Akarnya tersusun dalam sistem akar serabut
|
Akar tersusun sistem akar tunggang
|
2
|
Akar dan batang tidak berkambium
|
Akar dan batang berkambium
|
3
|
Jumlah anggota bunga ada 3 atau kelipatannya
|
Jumlah mahkota bungan 4,5 atau kelipatannya
|
4
|
Ujung akar dan batang lembaga dikelilingi oleh
koleorhiza
|
Tidak mempunyai pelindung
|
5
|
Kaliptra mempunyai kaliptrogen
|
Tidak mempunyai kaliptrogen
|
6
|
Susunan tulang sejajar atau melengkung
|
Susunan tulang daun menyirip atau menjari
|
7
|
Biji berkeping satu
|
Biji berkeping dua
|
(Waluyo,2010:93).
IV.
METODE PERCOBAAN
4.1.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Loupe
c.
Pinset
d.
Jarum pentul
e.
Silet
2.
Bahan
a.
Preparat awetan alga
b.
Tumbuhan lumut daun
c.
Tumbuhan paku-pakuan
d.
Tumbuhan berbiji terbuka
(Pinus sp.)
e.
Tumbuhan berbiji tertutup
monokotil (rumput teki)
f.
Tumbuhan berbiji tertutup
dikotil (pacar air)
4.2.
Cara kerja
a.
Tumbuhan lumut daun (Bryopsida)
Letakkan
lumut daun di atas kertas
|
Gambarkan morfologinya dan
tunjukkan bagian-bagiannya
|
Amati
dengan loupe
|
b.
Tumbuhan paku-pakuan
Gambarkan
keseluruhan bagian dari tumbuhan paku
|
Tunjukkan
bagian-bagiannya
|
c.
Tumbuhan berbiji terbuka
(Pinus sp.)
Gambarkan
keseluruhan bagian dari tumbuhan pinus
|
Tunjukkan
bagian-bagiannya
|
d.
Tumbuhan berbiji tertutup
monokotil (Cyperus rotundus)
Gambarkan
keseluruhan bagian dari rumput teki
|
Tunjukkan
bagian-bagiannya
|
e.
Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (Impatient balsamina)
Gambarkan
keseluruhan bagian dari pacar air
|
Tunjukkan
bagian-bagiannya
|
V.
HASIL PENGAMATAN
a.
Tumbuhan lumut daun (Bryophyta)
Gambar
|
Keterangan:
1.
2. Batang
3. Daun
4.
Sporogonium
5. Seta
|
b.
Tumbuhan paku-pakuan
Gambar
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Sporangium
|
c.
Tumbuhan berbiji terbuka
tumbuhan pinus (Pinus sp.)
Gambar
|
Keterangan:
1. Batang
2. Daun
3. Strobilus
4. Biji
5. Sayap
biji bersayap
|
d.
Tumbuhan berbiji tertutup
monokotil rumput teki (Cyperus rotundus)
Gambar
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
|
e.
Tumbuhan berbiji tertutup
dikotil pacar air (Impatient balsamina)
Gambar
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4.
Kelopak
Mahkota
Putik
Benang sari
5. Buah
6. Biji
7. Warna
mahkota
8. Duduk
daun
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini, kami melakukan praktikum yang berjudul keanekaragaman
organisme tumbuhan. Dalam praktikum kali ini kami membahas tentang
keanekaragaman organisme pada tumbuhan. Tujuan
diadakannya praktikum kali ini adalah agar para mahasiswa dapat menjelaskan dan
mengetahui struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi. Beberapa alat yang dipergunakan dalam praktikum kali ini
adalah mikroskop, loupe, pinset, jarum pentul, dan silet. Sedangkan, untuk
bahannya adalah tumbuhan lumut daun (Bryophyta),
tumbuhan paku-pakuan, tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.), tumbuhan berbiji tertutup monokotil rumput teki (Cyperus rotundus), dan tumbuhan berbiji
tertutup dikotil pacar air (Impatient
balsamina).
Pada
percobaan kali ini kami mengamati lima macam tumbuhan dari tingkat rendah
hingga tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat tinggi telah mempunyai
jaringan pembuluh (memiliki jaringan pengangkut, dan memiliki daun, batang dan
akar). Contohnya pteridophyta (paku) dan spermatophyta
(tumbuhan bunga). Tumbuhan tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh,
sehingga materi disalurkan dengan cara difusi antarsel. Contohnya Bryophyta (lumut).
Tumbuhan
yang pertama yang kami amati adalah dari golongan Bryophyta. Tumbuhan yang kami amati adalah tumbuhan lumut daun (Bryophyta). Dari hasil pengamatan yang
kami lakukan, dapat kami ketahui bahwa lumut daun sudah memiliki akar, namun
bukan akar sejati, yang disebut dengan rhizoid, serta batang dan daun yang
belum sejati. Pada tumbuhan lumut yang termasuk
dalam divisi Bryophyta karena tumbuhan lumut masih berupa talus yaitu
tumbuhan yang akar, batang dan daunnya belum sejati. Lumut yang diamati
termasuk kedalam golongan Musci (lumun daun), termasuk dalam suku Politrichaceae
dan dari marga Poganatum. Sehingga lumut daun yang diamati ini dari
spesies atau jenis Poganatum sp. Ketika dilakukan pengamatan, lumut ini
telah memilki organ yang menyerupai akar, batang dan daun yang belum sempurna.
Tapi ada yang sudah mempunyai daun, batang dan akar yang disebut dengan
rhizoid. Rhizoid ini berfungsi untuk menempelkan tubuhnya pada dimana lumut itu
hidup. Batang pada lumut daun belum sejati dan daunnya berwarna hijau yang
menandakan terdapat klorofil sehingga lumut bisa melakukan fotosintesis. Pada
pengamatan ini lumut daun yang kami amati belum terdapat bunga atau Sporophyte,
karena lumut daun yang kami amati masih muda. Tumbuhan lumut daun termasuk
tumbuhan tidak berpembuluh sehingga tidak memiliki xilem dan floem. Pada tumbuhan
lumut terdapat sporogonium yaitu kotak spora yang merupakan tempat pembentukan
spora. Sporogonium ini dihasilkan pada fase sporofit yaitu dimana bisa
menghasilkan spora. Kemudian spora ini menjadi alat perkembangbiakan pada lumut
yang menghasilkan sel gamet jantan pada anteridium dan sel gamet betina pada
arkegonium. Pada saat menghasilkan gamet tersebut, tumbuhan lumut daun
mengalami fase gametofit. Sehingga pada lumut terdapat dua fase yaitu fase
gametofit dan fase sporofit. Fase dominan pada lumut daun yaitu fase gametofit.
Lalu pada pengamatan kedua tumbuhan yang
diamati adalah kelompok paku-pakuan. Bila dibandingkan dengan tumbuhan
lumut, tumbuhan paku sudah memilki xilem dan floem karena tumbuhan paku
termasuk tumbuhan berpembuluh sehingga termasuk ke dalam divisi Pteridophyta.
Divisi
ini dalam daur perkembangannya pun telah menunjukkan dua keturunan yang haploid
dan diploid yang bergiliran secara teratur. Pada bryophyta gametofit
merupakan tumbuha lumut tetapi
pteridophyta gametofit berupa tumbuhan kecil yang bersifat seperti talus,
sedang tumbuhannya sendiri adalah sporofit yang pada golongan tumbuhan telah
jelas dapat dibedakan dalam: akar , batang, dan daun. Jadi pteridophyta
berdasarkan susunan tubuhnya itu merupakan warga Cormophyta. Pertumbuha hanya dapat berlangsung jika ada air Pada morfologi
daun tumbuhan paku yang kami amati terlihat lebih lebar dari pada tumbuhan paku
yang lainnya. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun yang
sesungguhnya sehingga tumbuhan paku ini termasuk ke dalam kelompok kormophyta.
Namun tumbuhan paku ini masih termasuk tumbuhan tingkat rendah karena belum
memilki bunga dan belum menghasilkan biji. Akar tumbuhan paku berupa akar
serabut. Batang tumbuhan paku(rhizoma) terdapat dibawah tanah, batang tersebut
tumbuhnya mendatar di bawah atau ada di atas permukaan tanah. Daun tumbuhan
paku berwarna hijau karena banyak mengandung klorofil dan pada umumnya
merupakan daun majemuk yang berbentuk menyirip. Pada tumbuhan paku juga
terdapat sporangium yang didalamnya terdapat spora, pada fase ini disebut
dengan fase sporofit. Ketika spora pada sporangium tersebut jatuh pada tempat
yang cocok maka akan tumbuh dan membentuk protalium yang mengandung sel kelamin
jantan dan betina, yang mana protalium ini merupakan fase gametofit pada
tumbuhan paku. Letak sporangium pada tumbuhan paku yang diamati terdapat pada
bagian bawah daun. Kumpulan dari beberapa sporangium disebut dengan sorus. Fase
sporofit pada tumbuhan paku lebih dominan dari pada fase gametofitnya karena gametofitnya
merupakan protalus yang berupa protalium.
Pengamatan
ketiga di lakukan pada salah satu tumbuhan Gymnospermae yang diamati
pada saat praktikum adalah tumbuhan pinus. Pinus termasuk dalam divisi Pinophyta yaitu tumbuhan berbiji
terbuka. Pinus yang termasuk Coniferophyta (tumbuhan konifer) yaitu
tumbuhan yang memiliki runjung pengangkut. Termasuk ke dalam golongan Pinopsida,
ordo Pinales, suku Pinaceae dan termasuk marga Pinus sehingga
pinus terkenal dengan Pinus merkusii. Tumbuhan pinus ini termasuk ke
dalam tumbuhan berbiji terbukan (Pinophyta)
karena bakal bijinya tidak dilindungi oleh buah dan letak bijinya yang langsung
berada pada megastrobilus. Setelah kami melakukan pengamatan kami dapat
menyimpulkam morfologi dari tumbuhan pinus yaitu, daunnya berbentuk jarum,
memiliki akar tunggang, batangnya berkayu dan sudah memilki xilem dan floem
sehingga termasuk tumbuhan kormophyta serta batangnya tumbuh tegak, namun pinus
belum mempunyai bunga sehingga alat perkembangbiakannya dengan calon bunga yang
disebut strobilus. Strobilus ini ada strobilus jantan dan betina. Strobilus
jantan letaknya berada pada ujung apikal tanaman dan bentuknya kecil agak
panjang, sedangkan strobilus betina terletak pada bagian aksilar atau ketiak
daun dan bentuknya lebih lebar jika dibandingkan dengan strobilus jantan. Letak
strobilus jantan yang lebih tinggi yaitu pada ujung tanaman ini dapat
memudahkan tumbuhan pinus dalam proses penyerbukan. Biji pinus betina lebih
besar dari pada biji pinus jantan.
Untuk
tumbuhan berbiji tertutup dibedakan atas tumbuhan berbiji tertutup monokotil
dan tumbuhan ber iji tertutup dikotil
yang teramasuk dalam divisi Magnioliophyta.
Pada
pengamatan keempat ini dilakukan pada tumbuhanberbiji tertutup monokotil. Bahan
yang kami gunakan untuk pengamatan adalah rumput teki (Cyperus rotusdus). Rumput teki ini termasuk dalam
divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup), termasuk ke dalam
golongan Liliopsida, ordo Cyperales, suku Cyperaceae dan
termasuk ke dalam marga Cyperus. Pada rumput teki, akar, batang dan daunya juga sudah dapat
dibedakan atau biasa disebut dengan tumbuhan kormus atau kormophyta. Akar pada
rumput teki berupa akar serabut, yanng berfungsi sebagai penyerap air
dan mineral dari dalam tanah. Daun rumput teki memiliki pertulangan daun yang
sejajar. Daun pada rumput teki juga terbagi menjadi dua bagian yaitu daun yang
melindungi batang dan daun yang berada di bagian bawah bunga. Daun yang
melindungi batang ini bentuknya menjarum dan memanjang ke atas dari permukaan
tanah. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis. Sedangkan daun yang
melindungi bunga (daun brakhteral) merupakan daun yang berada di bagian bawah
bunga. Selain sebagai pelindung bunga, daun ini juga berfungsi sebagai tempat
fotosintesis. Batang pada rumput teki apabila dipotong melintang akan terlihat
kalau batangnya berbentuk segitiga. Pada tumbuhan rumput teki yang masih muda,
batang yang ke atas tidak kelihatan tapi kalau sudah menghasilkan bunga maka batang
yang tumbuh ke atas akan terlihat. Bunga pada rumput teki
berada di ujung atau apikal. Berfungsi sebagai alat perkembang
biakan karena rumput teki tidak memiliki buah dan biji. Bunga pada rumput teki
termasuk bunga majemuk , disekitar bunga ada daun yang disebut dengan braktea.
Karakteristik tumbuhan pinophyta ini adalah habitatnya herba, semak,
perdu/pohon, dan memiliki bunga tunggal.
Lalu
yang terakhir adalah pengamatan pada tumbuhan berbiji tertutup dikotil. dilakukan
pengamatan pada tumbuhan dari divisi Magnoliophyta dari golongan Magnoliopsida,
dari ordo Ericales, suku Balsaminaseae dan termasuk marga Impatiens
sehingga tumbuhan yang diamati adalah spesies Impatiens balsamina atau
lebih sering dikenal dengan tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina).
Selain sebagai tumbuhan dikotil, pacar
air juga merupakan tumbuhan kormophyta dan tumbuhan magnoliophyta (dulu
angiospermae) atau tumbuhan berbiji tertutup.
Sama seperti tumbuhan tingkat atas lainnya tumbuhan pacar air merupakan
tumbuhan kormophyta karena akar, batang dan daunnya juga sudah dapat dibedakan.
Akar pada
tumbuhan pacar air adalah akar tunggang. Pacar air
termasuk tanaman yang batangnya basah, lunak, bulat, bercabang dan warnanya
hijau kekuningan serta batangnya berpembuluh. Batangnya
berbentuk silinder. Batang pacar air
berharbitus herba yaitu batangnya mengandung air. Daunnya
tersebar dan bentuk daunnya lanset memanjang, pada pinggirnya bergerigi,
ujungnya lancip dan bentuk tulang daunnya menyirip. Pacar air yang kami amati
masih muda, sehingga belum terdapat bunga. Tapi umumnya bunganya
berada pada ketiak daun. Bunga pada pacar air sudah termasuk bunga lengkap
karena terdiri dari kelopak, mahkota, putik dan benang sari. Biji pada
tanaman ini tertutup oleh buah sehingga termasuk tumbuhan berbiji tertutup.
Berdasarkan
tingkat kerumitannya, tumbuhan hasil percobaan ini jika diurutkan mulai dari
yang terendah adalah: Lumut daun ( Bryophyta), tumbuhan paku, pinus (Pinus sp.), rumput teki (Cyprinus rotundus), pacar air (Impatiens balsamina). Dari hasil
pengamatan yang kami lakukan, terdapat 4 divisi kingdom yaitu Bryophyta, contoh lumut daun; Pteridophyta, contoh tumbuhan paku; dan
yang terakhir Spermatophyta yang
mencangkup Pinophyyta (tumbuhan berbiji terbuka), contoh tumbuhan pinus, dan Magniolophyta
(tumbuhan berbiji tertutup dikoti dan monokotil), contoh untuk monokotil itu rumput teki sedangkan untuk dikotilnya
pacar air.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta), merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
filogenik tertinggi. Seperti halnya tumbuhan paku, tumbuhan berbiji merupakan
tumbuhan berkormus sejati (Chormophyta) karena tubuhnya sudah dapat di bedakan
mana akar, batang, dan daun. Thalliophyta atau tumbuhan talus yaitu tumbuha
yang masih belum dapat di bedakan akar, batang, dan daunnya.
Thallophyta
dibagi menjadi 3 sub divisio, yaitu: algae (ganggan), fungi (cendawan atau
jamur), lichenes (lumut kulit). (Nihayatis, Ellis. 1986:167)
Perbedaan antara tumbuhan lumut (Bryophyta)
dengan tumbuhan paku (Pteridophyta)
yaitu: Dalam Pteridophyta, fase dominan adalah generasi
sporofit. Sedangkan, pada lumut, fase dominan adalah generasi gametofit. Pada
lumut, akar, batang dan daun masih belum sejati, jadi masih termasuk ke dalam
golongan tumbuhan talus atau Thalliophyta. Sedangkan pada lumut, kara , batang,
dan daun sudah dapat dibedakan, sehingga merupakan tumbuhan kormus atau
Chormophyta. Pada tumbuhan lumut sistem akar belum berkembang dengan baik,
artinya belum sempurna. Sedangkan pada tumbuhan paku akar sistem akar sudah
berkembang dengan baik, yang berfungsi sebagai pnyerapan dan jangkar. Pada
tumbuhan lumut tidak terdapat sistem vaskuler atau xilem dan floemnya belum
sempurna atau belum diketahui. Sedangkan pada tumbuhan paku sudah terdapat
sistem pembluh xilem dan floem. pada
tumbuhan lumut tidak terdapat kutikula. Sedangkan pada tumbuhan paku
bagian area sporofit ditutupi dengan kutikula untuk transpirasi.
Perbedaan
tumbuhan dikotil dengan mookotil, yaitu:
Dilihat dari bentuk akarnya:
Tumbuhan dikotil, akar tersusun
dalam akar tunggang yang kokoh dan ujung akar tidak diliputi oleh selaput
pelindung. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, akar tersusun dalam akr serabiut
yang kurang kokoh, dan ujung akar lembaga pucuk lembaga dilindungi oleh suatu
sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil.
Dilihat dari kambiumnya:
tumbuhan dikotil, akar dan batang
berkambium sehingga dapt mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar serta
mininggi.
Tumbuhan monokotil, akar dan batang tidak
berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar
yang ada halnya pertumbuhan meninggi.
Dilihat dari batangnya:
Tumbuhan dikotil, batang
bercabang-cabanng. Sedangkan tumbuhan monokotil batang tidak bercabng-cabang.
Dilihat dari daunnya:
Tumbuhan dikotil, pertulangan daun
menyirip atau menjari. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, pertulangan daun
sejajar atau melengkung.
Dilihat dari bijinya:
Tumbuhan dikotil, biji yang
berkecambah tetrbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping
dua). Sedangkan tumbuhan monokotil, biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak
membelah (biji berkeping satu).
Dilihat dari pembuluh angkutnya:
Tumbuhan dikotil, berkas pembuluh
angkut teratur dalam lingkaran atau cincin. Sedagkan, pada tumbuhan monokotil,
berkas pembuluh angkut tidak teratur.
Dilihat dari bunganya:
Tumbuhan dikotil, jumlah
bagian-bagian bunganya 4, 5, atau kelipatanyya. Sedangkan, tumbuhan monokotil,
jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya.
Perbedaan
biji terbuka dan biji tertutup. Perbedaan utamanya adalah terletak pada
bijinya. Pada tumbuhan biji terbuka, bijinya tidak ditutupi oleh buah, jadi bijinya
terletak diluar. Sedangkan pada tumbuhan biji tertutup, bijinya ditutupi oleh
buah. Alat reproduksi pada tumbuhan berbiji terbuka disebut strobilus atau
runjung. Sedangkan pada tumbuhan berbiji tertutup disebut bunga. Pada tumbuhan
berbiji terbuka terjadi pembuahan tunggal. Sedangkan, pada tumbuhan berbiji
tertutup terjadi pembuahan ganda. Batang tumbuhan biji terbuka tegak lurus,
bercabang-cabang. Sedangkan pada tumbuhan berbiji tertutup bermacam-macam,
bercabang-cabang atau tidak.
VII.
PENUTUP
7.1.
Kesimpulan
Tumbuhan tingkat tinggi telah
mempunyai jaringan pembuluh (memiliki jaringan pengangkut, dan memiliki
daun,batang dan akar). Contohnya pteridophyta (paku) dan spermatophyta (tumbuhan bunga). Tumbuhan
tingkat rendah tidak mempunyai jaringan pembuluh, sehingga materi disalurkan
dengan cara difusi antarsel. Contohnya Bryophyta (lumut) dan ganggang. Tumbuhan
tingkat tinggi harus sudah dapat dibedakan menjadi akar,batang dan daun yang
jelas. Dengan demikian jelas bahwa jamur adalah tumbuhan tingkat rendah. Jamur
berbeda dengan tumbuhan karena jamur tidak memiliki akar dan daun.
Lumut daun belum memiliki akar,
batang dan daun yang sejati. Namun ia sudah memiliki akar sederhana yang
disebut dengan rhizoid. Lumut memiliki sporogoium yang ditutup dengan kap
sporogonium.
Paku-pakuan
atau suplir sudah memiliki akar batang dan daun yang sejati. Suplir memiliki
tiga jenis daun yaitu daun fertile, daun steril dan daun muda.
Pinus
merupakan tumbuhan tingkat atas sehingga akar, batang dan daunnya sudah dapat
dibedakan. Daun pinus berbentuk runcing. Sedangkan bunganya terdiri dari dua
macam yaitu strobilus jantan dan strobilus betina.
Rumput
teki memiliki akar dan daun yang sudah dapat dibedakan. Akarnya berupa akar
serabut, batangnya berupa batang segitiga, dan daunnya berbentuk sejajar.
Rumput memiliki bunga apical yang letaknya di ujung.
Pacar
air memiliki akar serabut, batang berbentuk silinder, daun berseling, dan bunga
yang ada di ketiak daun. Ia juga memiliki buah yang didalamnya terdapat biji.
Posisi duduk daunnya tersebar dan tipe tulang daunnya adalah menyirip serta
tepi daunnya adalah bergerigi.
7.2. Saran
-
Diharapkan dari praktikum ini, kita dapat
mengetahui dan menjelaskan lebih spesifik tentang keanekaragaman organism pada
tumbuhan..
-
Diharapkan para praktikan lebih hati-hati dalam
menyimpulkan sesuatu hal.
-
Dapat membuat laporan laboratorium ini sebagai sarana
untuk mendorong praktikan untuk berpikir aktif dan kreatif dalam kegiatan
praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Nihayatis,
Ellis. 1986. Anatomi Tumbuhan. Malang: Rajawali
Sudarnadi,
Hartono. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1981. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus). Jakarta: Bhratara Karya
Aksara.
Tjondronegoro,
Puspa Dewi, dkk. 1989. Botani Umum II. Bogor: ITB.
Waluyo,
Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember :
Jember University Press.
Waluyo, Joko.
2010. Biologi Umum. Jember : Jember University Press.
Yatim,Wildan.
1987. Biologi. Bandung : Tarsito
SEMOGA BERMANFAAT :)
Lampiran:
LUMUT
DAUN
|
PINUS
|
PACAR
AIR
|
JANTAN
|
BETINA
|
TUMBUHAN
PAKU
|
RUMPUT
TEKI
|